[Dunia Anak] Sebagai anak bangsa, tentu saja saya Indonesia, dan saya pancasila. Pada 1 Juni 2017 kemarin bertepatan dengan lahirnya pancasila ke 72. Pancasila lahir pada 1 Juni 1945, dan awal bulan kemarin diperingati sebagai #PekanPancasila. Pancasila sebagai dasar negara akan selalu menyatukan bangsa untuk selalu hidup bersatu dan bergotong royong.
Pada 5 Juni 2017 kemarin neh, saya berkesempatan untuk menghadiri ngobrol bareng MPR RI dengan netizen. Seperti yang sudah diketahui bersama, sudah beberapa tahun ini MPR RI memasyarakatkan Empat Pilar (Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara), jadi ngobrol bareng ini sekaligus membuka wawasan kita tentang berbangsa dan bernegara. Acara ngobrol bareng ini bertempat di Ruang Delegasi MPR RI, yang juga dihadiri langsung oleh ketua MPR RI DR.(H.C.) Zulkifli Hasan, S.E., M.M dan Sekjen MPR Ma'aruf Cahyono.
Dalam acara ini banyak sekali yang disampaikan Ketua MPR Zulkifli Hasan, terutama tentang ajakannya kepada netizen menggunakan media sosial dengan baik. Bahkan jadikan media sosial untuk menjadi ajang dalam memperluas persaudaraan, dan bukan menambah musuh. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa akhir-akhir ini banyak sekali pertengkaran di media sosial. Tidak salah semua itu menjadi perhatian banyak orang. Saya saja sering dibuat pusing dengan isi media sosial yang bertengkar, saling sindir dan menebar kebencian. Dan itu tidak menunjukkan generasi bangsa yang cinta Indonesia dan Pancasila.
Seperti yang diungkapkan Ketua MPR RI, kita semua harus gunakan media sosial untuk bisa merangkul bukan memukul. Karena media sosial itu sarana persaudaraan. Maka dari itu Pa Zulkifli Hasan meminta para netizen untuk bisa berpartisipasi dalam mengembalikan nilai-nilai kebangsaan. Bahkan pa Zulkifli mengajak netizen untuk bisa menyajikan kebenaran dan jangan sebarkan berita hoax, supaya semua kembali damai. Apalagi media sosial menjadi sarana yang paling tepat sekali untuk mendekatkan nilai-nilai luhur kita pada generasi muda, sehingga bisa saling menyayangi satu sama lainnya.
Sebagai bangsa yang cinta Indonesia dan Pancasila, saatnya untuk berhenti bertengkar di media sosial dan kembali bersatu. Karena seperti yang diungkapkan pa Zulkifli, Pancasila itu adalah gotong royong, cinta kasih dan kekeluargaan. Apalagi Pancasila adalah simbol persatuan, ini harus benar-benar diajarkan kepada generasi bangsa. Jangan sampai karena berbeda pilihan dan politik, saling menyakiti satu sama lainnya.
Mengajarkan anak-anak cinta Indonesia dan mengamalkan Pancasila
Sebagai genrasi masa kini, saya tidak ingin, anak-anak mudah marah, mudah terhasut, sehingga saling membenci sesama saudara yang sering terjadi akhir-akhir ini. Karena saling menyakiti, saling menyerang dan selalu menebar kebencian tidak menunjukkan sikap cinta NKRI dan Pancasila. Saatnya kita kembali mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Dan mengajarkan kepada anak bahwa Indonesia ini luas, biarpun berbeda suku, ras, agama, kita semua tetap Indonesia. Selalu bersatu dan bergenggaman tangan untuk Indonesia yang lebih baik.
Setelah mengikuti acara ngobrol bareng, saya sebagai Ibu semakin semangat untuk mendidik anak-anak menjadi pribadi yang kuat, cinta NKRI dan mampu mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Dan menegaskan kepada generasi bangsa, bahwa Pancasila bukan hanya simbol, tapi menjadi acuan kehidupan berbangsa dan bernegara. Serta perilaku kita sebagai warga negara Indonesia bisa mencerminkan nilai-nilai luhur Pancasila. Untuk mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, tidak susah kok, ada hal-hal kecil yang maknanya begitu sangat besar.
Pancasila
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Ada beberapa cara sederhana yang saya dan suami lakukan dalam mendidik anak-anak untuk mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, seperti:
Sebelum mengaji |
- Mengajarkan anak untuk mengaji, solat dan bersedekah.
- Bersikap adil kepada anak, dalam memberikan kasih sayang, sehingga tidak ada kecemburuan. Biasanya neh, kalau saya beli boneka untuk kakaknya, adiknya beli mainan juga dengan harga yang sama.
- Karena hidup di komplek dengan suku dan agama yang berbeda, saya ajarkan untuk saling menghargai dan bersahabat dengan baik.
- Saya juga selalu mengajak anak berkumpul dengan teman-teman saya yang non muslim. Sehingga bisa paham, bahwa perbedaan itu sangat indah.
- Kalau anak bertengkar teman bermainnya, saya selalu mengajak Dimas untuk meminta maaf terlebih dahulu dan mengajarkan berbaikan. Sehingga mereka bisa kembali bermain dengan menyenangkan.
- Mengajarkan anak untuk selalu bermain dengan siapapun, tanpa membeda-bedakan.
- Tidak berebut mainan.
- Bicara sopan kepada yang lebih tua.
- Membiasakan anak-anak membuang sampah pada tempatnya. Karena kebersihan sebagian dari iman.
Banyak sekali cara sederhana dalam mendidik anak untuk mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Supaya anak pun menjadi terbiasa sejak dini. Dengan begitu anak akan tumbuh menjadi pribadi yang kuat, cinta kepada Bangsa dan Negara. Untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap NKRI, suami selalu mengajak Dimas dan Chantika ke tempat-tempat bersejarah. Membiasakan mereka mengenal perjuangan para Pahlawan. Sehingga selalu menghargai jasa-jasanya, dan mampu menjaga Indonesia selalu damai. Karena perjuangan para Pahlawan merebut kemerdekaan tidaklah mudah.
Bahkan, sampai saat ini cita-cita anak tidak pernah berubah, yakni ingin menjadi seorang Tentara, sehingga anak-anak bisa tumbuh menjadi anak kuat, dan berbakti kepada Bangsa, Negara dan Agama. Menjadi anak yang patuh dan selalu menebarkan kebaikan dan perdamaian. Karena kami Indonesia, kami Pancasila.
Cinta Indonesia da Pancasila, coba buang sampah juga pada tempatnya, biar lingkungan bersih |
Nah, kalian sendiri, cara sederhana apa untuk mengajarkan anak cinta Indonesia, Pancasila dalam kehidupan sehari-hari?
Boleh juga cara-cara mendidik anak supaya mengamalkan Pancasila. Eh btw, sayang banget gak bisa ikut acara ini waktu di Bandung. Untung deh banyak yang nulis materinya. Jadi bisa belajar lagi. :D
BalasHapusWaah sayang banget teh, padahal seru loh. Tapi ga apa banyak yang menulis kok
HapusIya ya, nilai-nilai Pancasila ini harus dikenalkan lagi ke anak-anak. Dulu kita kenyang dijejelin penataran P4 sampai pelajaran sekolah, Alhamdulillah ada nilai2 yg terbentuk. Sekarang harusnya tetap dilanjutkan ya
BalasHapusIya mba harusnya tetap dilanjutkan, karena semuanya itu penting banget
Hapusbangga banget deh dilahirkan di indonesia dan bersimbolkan pancasila..
BalasHapusMengamalkannya memang tidak mudah tapi setidaknya kita mau mencoba melakukan yg terbaik untuk negara.
okapinote.blogspot.com
Setuju banhet mba
HapusKeren caranya ngajarin anak. Emang tentang kebangsaan dan pancasila itu sebaiknya ditanamkan seak kecil ya mbak? Jd pas gedhe gak gampang bikin status rusuh #eh
BalasHapusIya mba. Mengajarkan anak kebangsaan, toleransi, gitong royong dan semua hal tentang Pancasila bisa dari kecil
HapusGunakan media sosial untuk merangkul bukan untuk memukul. Siip . . . #catet
BalasHapusSiap bun
HapusMantaps acaranya ya. Yang aku garis bawahi adalah medsos bukan memukul tetapi merangkul. Karena yg terjadi sekarang kebablasan. Harusnya ingat2 sila ke 2 Pancasila
BalasHapusBablasnya kebangetan sekarang ini mba
HapusPembelajaran nilai memang perlu dimulai dari rumah.
BalasHapusSetuju mba
HapusNah, ini. Pekerjaan Rumah buat kita-kita para ortu buat menananmkan nilai-nilai pancasila dengan berbagai prilaku. Keren, Mba Lis :)
BalasHapusIya teh, kalau ga dimulai sejak dini memang PR banget
Hapuskalo sayah mah dimulai dari yg simple aja, ngajarin anak untuk selalu mengucapkan terimakasih, berbahasa indonesia yang baik, dan berbahasa sunda. supaya gak ilang itu akar budaya dan bahasa ibu. sayang saya belum punya anak .... lol
BalasHapusbtw, makasih buat tulisannya.
Nah setuju banget itu. Mencintai bahasa sendiri ya. Kalau Dimass mah, udah ketularan tetehnya, bahasa sunda banget
HapusDulu zaman skolah malah disuruh hapalin butir2 pancasila.. Skrg ga ada ya disuruh hapalin butir2 pancasila..
BalasHapusNah iya kenapa ya bisa begitu. Saya dulu juga gitu suruh ngehapal mba
HapusAda kata yg kurang 1 huruf, Mbak. Fyi. Hahaha.
BalasHapusAmalan pancasila memang sebaiknya diajarkan sejak dini pada anak, bukan hanya anak, tapi semuanya. Bahkan diri sendiri, termasuk saya.
Setuju
HapusPancasila dekat dengan kehidupan sehari-hari, dari dahulu, kini dan nanti.
BalasHapusAsyiiiik.
HapusAcaranya 5 Mei atau 5 Juni Mba?
BalasHapusBtw aku ngerasajn loh semakin besar trus rasa ke Pancasilaan tuh hilang aja gitu. Karena jarang Upacara juga kali ya, sibuk sama urusan kantor.
Eh iya typo aku mba, 5 Juni hehehe. pengennya Mei terus.
HapusSaya Indonesia saya Pancasila!
BalasHapusJadi kangen upacara, karena udah lama gak upacara. Dulu sering Jadi petugas pengibar bendera saat upacara hehe.
Jiwa Pancasila memang harus ditanamkan sejak kecil. Karena pancasila sangat erat kaitannya dalam kehidupan sehari-hari
Iya ya semenjak nikah saya juga kangen upacara Wo. Iya benar sekali, jiwa pancasila harus ditanakan sejak dini
Hapussenangnya bisa berdiskusi di gedung MRP DPR. Aku juga lebih ke arah nyari temen kalau di media sosial, kalau media sosial sudah tidak bisa menyatukan ya, aku mending undur dari medsos, gak mau kupaksakan *eh
BalasHapusSetuju mba, semenjak banyak caci maki, entah berapaa friendlist aku block, ga nyaman banget.
HapusMantap banget mba caranya. Harus dikasih pendidikan Pancasila sejak dini ya. Thank you for sharing ya mba :)
BalasHapus