Cermat Memilih Pasangan Hidup

Ilustrasi pasangan
dari dramakoreaterbaru.net
Kalau melihat foto ini pasti fansnya langsung teriak "oh Rain...Song Hye Gyo". Eits, tapi jangan mikir dulu saya lagi ngobrolin drama korea ya, ini hanya ilustrasi saja. Soalnya cocok saja sebagai pasangan hehehe. Dah ah itu mah drama ya bukan kenyataan.

Kalau ngomongin pasangan, pasti semua lebih pengalaman ketimbang saya. Banyak yang sudah menikah bertahun-tahun dan menjalani kehidupan rumah tangga dengan harmonis. Saya mah apa atuh ya, menikah saja baru menginjak 6 tahun, jadi belum bisa bicara banyak. Tapi jangan takut, disini saya hanya ingin berbagi cerita neh yang mungkin bisa menjadi pelajaran buat kita, khususnya yang masih single dalam memilih pasangan hidup.

"Sebut saja dia NB, seorang perempuan yang tidak lain adik teman saya. NB baru menginjak usia 20 tahun saat dia memutuskan menikah. Saya tahu perjalanan cintanya, yang memang sering curhat kepada saya yang sudah dianggapnya kakak. NB memang gadis cantik, rambutnya panjang dan indah, kayak bintang shampo gitu deh. NB ini hanya punya pengalaman 2 kali pacaran saja, dan itu pun putus ditengah jalan".

"Akhirnya di akhir tahun 2013, NB bertemu seorang lelaki berinisial AJ, lelaki yang sudah mapan, dimana umurnya saat itu sudah 28 tahun, sedangkan NB 20 tahun. Tak ada yang tahu dimana mereka bertemu, termasuk kakaknya sendiri. Sampai 3 bulan berlalu NB memutuskan untuk menikah secepatnya, dan disetujui Ayahnya. Tapi tidak dengan Ibu dan kakak-kakaknya. Ayahnya selalu memuji calon menantunya itu begitu baik dan sayang pada anaknya. Tidak ada yang dapat mencegah keputusan Ayahnya, apalagi NB terlihat sudah begitu mencintainya".

"Singkat cerita acara pun digelar dengan sangat meriah. Dan saat mengikut acara dari awal sampai akhir, dimana waktu itu saya menjadi pembawa acaranya. Tampak wajah Ibu NB dan kakak-kakaknya seperti tak menunjukkan rasa bahagia, senyum pun seperti terpaksa. Seperti ada rasa gelisah, khawatir, takut, pokoknya campur aduk".

"Waktu terus berlalu NB pun mengandung, dan saat itu semuanya berubah. Sifat asli suami yang dicintai dan dipuji-puji ayahnya berubah 180 derajat, begitu pun keluarga suaminya, yang ternyata AJ, masih beristri dengan 2 anak. Bukan itu saja, AJ jadi suka berperilaku tidak baik kepada NB, bahkan senang mencari hiburan diluar "bisa ditebak maksudnya kemana'. Karena kelakuan suaminya itu, NB pun mengalami pendarahan hebat, dan mengakibatkan dia kehilangan bayinya. Bagaimana perasaan Ayahnya kini?. Penyesalan yang terus berlanjut, hingga membuatnya sakit-sakitan. Dan kini NB memang sudah tidak hidup bersama lagi dengan AJ, karena diawal 2015 dia resmi berpisah dengan suaminya itu".

Ilustrasi : Pernikahan
Dokumen Pribadi
Melihat dari cerita diatas, sejujurnya saya dan teman saya begitu sedih. Dan ketika saya meminta izin untuk menceritakan semua ini, dia masih merasa sedih hingga kini, karena melihat takdir adiknya yang begitu menyedihkan dimasa lalu. Biarpun kini N sudah memiliki calon pasangan hidup, tapi itu menjadi pelajaran bagi keluarganya supaya tidak tergesa-gesa mengambil keputusan.

Pelajaran apa yang bisa kita ambil disini?. Jadilah manusia yang "cermat memilih pasangan hidup". Menikah itu sekali seumur hidup, hingga mencapai kebahagiaan dunia dan akherat. Yang cermat itu bagaimana?. Sedikit berbagi pengalaman sendiri dan masukan dari teman yang memang sudah lama berumah tangga. 

Memilih pasangan itu bukan seperti memilih mainan, kalau itu cocok ambil dan sudah rusak dibuang begitu saja. Memilih pasangan itu harus secermat mungkin, bukan hanya sekedar cinta atau sudah mapan, tapi lebih dari itu harus bisa diridhoi Tuhan.
  • Siapkan mental, hati, dan pikiran sebelum menentukan kepada siapa hati dan cinta itu diberikan. Mau jalan Ta'aruf juga boleh, Insya Allah berkah. Seperti pengalaman teman-teman yang mengalami proses ini, sebelum mereka menuju pelaminan. Mereka meneguhkan hati dengan banyak beribadah, apakah itu keputusan terbaik atau tidak. 
  • Seringlah beribadah. Ketika sudah bertemu pasangan yang cocok, jangan langsung ambil kesimpulan "dialah yang terbaik". Tapi cobalah untuk terus mendekatkan diri kepada Tuhan, supaya mendapat ridho-Nya. Bisa dengan istikharah dan berpuasa. Dulu saya juga begini, biarpun sudah kenal keluarganya. Bukan berarti langsung siap ke pelaminan, tapi saya terus melakukan istikharah sampai jawaban dari Tuhan saya dapatkan.
  • Harus tahu seluk beluk, latar belakang akan perempuan atau laki-laki yang akan menjadi pasangan hidup kita. Bukan harus tahu berapa luas tanah atau banyaknya deposito. Tapi kita harus tahu, dimana pasangan kita tinggal?, siapa orang tuanya?, bagaimana keluarganya?, apakah pasangan kita sudah, belum, atau pernah menikah?. Jangan sampai sudah menikah ternyata, kenyataan baru diketahui.
  • Jangan sepelekan hati nurani orang tua. Ketika orang tua bilang "Ibu/Ayah tidak tenang dan belum bisa menerima pasangan", itu berarti orang tua merasa kalau pasangan anaknya belum tepat. Dulu sebelum bertemu suami, saya juga begitu. Ketika Ayah dan Ibu bilang tidak tenang saya dengan seseorang berinisial ASA, saya pun menurutinya, biarpun saya suka. Karena saya tahu, siapa pun yang direstui dan diridhoi oleh orang tua dan hati mereka tenang menerima pasangan kita, berarti Tuhan pun meridhoi.
  • Jangan mudah percaya dengan rayuan pasangan. Beuh ini penting banget neh, biasanya ya yang suka ngerayu setinggi langit itu ada maunya. Soalnya banyak yang sudah mengalami ini, saya pun pernah. Untungnya karena saya mendengarkan kata orang tua, jadi terbebas dari malapetaka. Jadi itu gunanya restu orang tua.
  • Memilah dan memilih dengan baik, dan gunakan kata hati kalian saat mencari pasangan.
  • Kalau perlu berikan tes kepada pasangan sebelum lanjut ketahap selanjutnya. Tesnya bisa terserah kalian, kan kalian yang tahu kepribadian pasangannya. Kalau saya seh sering tuh sewaktu pacaran, bukan saja tes, tapi ini benar-benar cobaan dalam hubungan kami. Dimana saya sering sakit, sampai saya kena guna-guna, kehidupan saya jatuh setelah tidak ada Ayah. Suami malah terus mendukung saya, mengobati saya supaya lepas dari guna-guna seseorang, sampai membantu saya dalam segala hal, termasuk membiayai hidup saya selama menyelesaikan kuliah dan akhirnya kami menikah.

Nah kayaknya itu saja deh cerita saya dan hasil rangkuman dari pengalaman sahabat-sahabat saya yang pernah dialami, bagaimana cermat memilih pasangan hidup. Ini hanya sharing saja ya, karena semua kembali kediri masing-masing, bagaimana menentukan pasangan hidup yang terbaik untuk menemani hari-hari dalam menjalani kehidupan.

32 komentar

  1. waktu itu suaminay di tes juga ya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dites tanpa sengaja itu mah..cobaan asli bin nyata mak Lidya..hehehe

      Hapus
  2. Wah..ilmu bgt nih. Ya..krna pernikahan adalah hal sakral yg tak bs diputuskan dg tergesa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener banget .... tak perlu tergesa-gesa, yang penting itu kita tahu siapa sesungguhnya pasangan kita yang akan jadi Imam.

      Hapus
  3. Eh sekarang kan baru tahun 2015... berarti perkawinan NB singkat juga ya? (*malah ngegosip)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah iya mbak Ade bisa di tebak tuh hanya satu tahun .....

      Hapus
  4. Turut prihatin sm nb mbak...
    Terburu buru memang bukan hal yg baik sih..
    Apalagi soal nikah..kudu bener2 nimbang2nya..
    Daku dulu jg sempet blm direstui sm ortu, abis itu doi malah berusaha sekuat tenaga, hingga akhirbya 2 thn kemudian gayung bersambut, yeayyyy...
    Smoga nb segera dipertemukan sesorang yg jauh lbih baik dr mantan suaminya yg geje itu.
    Amin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah NB sudah bertemu jodohnya yang terbaik, sedang penjajakan ketahap selanjutnya.

      Hapus
  5. Aku termasuk yang cermat memilih pasangan hidup Mbak... Saking cermatnya malah agak2 telat menikah..hehe...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tak apa telat juga mbak..kan baru bertemu jodohnya. Kakak saya banyak yang telat juga.

      Hapus
  6. Dapat ilmu berharga dari yang udah pengalaman. Setidaknya bisa di praktekin ntar dalam memilih pasangan dunia akhirat. Mana item-itemnya di jelasin lebih rinci lagi. Pokoknya siip... deh.

    BalasHapus
  7. wah saya juga lagi nyari pendamping hdp ni mak emang harus lebih cermat biar ga nyesel seumur hdp..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener..jangan sampai penyesalan itu diakhir, jadi kita harus benar-benar memelih pasangan.

      Hapus
  8. Saya dulu menerima cinta suami waktu masih kelas 3 SMEA, belum mikir masa depan jadi terima aja meskipun pengangguran. Tapi satu hal yang meyakinkan saya, suami pernah mondok di pesantren, pasti bisa menjadi imam saya.
    Alhamdulillah saya tidak salah pilih :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Berarti lumayan lama pacarannya ya mba...sama kayak saya kalau begitu hehehe

      Hapus
  9. Jadi pelajaran berharga nih buat para single n ortu yg mau nikahin anaknya, kudu tau betul siapa calon mantunya :)

    BalasHapus
  10. Cincinnya shining banget *gagalpokus*

    Aku juga nikah pas 20 tahun, suami 26, itu juga setelah melibatkan diri dengan keluarganya Baru 'deal' buat nikah. Hehehe. Pokoknya cara terbaik buat nilai seorang laki laki dengan mendekatkan diri pada keluarganya sebelum janur kuning melengkung. Karna cowo baik baik kebanyakan berasal dari keluarga baik. Cmiiw

    BalasHapus
    Balasan
    1. Siip setuju, apalagi kalau pengen ketemu orang baik, tentu kitanya juga harus berbuat baik ya.

      Hapus
  11. Memang ya, Mak, nurani seorang ibu tak bisa dibohongi, insting mereka tajam sekali dalam membaui hal-hal yang kemungkinan mengintai ananda tercinta. Nice tips and sharing, Mak.
    Semoga menjadi pembelajaran bagi kita semua, ya! :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mak Al, insting Ibu tajam luar biasa, makanya tidak salah kalau surga hanya ada di telapak kaki Ibu.

      Amin

      Hapus
  12. Harus tahu seluk beluk, latar belakang akan perempuan atau laki-laki yang akan menjadi pasangan hidup kita. > Memang wajib banget Mbak. Let's say ada dua kenalan saya yang punya pengalaman serupa, yang satu tau status calon suami menjelang hari H, pernikahannya tetap dilanjutkan (dan akhirnya berpisah juga). Yang lain Alhamdulilah tahu sebelum terlanjur menetapkan hari H dsb. Jadi oleh teman kami yang laki-laki dan sudah berkeluarga, yang (waktu itu) masih gadis-gadis dinasehati. Kalau ada yang mendekati dengan maksud serius, langsung cari tahu tentang keluarganya & latar belakannya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar mba harus tahu banyak dulu sebelum mengambil keputusan.

      Hapus
  13. terima kasih tips2nya teh lis.. jd makin waspada :)

    BalasHapus
  14. artikel yang mencerahkan. apalagi bagi single seperti saya. :)

    BalasHapus
  15. orang single cocok banget ne., apalagi menikah satu kali seumur hidup

    BalasHapus
  16. Aku mengandalkan shalat istikharah memilih di antara 5 pilihan calon pasangan hidup... hehehe... Alhamdulillah manjur banget

    BalasHapus
  17. Saya telat nih bacanya hihihi, alhamdulillah sudah menemukan pasangan hidup yang semoga pernikahan saya dan suami penuh berkah. Barokah, Aamiin ^^

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkunjung. Silahkan memberikan komentar. Mohon maaf link hidup dan spam akan otomatis terhapus.