Sebelumnya
saya ucapkan “SELAMAT IDUL FITRI 1435 H
MOHON MAAF LAHIR BATHIN” bagi pembaca, blogger dan semuanya.
Dalam
sebuah perayaan pasti banyak cerita menarik yang dapat kita bagi kepada semua
orang, begitu pun dengan saya.
Mendapat
sebuah kemenangan di hari raya idul fitri tidaklah mudah kita lalui, karena
dalam satu bulan penuh kita menjalankan ibadah puasa, bukan saja menahan lapar
dan haus saja, tapi menahan diri dari segala godaan, juga menahan diri dari
segala amarah, benci maupun dengki.
Dalam
berpuasa di bulan ramadhan kita juga harus menjaga hati, telinga, mulut dan
mata, supaya terhindar dari segala perbuatan yang tidak baik. Di bulan ramadhan
pahalanya sangat besar, apalagi bulan ramadhan adalah bulan yang penuh dengan
berkah, maka memperbanyak ibadah dan berbuat baik setulus hati dibulan ramdhan
akan mendapat balasan dari Allah SWT.
Untuk
ramadhan tahun ini saya sedikit bersedih, mengingat tak bisa menjalankan puasa
satu bulan penuh, maklumlah kalau seorang perempuan itu pasti ada halangannya,
tapi tak membuat saya menyerah begitu saja, saya bisa tetap beribadah dibulan
penuh hikmah ini dengan selalu setia mendampingi suami serta anak-anak,
menyiapkan hidangan berbuka dan sahur buat suami itu juga bisa mendapatkan pahala.
Menjalani
puasa di tahun ini, begitu luar biasa, karena harus menjaga kedua anak yang
sedang super aktif, bahkan pekerjaan rumah yang menumpuk, juga pekerjaan lain
yang kejar deadline, anehnya tak
sedikit pun saya merasa lelah atau haus, mungkin kalau semua dijalankan dengan
hati ikhlas, Tuhan memberikan kemudahan buat kita supaya ibadahnya tetap
terjaga dan lancar sampai waktu berbuka.
Tradisi
ngabuburit pun tidak seperti waktu masih muda, yang hanya jalan-jalan, tapi
semenjak menikah saya lebih banyak ngabuburit di dapur sambil menyiapkan menu
berbuka, kalau semua sudah selesai baru membaca Al-Quran sampai adzan maghrib
berkumandang.
Satu minggu
sebelum hari raya idul fitri, sedikit galau dan bersedih, karena belum ada
kepastian akan mudik kekampung halaman atau tidak, mau pulang sendiri dengan
anak tidak berani…hehehe, maklumlah ramadhan ini bertepatan dengan pemilihan
umum presiden dan wakilnya, yang mengharuskan prajurit untuk bersiaga, begitu
pula dengan suami saya yang ikut siaga.
Dok Pribadi (persiapan mau pulang kampung..bangun tidur itu..hihi)
Sampai
akhirnya tiga hari sebelum hari kemenangan, saya bisa menuju kampung halaman di
kota Garut untuk merayakan idul fitri dengan semua keluarga besar, yang paling
utama bisa kumpul bersama Ibu dan adik tercinta. Apalagi bisa membuat ibu
tersenyum bertemu cucunya itu adalah sebuah kebahagiaan yang luar biasa. Dan setidaknya saya masih bisa merasakan diramadhan terakhir dengan sahur dan berbuka dengan keluarga tercinta di kampung.
Dok Pribadi. Kampung halamanku |
Sebenarnya
sedikit memberi kejutan kepada Ibu, yang pagi harinya memang bersedih di balik
telepon, karena tidak bisa bertemu cucunya dihari raya idul fitri, saya juga
tidak tahu bahwa suami sudah memiliki izin, alhasil tanpa persiapan sama
sekali, bawa baju seadanya, anak lagi tidur pun langsung dibawa, kami menuju
kekota Garut.
Saat sampai
kerumah saya melihat Ibu terkejut bahagia, karena cucu serta anak menantunya
datang, langsung aja tuh dipelukin teteh Chantika sama ade Dimasnya. Ya tiada
yang lebih indah dihari itu selain melihat senyuman seorang Ibu.
Kalau di Garut anak-anakku merasa bebas bermain, maklum kalau dikomplek halaman terbatas, kalau dikampung halamannya luas, jadi mereka bisa bermain kesana kemari sesukanya, saya pun tenang tanpa rasa takut anak-anak lari kejalan, karena gerbang rumah tinggal digembok saja...hehehe.
Kalau di Garut anak-anakku merasa bebas bermain, maklum kalau dikomplek halaman terbatas, kalau dikampung halamannya luas, jadi mereka bisa bermain kesana kemari sesukanya, saya pun tenang tanpa rasa takut anak-anak lari kejalan, karena gerbang rumah tinggal digembok saja...hehehe.
Dok. Pribadi (Keceriaan anak dan adikku)
Awalnya
saat dikota Garut, banyak sekali rencana yang sudah dibuat, jalan kesana kesini
dan lainnya, tapi semua gagal total, karena hujan yang terus turun dari pagi
sampai sore yang mengharuskan kita terus diam didalam rumah, sampai mau kepasar
pun untuk persiapan lebaran harus berbasah-basahan.
Dok Pribadi (suasana rumah saat hujan terus turun) |
Menu
ketupat dan opor memang makanan yang selalu ada dihari raya idul fitri, tapi
kalau dirumah saya siomay jauh lebih penting ada dirumah ketimbang opor
ayam…hehehe. Apalagi adik saya sangat suka dengan siomay dicampur bumbu kacang
yang terasa begitu nikmat buat disantap saat lebaran.
Dok Pribadi (siomay ayam) |
Sedikit
berat hati meninggalkan kampung halaman terutama Ibu dan adik-adik saat lebaran
hari kedua, mengingat saya masih rindu dengan mereka, begitu pun sebaliknya,
tapi tak apa semoga saja secepatnya bisa pulang lagi kekampung halaman. Dan Ibu pun mengerti bahwa pulangnya kami dengan cepat ke ibukota, karena sudah
ada tugas dan tanggung jawab anak-anaknya dalam bekerja.
Sempat
ketakutan akan macet saat perjalanan pulang ke Jakarta, tapi untungnya tidak
sama sekali, malah lancar sekali, macet pun hanya sebentar saja, malah
sebaliknya jalur arah Garut yang macet parah dari sepanjang saya jalan dari
arah Tarogong sampai cileunyi arah Garut penuh dengan kendaraan, apalagi
dijalur nagreg penuh sesak kendaraan.
Dok. Pribadi (jalanan arah Garut dan Tasik macet total 29 Juli 2014)
Macet
seperti itu memang setiap tahun terjadi, semuanya demi mengisi waktu di hari lebaran, dan demi berkumpul dengan keluarga dikampung halaman tercinta. Apalagi
kota Garut juga banyak tempat wisatanya, disini sudah pasti banyak wisatawan
datang untuk menikmati alam kota Garut yang indah dan sejuk, ada candi
cangkung, situ bagendit dan yang lainnya.
Yang
terpenting saat mudik itu jaga kesehatan, badan tetap kuat, supaya liburan dan
mudiknya tetap aman, lancar dan selamat. Selamat mudik, selamat liburan dan
selamat berkumpul dengan keluarga tercinta. Jadikan kemenangan idul fitri ini
untuk kita tetap menjaga keharmonisan dan silahturahmi dengan keluarga
tersayang supaya tetap terjalin dengan baik.
Dan bagiku kemenangan sejati di hari raya, adalah bisa menjalankan ibadah dengan khusu dan selalu bisa bersama keluarga juga dapat menikmati hari lebaran dengan Ibu yang kucinta beserta adik-adik tersayang, biar hanya bertemu sesaat, hati kami selalu bersama selalu.
Bagaimana dengan cerita kamu di libur serta hari raya idul fitri kemarin ? pasti lebih seru...yuk berbagi cerita....
Salam hangat dari Jakarta
Dan bagiku kemenangan sejati di hari raya, adalah bisa menjalankan ibadah dengan khusu dan selalu bisa bersama keluarga juga dapat menikmati hari lebaran dengan Ibu yang kucinta beserta adik-adik tersayang, biar hanya bertemu sesaat, hati kami selalu bersama selalu.
Bagaimana dengan cerita kamu di libur serta hari raya idul fitri kemarin ? pasti lebih seru...yuk berbagi cerita....
Salam hangat dari Jakarta
Selamat Idul Fitri 1 Syawal 1435 H. Maaf lahir batin ya mbak...
BalasHapusMacet panjang pasti ya, sodaraku bandung juga harus menghadapi macet saat pulang balik ke bandung...
sama-sama mas Adi..maaf lahir bathin juga...
Hapuskalau saya pulang kegarut maupun balik ke jakarta alhamdulillah ga macet...tapi saat balik ke jakarta, liat arah ke garut macet total
alhamdulillah, akhirnya bisa kumpul keluarga di garut, meskipun hujan selalu membasahi, ...keep happy blogging always...mohon maaf lahir batin, salam dari Makassar :-)
BalasHapusiya mas Hari alhamdulillah bisa pulang juga, biarpun sempat galau, tapi endingnya seneng bisa kumpul keluarga....sama-sama maaf lahir batin juga
Hapussalam dari Jakarta
terharu bacanya pas nenek ketemu cucunya... minal aidzin wal faidzin mbak :))
BalasHapussama-sama mas Lucky minal aidzin juga ya......
HapusIya neh jarak yang jauh, akan selalu membuat nenek dan cucu saling kangen.
Mak dari Garut ternyata :) Iya ya mak, Garut sekarang banyak dikunjungi wisatawan lokal karena banyak tempat wisata menarik..
BalasHapusIya mak Arifah saya dari Garut, tepatnya dari daerah situ bagendit, tahu ga mak?...mampir atuh ke bagendit...rame...hehehe
Hapus