Sukses Lepas KB Spiral (IUD), Bukan Berarti Akan Program Kehamilan


[Kesehatan] Tulisan ini 100% pengalaman pribadi saya selama menggunakan IUD. Karena tubuh setiap perempuan itu berbeda-beda, jadi tentu berbeda kondisi. Ini hanya sharing saja, jangan sampai maju mundur ya yang mau menggunakan IUD.

Tahu IUDkan?

Buat perempuan yang sudah menikah, pasti sudah tidak asing dengan alat kontrasepsi seperti KB suntik, Pil KB, Implan, dan IUD. IUD (Intra uterine device) atau biasa di sebut spiral merupakan alat kontrasepsi sepanjang 3cm yang dimasukkan ke dalam rahim untuk mencegah kehamilan. 

Kalau ngobrolin alat kontrasepsi itu cocok-cocokan. Ada yang cocok pake suntik, implan ataupun IUD. Untuk saya sendiri, anjuran ber KB dengan pil atau suntik tidak dianjurkan. Tentu itu karena alasan kesehatan. Kenapa? Begini ceritanya. Di tahun 2010 saya melahirkan bayi perempuan melalui proses sesar. Keputusan itu saya ambil, karena kondisi kandungan sudah 44 minggu, dan melalui proses induksi tidak membuahkan hasil. Saya dan bayi sudah mulai lemah, untuk pertolongan akhirnya saya memutuskan sesar. Ternyata setelah bayi diangkat ada kista sebesar telur bebek. 

Setelah melahirkan saya disarankan untuk tidak menggunakan KB Pil atau suntik. Dan lebih aman KB spiral. Saya dan suami manut saja, apalagi banyak keluarga pake tetap aman. Setelah 2 bulan melahirkan saya memutuskan pake IUD yang 5 tahun. Memang rencananya program anak kedua jaraknya 5 tahun. Saat pasang spiral pertama kali memang sesuatu banget, tapi untungnya tidak lama. Setelah itu ya biasa saja, ga kerasa apa-apa. Saya aman saja gitu pake IUD. 

Semenjak itu saya sering rekomendasiin sama teman dan keluarga, kalau takut pake suntik dan suka lupa minum pil, mending pake spiral, ga sakit. Malah banyak teman yang cocok dan senang juga. Eh 2 tahun memakai IUD, malah saya yang kebobolan. Saya baru ketahuan hamil 2 bulan setelah mengalami sakit. Saya ceritalah sama dokter menggunakan IUD. Setelah diperiksa, posisi IUD sudah tidak di tempatnya. Ya namanya sudah takdir ya, memang waktunya harus hamil lagi. Alhamdulillah.


Pake IUD lagi 

Sumber foto IUD dari www.tundakehamilan.com
Merasa nyaman pake IUD, maka saya memilih pake lagi setelah melahirkan Dimas. Sekarang berbeda neh, karena saya pasang tidak seperti yang pertama. Saya pasang langsung saat sesar, pikir saya biar ga kebobolan lagi. Cukup berbeda saya rasakan menggunakan spiral yang kedua kalinya. Begitupun dengan haid yang jauh lebih banyak. Yang mungkin berbeda kondisi juga ya, maklum dah sesar 2 kali.

Setiap 3 bulan sekali saya rutin memeriksakan kondisi, spiral juga masih aman ditempatnya. Sampai di tahun kedua, haid saya sangat banyak sekali, disertai demam. Kondisi saya turun drastis, HB rendah, sampai akhirnya saya harus melakukan transfusi darah. Itu pertama kalinya dalam hidup saya dan tidak mau menggulanginya lagi, semoga saya sehat selalu. Amin. Setelah melakukan rangkaian tes, kondisi saya tidak apa-apa, rahim juga baik. Entahlah mugkin lagi dropp saja ya badan saya waktu itu. 

Sejak saat itu setiap kali datang bulan neh, selalu bermasalah. entah itu mual-mual, migrain, sakit ulu hati hingga perut yang sakit. Di area bekas sesar pun berasa di tarik-tarik, itu yang membuat saya sedikit trauma saat datang bulan. Akhirnya setiap kali haid pertama dan kedua saya tidak bisa kemana-mana dan hanya istirahat di rumah. Sampai saya berpikir, apa ini karena saya pake iud atau hal lain? Entahlah.

Kemudian saya bertanyalah kepada teman-teman saya yang paham kesehatan. Kalau perempuan yang pake spiral memang berbeda-beda kondisinya. Ada yang haidnya biasa saja atau jauh lebih sedikit, ada juga yang banyak malah berlebihan yang seperti saya alami. Jadi menggunakan alat kontrasepsi apapun memang cocok-cocokan. Dan kondisi tidak selalu sama. Jadi, saya pun jalani semuanya. Walaupun setiap haid saya sakit dan drop, saya nikmati saja.


Drama lepas Spiral 

Sampai akhirnya di awal tahun 2017, saya sudah tidak sanggup lagi, kondisi sering sakit saat haid membuat menyerah juga. Karena selain menganggu aktivitas, kasihan suami dan orang tua yang selalu cemas melihat saya selalu sakit setiap bulan. Keluarga pun meminta saya supaya lepas saja IUDnya, apalagi anak juga sudah mau 5 tahun. Tapi setiap kali mau lepas, ada saja godaannya. Kerjaanlah, inilah itulah, sampai akhirnya susah datang ke rumah sakit. Ya memang maju mundur saja gitu buka spiral ☺☺☺, ada sedikit rasa takut juga.

Pokoknya ya pake IUD yang kedua kali ini drama banget deh. Sampai-sampai teman dekat pun geregetan sendiri melihat saya yang maju mundur lepas spiral. Kan mereka selalu tahu kalau saya sering sakit setiap datang bulan. Sampai akhirnya September kemarin saya bertemu dengan dokter untuk menarik IUD. Setelah melalui pemeriksaan, kondisi rahim aman, tinggal menariknya yang salah waktu. Jadi, kalau ingin tarik spiral, harus sedang haid banyak-banyaknya.

Sampai pada akhirnya bulan Oktober sekitar tanggal 17 saya kembali masuk rumah sakit. Kebetulan sedang datang bulan juga. Untuk hari itu biar badan masih terasa lelah habis ikut 2 kegiatan di hari seninnya, saya harus mempersiapkan segalanya, malah sejak subuh udah siapkan mental *lebay bangetkan? Drama deeeeh*.

Saya pikir bahwa melepasnya akan mudah dan cepat. Ternyata tidak. Setelah USG dan mendapatkan posisi IUD, proses penarikan pun dimulai. Di tahap pembukaan ini saya tidak menggunakan bius, jadi rasanya ya sesuatu banget deh. Mencabutnya tidak semudah yang saya kira. Kan biasanya IUD yang dipasang itu pakai benang, jadi kalau narik gampang. Nah ini tidak. Jadi, ya sesuatu banget deh untuk bisa membukanya. Ternyata setelah diketahui ada pelengketan rahim, jadi cabut alatnya susah.

Alhamdulillah IUD itu akhirnya lepas juga, biarpun tidak ada benang. Dan rasanya lega banget. Pokoknya berasa habis lahiran gitu. Drama bangetkan? Hehehe. Entahlah ada rasa tenang setelah menariknya. Kemudian orang-orang pun bertanya, kenapa di tarik IUDnya, apakah mau punya anak lagi?


Sukses lepas IUD, bukan berarti mau program kehamilan

Sumber Foto by Canva
Setelah drama lepas IUD yang bikin maju mundur. Sukses lepas malah banyak yang nanya. Cieee mau program anak ke 3 ya? Cape juga jawabnya. Begini ya, tidak menggunakan KB atau lepas IUD, bukan berarti mau program kehamilan. Justru saya pengen melakukan pemeriksaan lengkap neh setelah lepas IUD. Saya penasaran, apakah setelah sukses lepas IUD, bulan ini datang bulan saya bermasalah lagi atau tidak? 

Kalau masih tetap bermasalah, tentu saya harus melakukan cek rutin. Apakah setelah disebutkan pelengketan rahaim. Duuh saya ga paham masalah medis, jadi itu yang bikin saya sedikit khawatir. Kadang suka berpikir, inilah perjuangan perempuan. Tentunya banyak yang saya rasakan dan lalui. Sudah pernah di bilang susah punya anak, hamil bermasalah terus, lahiran sesar pula, sampai sakit-sakitan kalau haid. Sesuatu deh. Padahal melihat teman-teman saya tetap aman dan ga ada masalah.

Tapi ya memang begitu, setiap perempuan beda kondisinya, termasuk saya sendiri. Lepas IUD, bukan berarti besok-besok mau program anak ke 3, malah ingin memulihkan kondisi. Apalagi saya masih trauma dengan meja operasi, sesuatu banget rasanya. Semoga saja dengan lepas IUD, menjadi keputusana yang cepat, dengan begitu bisa memulihkan kondisi.

Jadi, kalau ada yang mau pasang IUD, jangan takut ya. Karena kondisi saya, kamu, dan dia berbeda. Semua ada cocok-cocokan. Kalau ditanya mau pasang lagi atau tidak? Sepertinya saya berhenti menggunakan alat kontrasepsi, dan akan mencari alternatif lain untuk mencegah kehamilan. Bukan berarti menolak rezeki, tapi saya ingin sehat, saya ga pengen merasakan 3L lagi (lemah, letih lesu) saat haid. Dan bisa selalu bersemangat menjalani aktivitas harian, serta merawat anak dengan baik.

Kalau kalian sendiri menggunakan KB apa neh?

39 komentar

  1. aku gak kabe, jadi belum bisa cerita sih mak

    BalasHapus
  2. Kalau punya masalah hormonal. KB pil dan suntik emang nggak disarankan, Mbak. Katanya bisa lebih parah. :'D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya benar sekali mba, itu juga yang saya dengar. Makanya saya tidak menggunakan pil dan suntik

      Hapus
  3. Aku malah cocok yang suntik. :D Pernah spiral, tubuhku jadi kurus kering

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waduuh aku malah pengen kurus, karena selama pake IUD kedua ini gemuk banget

      Hapus
  4. Aku juga pakai IUD. :D Cocoknya itu sih.

    BalasHapus
  5. Ngilu deh bacanyaa...saya nggak berani KB. Apa pun itu sepertinya berpengaruh kurang baik buat saya...semoga terus sehat ya mbak... :)

    BalasHapus
  6. Saya KB suntik 3 bulanan. Mulai KB setelah anak kedua lahir. Ditahun kelima berhenti suntik, gegara rindu pengen punya bayi lagi. Setahun nggak suntik, alhamdulillah bisa hamil. Sekarang anak ketiga udah 1 tahun, dan saya pakai KB suntik 3 bulanan lagi

    BalasHapus
  7. saya nggak berani pakai spiral akhirnya milih kb 3 bulan, mbak. tapi itu juga rencananya cuma sampai anak umur setahun soalnya katanya ngembaliin hormonnya lama. pengennya sih 2 atau 3 tahun lagi bisa punya anak lagi soalnya

    BalasHapus
  8. Aq sekarang kb pil n tiap bulan berat badan naik2 ke puncak gunung. Mama nyararin untuk IUD tapi masih ga berani, karena ada beberapa temen ngalamin ga enak nya IUD. Ada yang jadi infeksi gara2 IUD, ada juga yang geser. Jadi nya sekarang bingung mau KB apa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah KB memang cocok2an ya mba, ada yg bilang nyaman ada yg enggak

      Hapus
  9. Aku ga bs pake IUD malah, Teh. Jd skrg pake pil kb laktasi krn masih asi anaknya. Trus baca ini jadi ikutan linu... Huhuhu. Tapi, aku pribadi ga minat lagi iud. Hhhe

    BalasHapus
  10. Wah jadi tau program IUD. Dapet tambahan info buat ntar calon Bini

    BalasHapus
  11. wah baru ingat kemarin istri udah gimana kabe nya. udah lama pake kabe. harus ke dokter deh ini

    BalasHapus
  12. Jujur sih aku malah gak paham itu IUD itu apa. Soalnya aku gak pakai KB. Krn aku gak pakai KB. Cuma tehnik kalender aja.
    ternyata ada efek sampingnya ya. Berbeda2 di tiap orang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya beda-beda tiap orang mba. Kadang ada yg lancar, ada juga yg enggak

      Hapus
  13. saya belum pernah pake KB tapi sekarang pria pun dianjurkan ikut program KB. gak ada salahnya suami juga diajak untuk KB jadi gantian gak hanya istri yang merasakan :)

    BalasHapus
  14. Selama ini Saya sering denger perihal KB spiral dari tmn yg sudah menikah. Kalau membayangkannya ya..ampun jadi perempuan itu bnr2 luar biasa perjuangannya

    BalasHapus
  15. Hamil lagi juga gak apa-apa. biar dede ada temen main lagi

    BalasHapus
  16. Gak salah kok masalah iud ini ada drama kyk mau lahiran, aku pasang iud tu di bidan, ga pake obat anti sakit, pake pingsan deh jadinya, krn tnyta sakit juga hahaha.. Lebay memang, ada yg bilang gak skt, tp dia pasang di rs, beda fasilitas mgkn ya.. Ada harga ada rupa, nah skrg ini aku dah lama ga kontrol iud aku, jd keinget hrs kontrol lg.. Dan pelengketan rahim itu gmn ya? Jangan2 krn pelengketan rahim itu yg bikin sakit selama jelang dtg bulan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku juga belum paham mba pelengketan rahim itu gimana. Bulan ini periksa lagi

      Hapus
  17. Ya Allah mak, saya bacanya serius loh nyut2an soalnya saya masih ASIX jadi belum kb paling suami aja yg di kb dulu heheu tfs ya :) semoga sehat selalu aamiin

    BalasHapus
  18. hmmm... kasih tau ngga yaaaa.. bingung itu terserah nyonya aja kalau saya mana yang terbaik..

    BalasHapus
  19. baru tau bentuk IUD seperti itu ... kalo spiral kek gimana yak?

    BalasHapus
  20. Kakakku juga akhirnya lepas IUD, keluhannya sama. Akhirnya dia pilih minum pil tiap hari, merepotkan tapi kata dia lebih nyaman. @dewi_puspa00

    BalasHapus
  21. akhirnya dilepas juga ya mba.. aku pemakai IUD juga, cuma ini udah setahun lepas ;)

    BalasHapus
  22. Aku pakai implan yang katanya ke haid bakalan lancar, namun sudah 4 bulan gak dateng bulan. Mau ke rumah sakit untuk cek tapi ya maju mundur terhalang kerjaan.
    Pengin nyoba IUD tapi kok takut ya mba.

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkunjung. Silahkan memberikan komentar. Mohon maaf link hidup dan spam akan otomatis terhapus.