Manjakan Lidah Dengan Kuliner Khas Manado


[Wisata Indonesia] Berkunjung ke Manado Sulawesi Utara tidak lengkap kalau belum wisata kuliner. Setelah 2 hari full dengan kegiatan jelajah gizi, seperti mengenal keberagaman pangan Minahasa, budaya lokal, mengenal makanan bergizi di Minahasa, bakti sosial, hingga melihat secara langsung proses pembuatan makanan khas Minahasa. Maka, di hari terakhir di Manado, peserta jelajah gizi diajak untuk menikmati aneka kuliner khas, sebelum pulang ke Jakarta.

Pagi itu lidah ini sudah dimanjakan dengan kuliner khas Manado, yakni bubur Tinutuan yang berada di kawasan kuliner Tinutuan Wakeke. Di tempat ini peserta jelajah gizi bukan hanya makan, tapi bisa melihat secara langsung proses pembuatan bubur tinutuan di dapurnya langsung. Melihat bahan-bahannya apa saja, termasuk sayuran yang digunakan, seperti jagung, labu, bayam, kangkung, dan daun gedi (ini baru saya tahu neh). Tentunya dengan berbagai rempah-rempah khas.


Ternyata neh menikmati bubur tinutuan (bubur Manado) di tempat asalnya terasa beda banget, dengan yang biasa saya makan. Yang di sini benar-benar banyak sayuran bergizi dan sudah tentu rasanya enak dan nikmat. Tinutuan berbahan utama beras yang dicampur berbagai sayuran, dan tidak mengandung daging. Tinutuan biasanya disajikan untuk sarapan pagi beserta berbagai pelengkap hidangannya seperti ikan asin dan sambal dabu-dabu. Di Kios Teratai yang ada di kawasan kuliner Tinutuan Wakeke, peserta jelajah gizi juga belajar membuat dabu-dabu, sambal ikan toa, dan memperkenalkan beberapa bumbu yang digunakan untuk membuat bubur Tinutuan.

Baca Jelajah Gizi Hari Kedua: Pasar Tomohon dan Taman Bahowo

Setelah menikmati pagi dengan makanan bergizi yang kaya dengan sayuran serta rempah-rempah khas Indonesia. Kegiatan pun berlanjut dengan mengunjungi sentra oleh-oleh di Merci full Building. Disini banyak sekali makanan khas Manado, hingga kerajinannya. Setelah uas belanja untuk anak di rumah, kulineran pun berlanjut dengan menikmati makanan siang di Rumah Makan Nasi Kuning Selamat Pagi asli Kampung Kodo Manado. 


Nasi kuning di tempat ini ternyata berbeda dengan nasi kuning yang biasa saya nikmati, karena nasi kuningnya dibungkus dengan daun woka. Dalam nasi kuning ada daging, ikan nike, telur dan bisa dinikmati dengan sambal khas yang super pedas. Untuk satu porsi harganya pun tidak terlalu mahal, yakni 24.000. Akhirnya saya pun membeli 2 porsi lengkap untuk dibawa pulang ke Jakarta. Sampai di rumah jam 8 malam, nasi kuning ini masih terasa enak. Suami dan anak pun menyukainya, apalagi neh ada ikan nike yang bergizi dari perairan Minahasa.

Setelah keyang makan siang dengan nasi kunig perjalanan belum usai, karena kami singgah dulu di Jembatan Soekarno Manado untuk menikmati pemandangan indah dari tempat ini, sebelum menuju ke Bandara Samratulangi. Dari jembatan ini kita bisa melihat pemandangan laut sambil berselfie ria, hingga melihat rumah berwarna warni, biarpun dari kejauhan. Memiliki panjang 1.127 Meter, jembatan Soekarno ini menjadi ikon baru dari Manado. Butuh 12 tahun untuk membuat jembatan ini, yang akhirnya diresmikan sejak Mei 2015 lalu. 


Karena kami berhenti sejenak di jembatan ini. Saya bisa melihat pemandangan Pulau Manado Tua dari jembatan dengan gunung yang menjulang di tengah laut Teluk Manado. Disini pun ada banyak penjual es krim, jadi kalau cuaca panas, memang enak menikmati pemandangan laut sambil makan es krim. Apalagi neh saat peserta jelajah gizi berhenti di Jembatan ini, cuaca memang lagi panas sekali. Jadi wajar saja, langsung berburu es krim ☺☺☺☺.

Jelajah gizi Minahasa bersama Sarihusada, Nutrisi Untuk Bangsa, dan Detikcom yang berlangsung selama 3 hari 2 malam usai sudah. Peserta Jelajah gizi yang terdiri dari blogger dan media pun kembali pulang ke Jakarta. Manjakan lidah dengan kuliner Khas Manado di hari terakhir jelajah gizi, membuat rindu untuk bisa kembali menikmati suasana di Manado dan makanan khasnya.

39 komentar

  1. Jalan-jalan jelajah gizi memang tidak akan pernah mengecewakan. Kita dibawa mengeksplorasi makanan lokal dan khas seperti bubur Manado ini. Dan saya setuju bahwa bubur Manado yang dimakan di kota aslinya lebih enak dari yang biasa saya temukan di Tangerang :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar sekali mba, acaranya seru dan keren, banyak ilmu dan pengetahuan baru yang kita dapatkan. Buburnya enak banget.

      Hapus
  2. Wih enak ik, sampek Manado kulineran :)

    BalasHapus
  3. Kayanya kurang seru kalau wisata kuliner Manado, tapi nggak ke Manado-nya.

    BalasHapus
  4. Mauuuu! Sekalian sama jalan2. Pasti seru! :D

    BalasHapus
  5. Manado tuh kaya apa, ya? Jadi pengen ke sana buat cip kulinernya

    BalasHapus
  6. Balasan
    1. Daun Gedi, sayuran khas Sulawesi Utara mba, bubur Manado disini memang campuran sayurnya ada daun gedi. Kaya dengan Vitamin A, zat besi dan serat.

      Hapus
  7. Ini juga kuliner favorit akuuuuu.. semuanya enaaak ya mbaaa

    BalasHapus
  8. Indonesia timur hampir sama dengan Sumatera ya mba, kulinernya serba pedas..ikan selalu mendominasi dalam setiap masakan

    BalasHapus
  9. Aaaaak asik banget jalan-jalannyaaa. Dan karena ini aku jadi tau nih kalo kuliner manado itu unik banget dan enak-enak semua ya kayanyaaaa

    BalasHapus
  10. duh kabita bubur sama nasi kuningnya ih... glek...

    BalasHapus
  11. nasi kuning ada berbagai versi ya, Teh. Menu di atas aku blm pernah semuanyaaa... hwuaaaa... hiks. Sedih amat yak. Kapan2lah dicoba.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya banyak versi, dan setiap daerah beda penyajiannya ya. Tapi tetap Indonesia.

      Hapus
  12. jalan-jalannya bener-bener bergizi, ya. Gizi ilmu dan gizi makanannya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gizi ilmu dan makannya ok mba. Aku pun jadi makan makanan bergizi terus, ga berani lihat timbangan udah 2 minggu ini hihi

      Hapus
  13. Senengnya bisa keliling Manado, kata suami masakan Manado emang enak mbak, suatu saat nyicip ah, di Jogja ada resto khusus masakan Manado yang laris banget.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mba enak banget, duuh aku jadi semakin jatuh cinta sama Indonesia mba

      Hapus
  14. Wah senangnya bisa makan Bubur Menado aslinya :D

    BalasHapus
  15. nasi kuning paling enak menurtku itu memang nasi kuning menado mbak ;).. untung di Tangerang aku ada langganan nasi kuning menado enak... jd kalo kangen bisa kesana. yg masak org menado juga... mungkin yg bikin aku suka dgn makanan menado itu krn pedesnya :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waah di Tangerang juga ada ya mba. Harus coba eh kapan-kapan disana

      Hapus
  16. Saya selalu pengin merasakan kuliner daerah di daerahnya langsung, Mbak. Misal nasi padang di Padang. Atau Mpek2 Palembang di Palembang. Jadi bisa merasakan yang aslinya ya. Senang banget nih mbak Lis bisa ke Manado :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku juga pengen begitu mba, semoga tahun depan kesampean jalan-jalan ke tempat lain.

      Hapus
  17. Jalan jalan itu serunya dibagian kuliner nya...apalagi masakan Manado, juara!!

    BalasHapus
  18. Waah, bahagianya Mbak ikut dalam acaranya.
    Btw, makanan khas Manado favorit saya itu cakalang :D

    BalasHapus
  19. Nasi kuning manado nya aku kurang cocok karena terlalu kering beras nya kalo menurut ku, tapiiiiii pisang goreng sambel roa nya itu menipu nikmat nya ... aku suka tertipu tau2 habis 10 potong hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wkwkwkw tertipu nikmatnya dan gataunya ga bisa berhenti makan ya om. Tapi pisang goroho emang enak banget, kenyang deh nyobain pisang ini.
      Kalau nasi kuningnya kemarin enak kok om, berasnya juga ga terlalu kering.

      Hapus

Terima kasih sudah berkunjung. Silahkan memberikan komentar. Mohon maaf link hidup dan spam akan otomatis terhapus.