Dok. Pribadi |
Punya anak remaja?,
atau adik dan saudara berusia remaja?. Kalau saya seh jujur punya, lah iya dari
adik, keponakan dan sepupu masih pada remaja. Sedikit ada kekhawatiran
sebenarnya, mengingat remaja dulu selagi zaman saya, berbeda sama sekarang.
Maklumlah sekarang kemajuan teknologi pun semakin meningkat. Kalau dulu
boro-boro tau facebook, twitter, path, melakukan koneksi internet saja ga pernah.
Apalagi pegang smartphone atau gedget, tidak sama sekali, alhasil zaman saya fokus belajar dan lebih
banyak ikut kegiatan positif, seperti ekstrakulikuler.
Dok. Pribadi |
Kalau remaja
sekarang, dari kemauan yang susah diatur, perkembangan yang semakin pesat,
ditambah kalau lagi asyik pegang smartphone, susah banget diajak ngomong “ini
pengalaman saya loh ya..gatau kalau yang lain”. Nah karena hal inilah, sedikit
banyak takutnya neh, apalagi dulu sempet ada kasus, ponakan diajakin sama temen
facebooknya, untunglah ya selamat. Dan ini jadi pelajaran buat saya dan keluarga,
bahwa pengawasan anak saat ini meski diperketat, jangan sampai kecolongan.
Nah, makanya saya
senang sekali neh kalau ada acara yang bertemakan remaja. Seperti beberapa
waktu lalu, tepatnya sabtu, 28 Maret 2014, yang bertempat di Resto Ngalam FX
Sudirman lantai F2 Jakarta. Ada acara yang diadakan oleh Sunco, bernama “Arisan Sunco”. Bahkan acara ini pun
dihadiri oleh perempuan yang membawa serta anak-anaknya. Seru?, tentu saja,
karena disini bukan hanya sekedar arisan seperti biasanya, tapi juga ada
sharing dan diskusi tentang remaja. Jadi kita bukan saja, nungguin kocok
arisan, tapi lebih dari itu mendapat ilmu untuk dibawa pulang kerumah.
Sharing
Bersama Dengan Sunco
Tau minyak goreng
Sunco?, tentu saja tahukan ya. Nah pada kesempatan yang pertama, tentu saja
acara diisi dengan sharing bersama dengan Sunco yang diwakili oleh Bu Maulina, selaku penyelenggara acara
ini. Saat acara dibuka oleh MC, tentu saja bertanya dong, “biasanya kalau beli
minyak goreng, dilihat dari apanya dulu ya bu?”, “harga” nah jawaban itu yang
kebanyakan di jawab dong, maklumlah namanya Ibu-ibu.
Disinilah Bu Maulina
menjelaskan tentang pentingnya mengetahui minyak goreng yang tepat untuk
kesehatan keluarga. “Memilih minyak goreng jangan dilihat dari harganya”
penjelasan bu Maulina, mengapa?, karena murah belum tentu baik untuk kesehatan. Mahal sedikit tidak apa-apa yang penting bisa menjaga kesehatan, itu poin
penting yang saya ambil. Tentu sajalah ya, sebagai seorang Ibu, saya perlu tahu
hal seperti ini neh. Jangan sampai karena harga lagi turun di pasaran, beli yang itu, dan
lagi naik cari yang lebih murah, “STOP deh yang kayak begini, kalau sayang
kesehatan keluarga”.
Dalam kesempatan ini
Bu Maulina memaparkan banyak hal
tentang produknya yaitu minyak goreng “Sunco”.
Yang memiliki keunggulan mulai dari bening, tidak mudah beku, dan mudah mengalir. Mengapa
demikian?, karena Sunco ini diproduksi dari kelapa sawit segar pilihan dan
difortifikasi dengan vitamin A. Bahkan Sunco ini diproduksi melalui 5 tahap
proses penyaringan, yaitu mulai dari 3 kali pemurniaan, dan 2 kali penyaringan.
Sehingga bisa menghasilkan minyak goreng Sunco yang bening dan berkualitas, dan
tidak mudah beku, serta mudah mengalir seperti air. Cobalah untuk memasukkan
minyak ke lemari es selama beberapa menit, kalau ada endapan beku itu biasanya
bukan 2 kali penyaringan.
Dok. Pribadi
Tidak percaya?, kalau
saya percaya minyak ini bisa diminum (bukan segelas penuh, saya mencobanya dengan
sendok), bahkan dipake membuat kue brownies, dan saya sudah mencobanya sendiri. Bahkan ya,
dalam kesempatan ini pun, Bu Maulina mengajak peserta acara untuk menguji
langsung, bahwa Sunco bisa diminum. Dari 3 orang yang ikut serta merasakan
Sunco, mengatakan bahwa “rasanya seperti air saja ya”.
Nah ada yang penting
kita tahu neh, Bu Maulina menyampaikan bahwa kita sebagai Ibu yang senang
memasak, supaya tahu kekentalan minyak. Jangan sampai menggunakan minyak yang
sudah kental, biarpun masih bening, untuk digunakan kembali memasak esok
harinya, karena ini tidak baik untuk kesehatan. Bahkan lihatlah dulu tanggal
kadaluarsa minyak tersebut sebelum digunakan.
Sharing
ilmu dan diskusi bersama Psikolog
Dok. Pribadi |
Acara inti pun
dimulai dalam Arisan Sunco ini, yaitu tentang mendampingi anak usia remaja.
Dalam acara arisan perdana ini, Sunco menghadirkan seorang pembicara, yaitu Ita D Azly yang merupakan seorang
psikolog keluarga, yang tentunya membuka praktek di dua tempat yang berbeda.
Ibu dari seorang puteri ini pun merupakan lulusan fakultas psikologi UI yang
lebih banyak membuka praktek konseling dan psikoterapi.
Pada kesempatan ini
Bu Ita sharing ilmu dan diskusi,
bagaimana sebagai orang tua harus bijak dalam mendampingi remaja. “Masa remaja
adalah masa topan dan badai” ucap Ita. Dalam masa ini kita harus banyak
mendampingi anak, supaya tidak salah dalam mengambil keputusan. Bahkan
kebanyakan peserta sangat antusias untuk saling sharing seputar kehidupan remaja saat ini, ada yang sudah merokok,
cuek dengan nasihat dan lain-lainnya. Maka sudah tentu, kebanyakan orang tua
sangat khawatir dengan hal ini.
Bu Ita juga
menjelaskan bahwa saat ini remaja cenderung cepat berkembang, bukan saja dalam
kehidupan sosial, tapi juga fisik. Bagaimana tidak, antara anak-anak perempuan
dan lelaki diusia masih sekolah dasar saja sudah terlihat perkembangannya.
Mulai dari fisik tubuhnya, suara, dan lihatlah wajahnya yang sudah berjerawat.
Bahkan pengaruh perubahan fisik ini sangat jelas terlihat. Remaja saat ini
lebih banyak berpikir cepat, tapi konsentrasinya kurang, apalagi kalau mereka
sudah asyik dengan gadgetnya.
Dok. Pribadi
Bahkan cara berpikir
anak sekarang pun berbeda, dan itu bisa dilihat dari perkembangan sosialnya. Kebanyakan mereka lebih mendengarkan ucapan temannya, ketimbang orang tuanya.
Dan sangat jelas ini sangat tidak baik, sebagai contoh kecil saja neh, sepupu
saya pernah cerita begini “teh, mama mah ngomongnya zaman dulu terus, kan
sekarang beda, bener kata temen, diakan baik”. Nah loh, bertanya-tanya dong dalam hati,
dibilangin kalau sama orang baru kenal jangan mudah percaya, ini malah lebih
percaya temennya yang selalu memujinya setinggi langit.
Dan memang benar,
sebagai orang tua atau bahkan kakak, kita harus bisa mendampingi anak-anak
remaja secara baik. Apalagi kebanyakan saat ini beban pikiran remaja sangat
berat dan bisa menimbulkan stress. Seperti yang kita tahu, pelajaran semakin
sulit, nilai UN semakin tinggi, les sana-sini, kebayang dong bisa bikin pusing
tuh kegiatan setiap hari, belum lagi kalau ada masalah.
“Perlu kreatif
sebagai orang tua untuk mendekati anak” ucap Ita. Ya tentu saja ini penting,
mengingat pendekatan antara anak lelaki dan perempuan berbeda, kalau perempuankan akan mudah
curhat banyak masalah kepada ibunya atau bahkan kakaknya, berbeda sama anak
lelaki yang cenderung tertutup. Maka disini sebagai orang tua kita harus punya ide kreatif, supaya anak-anak mudah bercerita kepada orang tuanya. Bu Ita juga
berkata sebagai orang tua harus bisa berkomunikasi dengan baik dengan anaknya,
supaya terjalin kedekatan, dan fokuslah saat berbicara, bisa dengan menatap
matanya secara sejajar dengannya. Dan disini bu Ita memberi tips komunikasi
cinta orang tua dan remaja.
Komunikasi Cinta
Orang Tua & Remaja
|
|
Komunikasi =
dialog (interaksi dua arah) untuk membangun saling pengertian.
Sadari &
pahami bahwa masa remaja adalah masa topan & badai, punya keunikan &
tantangannya.
Orang tua
dan remaja sama-sama punya stress.
Stressors
(pencetus stress) bisa berupa : orang-situasi-kondisi.
Upayakan
menerapkan “ritual” dalam keluarga, missal : makan bersama; beribadah
bersama, berolahraga bersama.
|
Orangtua dan remaja punya kesepakatan &
committed dengan kesepakatan serta konsisten menerapkannya. Misal : no
gadget, saat sedang makan bersama.
Upayakan menerapkan “15 minutes to share and talk” setiap hari (mengasah active listening).
Dampingi remaja menghadapi dan mengatasi
masalahnya secara bertanggung jawab (melatih problem solving skills & decision making skills)
Parenting
with the heart.
|
Dok. Pribadi |
Dalam kesempatan ini
pun Bu Ita mengajak seluruh peserta untuk mengungkapan perasaannya kepada anak
melalui surat cinta. Disini semua peserta tentu saja antusias, dan tidak
sedikit yang meneteskan air mata saat membuatnya. Karena disini kita
mencurahkan semuanya, yang tentu saja surat itu akan diberikan langsung kepada
anak-anaknya di rumah.
Acara sharing ilmu
dan diskusi bersama Bu Ita ini pun ditutup dengan dibacakannya sebuah puisi
yang ditulis oleh Douglas McArthur yang berjudul “ A Prayer For My Son”, dimana
penulis puisi ini adalah seorang jendral perang. Dan tentu saja isinya pun
sangat mengharukan.
Arisan
Sunco
Dok. Pribadi
Di penghujung acara,
tentu saja pihak penyelenggara pun membagikan banyak doorprize kepada peserta, beserta pengumuman pemenang live tweet. Dan
banyak dari emak blogger yang mendapatkannya loh. Karena acara ini namanya arisan,
tentu saja ada kocokannya juga. Tapi hanya ada satu peserta saja yang beruntung
untuk mendapatkan satu seat peralatan masak. Selamat buat yang menang.
Acara "Arisan Sunco" perdana ini pun
ditutup dengan keseruan dengan foto bersama. Banyak sekali yang didapat setelah
pulang dari sini, bukan saja mendapatkan ilmu dan pelajaran berharga,
tapi saya juga punya kewajiban penting, yaitu harus bisa menjadi kakak yang baik dan bisa mendampingi adik-adik
dengan baik diusianya yang masih remaja, kalau perlu menjadi teman curah yang paling favorit buat mereka.
Waaah lengkapnyaaa.. dan seru banyak ilmu ya disana, yg pasti sih silaturahminya ya.. hehe..
BalasHapusHehe, harus lengkap ah biar ilmunya tersampaikan...hehe
HapusBagus ilmunya, berharap saya nanti bisa melalui masa topan dan badai anak2 dengan baik
BalasHapusAmin. Midah2an mak arin..dan anak remajanya bisa selalu dekat dengan orang tua ya.
HapusBagus ilmu tentang parenting buat remajanya. Anakku ada 2 yg remaja soalnya.
BalasHapusTerima kasih. Ayo mak ade semakin mendekatkan dgan para remajanya...dicoba komunikasi cintanya mak. Kira2 bikin surat cinta bakal bagaimana perasaan anaknya mendapat surat dri ibunya.
Hapuskirain cuma acara masak aja, Mak. Ternyata ada bincang-bincangnya juga. Asik, ya :)
BalasHapusMalah ga ada acara masaknya mak Myra....sharing, bincang dan makan. Nanti kalau ada lagi, yuk ah ikutan mak.
Hapus