Berani Bicara Menuju Keluarga Yang Bahagia


[Lifestyle] Beberapa tahun yang lalu atau tepatnya saat saya masih bekerja di sebuah perusahaan kontraktor. Saya dihadapkan pada pilihan yang sulit, di satu sisi saya ingin memiliki anak, tapi di sisi lain saya harus membiayai adik-adik sekolah. Mau bicara pada suami membuat saya bingung, apalagi saat itu situasi ekonomi saya belum membaik.

Sampai akhirnya saya hamil, dokter menyatakan kandungan saya sangat rawan sekali. Kalau sampai keguguran untuk ke 3 kalinya, itu sangat berbahaya sekali untuk kesehatan saya. Waktu itu saya belum bicara dengan suami, karena dia sedang bertugas jauh. Hari-hari saya masih terasa bimbang sekali, karena belum bisa mengungkapkan isi hati. Bekerja pun tidak konsen. Kalau saya resign, gimana cara saya mendapatkan uang buat adik-adik saya. Tapi, kalau saya keguguran lagi, harapan punya anak semakin kecil.

Ilustrasi. Daripada galau, yuuuk ungkapkan isi hati dan #BeraniBicara
Setelah suami pulang tugas, sehari dua hari saya belum bisa bicara jujur. Untungnya dia selalu punya kebiasaan mengajak saya bersantai sambil nonton televisi dan minum teh bersama. Saat seperti ini menjadi waktu yang pas untuk bercerita banyak hal. Malam itu suami belum tahu bahwa saya sedang hamil. Dia masih saja asyik membicarakan perjalanannya dan bertemu teman-temannya. Sampai akhirnya saya berikan hasil tespack dan catatan kesehatan dari dokter kandungan saya. Saat tahu, dia spontan memeluk saya dan terlihat meneteskan air mata. Yup, setegas-tegasnya seorang prajurit, dapat kabar begini pasti sangat senang dan terharu. 

Sampai akhirnya saya mengungkapkan kegalauan saya dan hasil pemeriksaan kandungan. Setelah mendengarnya, suami secara tegas langsung bilang, bahwa saya harus resign dan melakukan besrest. Masalah adik-adik dia meyakini saya untuk tidak usah takut dan cemas, karena baginya adik-adik saya adalah tanggung jawabnya juga. Semenjak itu suami selalu meminta saya untuk selalu terbuka apapun masalahnya. Biarpun itu masalah keluarga sendiri atau bahkan masalah lainnya. Sejak saya berani bicara dan mengungkapkan isi hati, semua beban terasa ringan. Saya meyakini, sikap keterbukaan menjadi kunci utama menuju keluarga yang bahagia.

Bersama SariWangi berani bicara dan mengungkapkan isi hati


Pada 5 Mei 2017 kemarin yang bertempat di Killa Killa By Akasha Jakarta, SariWangi ajak keluarga Indonesia untuk lebih berani bicara dan mengungkapkan isi hati. Kegiatan ini menjadi kampanye terbaru dari SariWangi. Di tahun 2008 SariWangi hadir dengan kampanye "Mari Bicara" yang mengajak keluarga Indonesia melakukan obrolan tatap muka untuk membangun kebersamaan yang berkualitas dalam keluarga. Dan kini, SariWangi hadir kembali dengan kampanye terbarunya, yakni #BeraniBicara. Karena SariWangi ingin mendorong komunikasi yang terbuka dalam keluarga Indonesia melalui secangkir teh.

Dalam acara ini, hadir Ratih Ibrahim selaku Psikolog Anak dan Keluarga, Mona Ratuliu selaku Brand Ambassador SariWangi, dan Johan Lie, selaku Senior Brand Manager SariWangi. Dalam acara ini saya baru tahu, bahwa tingkat keterbukaan keluarga Indonesia cenderung rendah, ini merupakan hasil survei dari SariWangi. Bahkan setengah responden menyatakan hanya mengungkapkan bagian yang mudah dan aman saja untuk dibicarakan. Maka dari itu, SariWangi menghadirkan kampanye #BeraniBicara.

Ilustrasi: Saat kumpul bareng keluarga (dokumen pribadi)
Saling sharing bersama teman juga boleh banget
Padahal ya, mengungkapkan isi hati, terutama dengan keluarga itu sangat penting. Semenjak anak-anak lahir, saya dan suami memibiasakan untuk selalu kumpul bersama, bercerita banyak hal dan selalu terbuka dalam banyak hal, termasuk keuangan. Ternyata ini ampuh, untuk menghindari rasa sikap saling curiga dan membiasakan anak bicara berkata jujur, tanpa menyembunyikan masalah apapun.

Menurut pemaparan Ratih Ibrahim, kebiasaan sharing itu luar biasa, terutam di dalam keluarga. 8 dari 10 orang hobinya bercerita, tapi tidak selalu yang diceritakan merupakan ungkapan isi hati sebenarnya. Dari survey yang dilakukan 2 dari 3 responden itu menyatakan alasan kurangnya keterbukaan adalah menghindari konflik. PAdahal, memiliki pembicaraan yang mendalam di keluarga termasuk hal-hal yang sulit diungkapkan, dapat membangun relasi yang hangat dan intim. Dan inilah yang akan membuat keluarga bahagia dan mencegah resiko depresi pada seseorang.

Dalam sebuah keluarga, peran ibu itu sangat penting sebagai fassilitator untuk bisa memulai percakapan. Misalnya deh yang biasa saya lakukan, pasti menjadi yang pertama untuk bercerita, setelah itu anak-anak yang sedang masa tumbuh kembang, semakin asyik untuk ikut bercerita juga. Karena anak pertama saya sedang di Kampung, yang biasa saya lakukan addalah meneleponnya, dan mendengarkan dia bercerita banyak hal. Termasuk teman-teman sekolah dan ngajinya. Dengan begitu kami selalu dekat dan anak pun selalu nyaman.



Saling sharing bersama keluarga itu menjadi sebuah komunikasi yang penting. Dengan aktivitas yang sibuk, usahakan untuk bisa selalu berkumpul bersama, dan saling bercerita. Dengan seringnya sharing anak-anak pun akan semakin terbuka kepada orang tuanya, jadi kita tahu apa yang sedang terjadi pada anaknya. Nah, dalam acara Sariwangi bersama Mommiesdaily, Psikolog Ratih Ibrahim memberikan tips untuk membangun komunikasi, seperti:
  • Empati: Pahami perspektif orang lain dan mampu menerima perbedaan. Ingat pandangan setiap orang bisa jadi berbeda, tidak harus dipaksakan menjadi sama.
  • Bersikap ramah dan hangat: Keterbukaan dapat dimulai dengan bersikap ramah dan hangat pada orang lain. Hal ini akan memberi sinyal, positif pada lawan bicara untuk lebih terbuka.
  • Have a good sense of humor: Komunikasi secara langsung. Mencurahkan perasaaan melalui media sosial memang diperbolehkan, namun tetap harus mengingat etikanya.
  • Bangun suasana hangat dan nyaman: SariWangi sebagai mediator dalam membangun suasana hangat dan nyaman yang membantu individu yang lebih terbuka.
Memang benar sekali, salah satu cara komunikasi bersama keluarga adalah dengan bangun suasana sehangat dan senyaman mungkin. Salah satu yang bisa dilakukan adalah sambil minum teh dan cemilan. Saya juga suka dengan teh SariWangi, apalagi saat menikmati bersantai dengan suami. sehingga lebih berani bicara dengan SariWangi. Teh yang satu ini merupakan merek lokal Indonesia yang sudah hadir sejak tahun 1973, dan menjadi pelopor teh celup di Indonesia. Sejak dulu, keluarga juga mempercayakan teh ini sebagai sajian di pagi atau bahkan sore hari saat berkumpul bersama keluarga.

Berani bicara bersama SariWangi
SariWangi senantiasa mendekatkan keluarga Indonesia melalui teh yang berkualitas dan membuktikan komitmennya untuk terus mendorong terbentukya keluarga harmois melalui komunikasi yang efektif. Dengan secangkir teh hadir sebagai enabler dalam memulai percakapan dengan bertatap muka langsung untuk membuat suasana menjadi lebih hangat dan tenang.

Mona Ratuliu pun merasakan bentul berani bicara dan saling terbuka itu penting. Bahkan dirinya selalu menjaga komunikasi dalam keluarga. Mona Ratuliu sadar betul perannya sebagai Ibu untuk terus menjaga kehangatan keluarga. Momen minum teh biasanya selalu dijadikan Mona untuk berkumpul juga berbagi cerita, termasuk membicarakan topik-topik yang sulit sekalipun. Dengan adanya kampanye #BeraniBicara dari SariWangi, Mona lebih termotivasi untuk tidak hanya berani bicara isi hati, tapi juga mencari solusi dari tantangan-tantangan yang dihadapi dalam keluarga.


Beragam kegiatan selama acara
Dalam acara ini juga diperlihatkan beberapa video kisah keluarga Mona Ratuliu yang berisi cerita-cerita bagaimana keluarga Mona #BeraniBicara untuk mencari solusi dalam permasalahan yang kerap kali dihadapi oleh keluarga Indonesia dengan ditemani secangkir teh. Video ini menjadi bagian dari kampanye #BeraniBicara.

"Melalui kampanye #BeraniBicara ini, SariWangi mempersembahkan teh berkualitas terbaik bagi keluarga Indonesia. Teh asli yang mengandung flavonoid dan theanin di dalamnya memberikan perasaan rileks, meningkatkan fokus, dan mengurangi stress. SariWangi percaya secangkir teh hadir sebagai fasilitator bagi keluarga Indonesia dalam mengungkapkan isi hati dengan bertatap muka langsung dapat membuat suasana menjadi lebih hangat dan tenang." Ujar Johan Lie dalam sambutannya.

Dalam acara ini selain meimba ilmu tentang pentingnya sharing bersama keluarga, blogger dan media yang hadir diajak untuk saling sharing dengan pasangannya, yakni dengan teman yang ada dihadapannya. Waktu itu saya berpasangan dengan mba Haya Aliya Zaki. Mba Haya bercerita banyak hal tentang keluarganya, begitupun dengan saya. Kemudian kami diajak untuk mengisi lembar kerja, yang berisi 4 pertanyaan, salah satunya harus menceritakan tentang sebuah toik personal yang ssulit diungkapkan. Nah itu menjadi tantangan tersendiri buat kita, apalagi kalau kita dihadapkan dengan orang yang baru pertama kita temui. Untungnya saya sudah kenal lama dengan mba Haya ☺☺☺.



Semuanya juga bisa loh mengungkapkan isi dengan #BeraniBicara. Karena SariWangi mengajak masyarakat Indonesia untuk berbagi pengalaman atau cerita mereka di media sosial dengan menggunakan hastag #BeraniBicara. Sehingga bisa menginspirasi lebih banyak keluarga Indonesia dalam membangun komunikasi yang terbuka untuk membangun keluarga harmonis. 

Saya yakin dengan sikap saling terbuka, mampu mengungkapkan isi hati terutama pada pasangan hidup kita, dan berani bicara, itu artinya kita menuju keluarga yang bahagia. saya sudah merasakan betul menyimpan masalah dalam hati seorang diri itu tidak enak, malah bebannya semakin berat. Tapi, setelah bisa mengungkapkan isi hati dan berani bicara pada suami, semuanya jadi terasa ringan dan nyaman.

Di awal paragraf saya sudah #BeraniBicara. Apakah kalian juga berani ungkapkan isi hati? 

26 komentar

  1. Terbuka dengan pasangan itu memang harus, supaya lancar jaya ke depannya ya..

    BalasHapus
  2. Baru tau kl teh lis ada riwayat keguguran. Memang #beranibicara jujur dari hati ke hati dengan keluarga apalagi suami bisa mendapat insight ya teh. Karena mereka selalu jujur juga dengan kita

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mba saya keguguran 2 kali. Duuh nyessek banget deh. Dengan saling jujur itu semakin bahagia.

      Hapus
  3. tingkat keterbukaan keluarga Indonesia cenderung rendah
    ---
    sepakat, ditambah jaman gadget gini
    kadang acara minum teh kayak di Inggris penting ya
    paling enggak memang momen kebersamaan itu bisa terjalin
    ceritanya mengharukan mbak, semoga sukses

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya jaman gadget ini, kebanyakan orang selalu fokus, padahal ngobrol itu penting banget ya

      Hapus
  4. Duh aku suka banget tuh ngeteh.. Abis minum teh rasanya hati jadi lebih tenang.. Hihihiii. Komunikasi itu emang perlu banget ya mak untuk keluarga, thats why nggak ada salahnya ya duduk sejenak sambil ngeteh-ngeteh dan ngobrol dari hati ke hati.. Ehehheee

    BalasHapus
  5. betul ya mbak, tp suamiku dan anak lelakiku tuh irit bicara. tentu aku yg hrs memulainya dulu. mknya aku dekat dg anak cewekku bawel kayak aku jd bisa ceiat sampai berjam2

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebagai ibu harus bisa memulai obrolan ya mba. Supaya bisa mendekatkan keluarga.

      Hapus
  6. Beberapa orang, pasanganmu (lebih condong ke istri, hehe) bukanlah patung, namun dia butuh diajak diskusi ataupun bercanda gurau

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju, istri itu perlu diajak diskusi, makanya ssikap terbuka itu perlu

      Hapus
  7. Asik emang kalau kumpul bareng keluarga dan ngobrol terbuka ya. What a sweet moment

    BalasHapus
  8. Kadang2 bicara dari hati ke hati itu memang butuh keberanian mbak, bener deh

    BalasHapus
  9. Kalau di keluarga, saya termasuk yang males ngobrol. Mungkin karena ga terbiasa kali ya.

    Sekarang sama suami justru lebih berani dan cenderung blak-blakan. Kepengennya sih punya waktu ngobrol yang tenang tanpa gangguan. Campaign Sari Wangi ini emang bagus banget deh :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mba, kalau sering ngobrol sama suami itu bikin nyaman sekali

      Hapus
  10. masalah memang selalu ada tapi memecahkan masalah dan terbuka kepada pasangan itu suatu yang luar biasa.

    darumanihongo.blogspot.com

    BalasHapus
  11. aku juga walaupun dah beberapa tahun nikah sering susah ngungkapin beberapa hal ke suami mbak..
    tapi kalo nggak ke suami ke siapa lagi kita bisa jujur
    momen ngeteh santai biasanya memang pas banget untuk ngomong dari hati ke hati

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener mba, mending terbuka sama suami. Kesiapa lagi kalau bukan sama suami

      Hapus
  12. Pgn enak mmg curhat sm suami smbil ngeteh. Suasananya jd lbh slow gt, :)

    BalasHapus
  13. Alhamdulillah aku sellau terbuka dengan pasangan serta anak jadi bebas mau ngobrol apa aja

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkunjung. Silahkan memberikan komentar. Mohon maaf link hidup dan spam akan otomatis terhapus.