Memilih Minyak Goreng Baik Untuk Hidangan Keluarga


[Reportase] Memasak adalah kegiatan yang menyenangkan, terutama sejak saya menikah. Hampir setiap hari saya masak hidangan untuk keluarga di rumah, lumayan deh bisa berhemat. Kecuali kalau saya sedang sakit, pasti suami akan amemilih membeli makanan di luar. Selain memasak, saya pun menyiapkan cemilan untuk anak-anak sendiri, daripada jajan diluar, takutnya tidak sehat. Tapi ternyata, tidak selamanya masakan rumah itu baik, banyak hal yang membuat masakan rumah di juluki "The Sillet Killer", salah satunya dalam hal pemilihan minyak goreng.

Pada rabu kemarin (25/01) saya menghadiri Simposium "Masakan Rumah, The Silent Killer", yang bertempat di Ballroom Cheers Residental RSPP, Jakarta. Acara ini disponsori oleh Sunco, yang menghadirkan pembicara DR. Entos Zainal, DCN, SP, MPHM selaku Sekjen PERSAGI, Theresia Irawati, SKM, M.Kes dari Departemen Kesehatan, Tirta Prawita Sari, Mulina Wijaya Deputy MArketing Manager Sunco, Brand Ambassador Sunco Christian Sugiono, dengan moderator Zulkifli, M.Si.



Gizi sangat penting sekali, terutama untuk anak-anak, sehingga bisa mempersiapkan mereka di masa depan. Gizi juga menjadi kunci utama dalam mempersiapkan anak di masa depan. Apalagi gizi berperan di dalam proses pertumbuhan dan perkembangan otak. Zat gizi yang diperlukan terdiri dari zat gizi makro (energi, protein, dan lemak) dan zat gizi mikro (vitamin dan mineral). Perlu kita ketahui, bahwa pengaruh gizi makro terhadap perkembangan otak adalah terhadap struktur anatomi otak, kimia otak dan fisiologi otak.

Dalam 1000 hari pertama kehidupan penting sekali tercukupi gizinya. Karena apabila saat seorang ibu mengandung kekurangan gizi, akan berdampak pada janinya. Sejak dalam kandungan, seorang manusia sudah diprediksi akan sakit apa di masa depan. Maka, sejak dalam kandungan berikan gizi terbaik, supaya janin tetap sehat sampai dia lahir dan masa depannya selalu sehat. 

Bicara tentang gizi, bicara juga tentang makanan. Makanan yang sehat harus bergizi seimbang dan mencukupi. Tentunya dengan pola makan yang baik, istirahat cukup, makan buah dan sayur, serta mineral. Dalam menyiapkan makanan pun harus tepat. Kalau salah menyiapkan makanan bisa the silent killer

Gaya hidup sekarang sudah berubah, kemajuan teknologi berdampak pada kurangnya beraktivitas. Banyak menggunakan gadget, lebih banyak berdiam diri tanpa melakukan apapun. Dalam 30 terakhir banyak pola penyakit di Indonesia, yakni penyakit tidak menular (PTM), seperti diabetes, jantung, dan lainnya. Semua diakibatkan gaya hidup yang tidak sehat. Bahkan faktor penyebab PTM 26,1% kurang aktivitas, 36,3% usia >15 tahun yang merokok, 93,5% usia >10 tahun kurng konsumsi buah dan sayur, dan 4,6% usia >10 tahun minum-minuman beralkohol.



Dalam pola makanan kita harus membatasi penggunaan garam, gula dan lemak supaya hidup sehat. Menurut Permenkes No. 30 tahun 2013, bahwa konsumsi gula, garam dan lemak harus GA G1 L5:
  • Gula per orang per hari yaitu 50 gram (4 sendok makan).
  • Garam 2000 mgr natrium/sodium atau 5 gram garam (1 sendok teh).
  • Lemak 67 gram(5 sendok makan minyak)
Maka dari itu masyarakat harus ikut GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat). Seperti melakukan aktivitas fisik, mengkonsumsi sayur dan buah dengan memperhatikan konsumsi GGL, tidak merokok dan tidak mengkonsumsi alkohol. Selain itu masyarakat harus memeriksa kesehatan secara rutin, membersihkan lingkungan dan menggunakan jamban.

Aktivitas fisik sangat penting dilakuan, minimal 30 menit setiap harinya. Karena sekarang ini zaman sudah berubah. Dahulu orang senang beraktivitas di luar rumah, sekarang teknologi maju, kebanyakan bekerja didepan laptop/komputer. Bahkan seluruh dunia jadi menggemuk. Ditambah dengan pola makanan yang tidak sehat, suka konsumsi makanan siap saji, rokok hingga malas berolah raga. Tidak salah kalau penyakit tidak menular cepat menyerang. Bahkan PTM adalah penyebab 71% kematian di Indonesia. 


Suasana acara Simposium
PTM (Penyakit Tidak Menular) ini disebabkan oleh faktor, seperti rokok, alkohol, pola makan dan kurangnya aktivitas fisik. Saat makan, konsumsi lemak pun harus dibatasi, biarpun kebutuhan lemak setiap orang tidaklah sama. Ada 2 jenis lemak yang ditemukan di alam dan lemak trans. Dimana lemak trans ini menjadi pokok permasalahan. Maka, kita perlu ketahui bahwa minyak yang dihidrogenase sebagian merupakan sumber utama lemak trans artifisial dalam processed food. Jadi, sebelum membeli usahakan untuk mengenali bahannya, apakah mengandung lemak trans.

Untuk menghindari lemak trans ini ada beberapa cara, seperti kutangi konsumsi makanan yang telah diproses, pilih butter daripada margarin, pilih olive oil daripada minyak sayur. Selain itu untuk menggoreng lebih baik memilih minyak kelapa sawit daripada minyak lainnya dan baca label pada makanan kemasan. Dalam setiap kemasan kita mengenal lemak tak jenuh dan jenuh yang memiliki perbedaan. Lemak tak jenuh tetap liquid pada room temperature, tidak stabil pada pemanasan, contohnya minyak zaitun dan minyak ikan. Sedangkan lemak jenuh soud pada room temperature, stabil pada pemasanasn, contohnya saja minyak kelapa sawit.

Masaklah hidangan dengan minyak goreng baik



Melihat pemaparan di atas, tentu sudah sangat jelas, bahwa kita harus mengubah pola hidup, supaya selalu sehat dan terhindar dari penyakit. Konsumsi makan sayur dan buah, beraktivitas fisik tentu sangat penting. Terutama dalam mengolah masakan di rumah harus selalu sehat, dengan cara memilih #minyakgorengbaik. Apalagi minyak diperlukan dalam gizi seimbang. lemak/minyak yang terdapat dalam makanan berguna untuk meningkatkan jumlah energi, membantu penyerapan vitamin A, D, E, dan K serta menambah lezatnya hidangan.

Dan Sunco minyak goreng baik dikit nempel di makanan bisa menjadi pilihan keluarga untuk memasak hidangan setiap harinya. Karena Sunco memiliki warna yang bening, memiliki tingkat kekentalan yang menyerupai air (lebih encer), sehingga membuat minyak yang menempel di makanan akan menjadi lebih sedikit. Selain itu tidak mudah beku yang artinya memiliki kandungan lemak jenuh yag lebih sedikit. Dan yang pasti Sunco ini tidak serik di tenggorokan, bisa dibuktikan dengan tes organoleptic, yakni mengecap sejumlah minyak goreng. Jika tanpa ada rasa atau rasanya seperti air, itu berarti Sunco adalah minyak goreng yang baik.

Perlu diperhatikan juga, untuk kesehatan dan terhindar dari penyakit, jangan pernah gunakan minyak secara berulang. Jika minyak sudah berubah warna itu artinya minyak sudah mengalami kerusakan, sebaiknya ganti dengan yang baru. Hindari juga penggunaan ssuhu terlalu panas saat memasak, karena dapat membentuk radikal bebas yang merugikan kesehatan dan merusak kandungan vitamin dalam minyak goreng.



Dengan memilih minyak goreng baik untuk hidangan keluarga, jadikan makanan di rumah semakin sehat. Dan keluarga pun selalu bahagia. Sunco bisa menjadi pilihan yang tepat karena #dikitnempel di makanan, bening, tidak mudah beku, nampak lebih encer dan tidak serik di tenggorokan. Mulai hidup sehat dari rumah, banyak aktivitas fisik, konsumsi buah dan sayur, cuci tangan sebelum makan, jaga kebersihan, hindari gula dan garam serta lemak yang berlebih, dan berhenti merokok. 

Bahkan Christian Sugiono selaku brand ambassador Sunco yang ikut sharing di acara Simposium mengungkapkan, bahwa dirinya dan keluarga sudah mengurangi garam dalam makanan. Biarpun dirinya banyak aktivitas, tetap menjaga pola makan, cukup istirahat, dan olah raga.

Yuk ah mulai hidup sehat dan jaga pola makan. Karena sumber penyakit bisa berasal dari makanan. Mengolah makanan harus tepat, kalau menggoreng, usahakan memilih minyak goreng baik, supaya keluarga tetap sehat.  

26 komentar

  1. Sekarang apa2 emang harus memperhatikan kesehatan ya mb. Termasuk minyak goreng. Jangan sampe gara2 minyak jadi punya kolesterol. Btw acaranya seru ya mb. Sya kadang jg pakai sunco hihihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener banget mba kesehatan penting, soalnya kasus penyakit tak menular semakin banyak. Waaah asyik dah lama ya pake sunco.

      Hapus
  2. Jadi lbih aware setelah ikut acara ini aku mbaa....
    Hidup sehat... Mba lis aku nggak ngenalin mba, ternyata baju biru yaa ��#eh

    BalasHapus
  3. Hooh nih,kadang suka bingung sendiri kalo lagi makan gorengan terus minyak yg nempelnya banyak banget. Ga dimakan itu kepengen, dimakan kog was was rasanya. Ganti merk minyak kali ya 😄😄

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ga enak banget ya mba, kalau banyak nempel minyaknya, ga enak.

      Hapus
  4. sunco kalau di daerah saya lagi ngetrend bagi ibu-ibu

    BalasHapus
  5. Mbak, saya biasanya pakai minyak nabati seperti minyak kedelai. Meskipun lebih mahal dibandingkan minyak kelapa, rasanya lebih sehat. Thanks for sharing, mbak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Siap mba. Iya mba minyak kedelai lebih bagus ya buat memasak

      Hapus
  6. oh, jadi kalo semakin dikit nempelnya makin bagus ya, aku sering ngelap makanan gorengan pake tissu saking banyak minyaknya

    BalasHapus
  7. garam, gula, lemak memang musuh semua ya mba..minyak goreng yang baik akan sangat membantu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar sekali mak, gula garam lemak memang jahat banget ya bisa bikin penyakit kalau kelebihan dikonsumsi.

      Hapus
  8. Kalau aku biasanya dengan mengakali menggunakan minyak hanya untuk maksimal 2-3x goreng, dan berusaha menggunakan api kecil ketika menggoreng

    BalasHapus
  9. anak2ku suka sama telor dadar. klo buat pake minyaknya sedikit mungkin. krn telor dadar mampu menyerap minyak seberapa pun dikasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mba kalau teor dadak memang jangan menggunakan banyak minyak ya

      Hapus
  10. Yang penting lagi jangan dipakai berulang ulang minyaknya

    BalasHapus
  11. di rumah, ibu sy juga pakai sunco

    BalasHapus
  12. The silent killer itu frase yang cukup menyeramkan ya mak :)

    BalasHapus
  13. Banyak sekali ya ilmu yang kita dapat dari event SunCo ini, khususnya tentang pemilihan minyak goreng.

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkunjung. Silahkan memberikan komentar. Mohon maaf link hidup dan spam akan otomatis terhapus.