Inilah jejak terakhir Bayu dikota kembang.
Mungkin ini juga terakhir kalinya Bayu
akan merasakan hawa sejuk yang membuatnya nyaman, atau bahkan suara lembut yang
setiap pagi memanggilnya dengan manja "kang Bayuuu....",
sampai-sampai dia lupa dengan tugas kuliah yang semakin menumpuk dan bahkan
jadwal kuliah yang semakin padat, itu karena kepenatan ibukota yang membuatnya
lari sementara waktu kekota yang membuatnya tenang.
Dua minggu sudah Bayu menyepi dan
menyendiri disebuah villa milik sahabatnya yang terletak di Lembang Bandung.
Bayu bisa merasakan hari-hari indah berada dikota ini, bukan saja dimanjakan
dengan alam yang begitu indah dan masih alami, tapi disini Bayu juga bisa
merasakan arti cinta yang sesungguhnya.
"Gw disebut playboy, cewek manapun bisa
gw taklukin, tapi kenapa dengan Siti?", ucap Bayu dalam hati dengan
pertanyaan yang selalu mengusik pikirannya.
Sembari membayangkan wajah ayu Siti yang
selalu tertutup dengan jilbab, membuat Bayu semakin tak menentu, ada yang
bergejolak dalam hatinya, senyuman Siti mampu menghanyutkan Bayu kedalam
bayangan-bayangan indah, apabila Siti selalu bisa mendampingi dirinya, mengisi
harinya dengan cinta yang begitu suci.
"Kang Bayuuu...ini tehnya, punten
pagi ini emak belum bisa datang, lagi kepasar" sapa lembut Siti.
Saat Bayu baru 3 hari di villa, awalnya
dia hanya ingin berlibur dan menikmati suasana sejuk disana, sampai akhirnya
sosok perempuan cantik datang menghampirinya dan menyajikan teh hangat dipagi
yang begitu indah, padahal mentari baru saja bersinar menghangatkan bumi, dan
suara kicau burung pun baru bernyanyi riang, dipikiran Bayu bahwa dia sekarang
berada disurga ditemani bidadari cantik.
"Jadi kamu ini Siti anaknya Emak Ipah
ya...?" tanya Bayu.
"Muhun kang"
"Makasih ya ...."
Tatapan Bayu masih saja tertuju pada Siti
yang pagi itu memakai gamis berwarna biru dengan jilbab berwarna senada yang
menutup sampai perut, padahal Siti baru saja beranjak pergi dan menghilang dari
pandangan Bayu, tapi dia tidak menyadarinya.
"Loh .. mana dia"
Tetap saja Bayu belum sadar, bahwa Siti
sudah berlalu setengah jam yang lalu.
"Wah C Doni, bohongin gw neh, katanya
anak emak Ipah itu gendut, galak dan suka marah-marah, eh ternyata begitu
manis..." ucap Bayu sambil tersenyum sumringah.
Bayu pun beranjak dari teras depan, dan
bergegas masuk kekamar untuk mengambil handphone dan menekan nomor
085632165***.
"Yohaaa....bro, gimana
liburannya" sapa seorang lelaki dari seberang telepon.
"Asyik bro, apalagi ada bidadari
cantik yang nemenin gw" jawab Bayu.
"Hahahaha...udah ketemu yoo..Awas loh
berani macem-macem ama gebetan gw"
"Halah..pantes lo ngomong gendut dan
galak, ternyata demen juga"
"Masbuloh....hahaha, udah ah gw ada
kuliah, cepet pulang ada tugas ilmiah nunggu lo"
Pembicaraan itu pun terputus seketika.
Bayu mun mulai membuat strategi untuk bisa
dekat dengan Siti, dipikirnya Siti itu sama seperti perempuan yang selama ini
bisa menjadi pacar-pacarnya. Strategi yang digunakannya pun hampir sama mulai
dari bunga, kejutan romantis atau bahkan puisi-puisi indah, dan ternyata itu
tak mampu meluluhkan hati Siti untuk bisa jatuh kedalam pelukan Bayu.
Saat Bayu hendak mencuri-curi pandang pun,
Siti akan langsung berpaling, apalagi saat jalan berdua dengan berpura-pura
minta ditemani jalan-jalan, alasannya "belum tahu daerah sini", Bayu
hendak jalan beriringan sambil ingin memegang tangan Siti, tapi Siti semakin
menjauh.
"Punten kang sanes muhrim" ucap
Siti.
"Maksudnya, kamu ngomong apa
Sit?"
"Maaf, tadi akang Bayu mau megang
tangan Siti ya, kita teh bukan muhrim, jadi ga boleh"
"Ohhhh....iya maaf Siti, ga
sengaja".
Biarpun dengan sikap Siti yang selalu
menghindar, tak membuat Bayu menyerah begitu saja. Setiap hari Bayu semakin
gencar mendekati Siti, sampai-sampai dia mau membantu pekerjaan Siti di dapur,
baik mencuci piring bahkan memotong sayuran, padahal dirumahnya mana mau dia
seperti itu.
Hari demi hari Bayu seakan terhipnotis
oleh aura kecantikan Siti, dia selalu mengikuti kemana pun kecuali kalau Siti
sudah pulang kerumahnya.
Bayu jadi semakin mengenal sosok seorang
Siti yang sholehah, terkadang Bayu sering malu sendiri, saat adzan berkumandang
Siti akan mengajaknya kemesjid, atau mengingatkan sudah waktunya shalat.
"Kang Bayu..sudah waktunya shalat,
saya mau kemesjid dulu..akang mau ikut shalat disana" ajak Siti.
"Ohhh..iya..ini...ok deh nanti aku
nyusul ya sit..." jawab Bayu gelagapan.
Sebenarnya Bayu bukan tidak ingin ikut
Siti melaksanakan shalat, karena dia belum mendapat hidayah, bahkan saat SMP
dia sangat rajin ngaji dan shalat, tapi karena pergaulan diibukota yang membuat
Bayu menjadi melupakan kewajibannya dalam beribadah.
***
Saat seekor kuncing jatuh didepan Siti,
membuat Siti terkejut dan hampir terjatuh, tapi untungnya Bayu langsung
menangkap tubuh Siti, dan untuk pertama kalinya hati Siti terbawa suasana, dia
bisa melihat wajah Bayu dari dekat, yang telah membuat jatungnya berdetak
kencang. Tapi dia langsung tersadar, dan berlari meninggalkan Bayu.
"Siti !! kamu tak apa-apa"
teriak Bayu.
Tanpa diketahui Bayu, Siti menangis
sendirian didapur, entah apa yang membuat Siti menjadi seperti itu.
"Ya Allah maafin Siti..tadi ga
sengaja, Siti takut dosa, tapi ini teh beneran...naha jantung Siti teh
deg-degan kieu, apa bener kata teh Susi, kalo orang jatuh cinta teh pasti
deg-degan".
Ternyata selama ini Siti memendam satu
perasaan indah akan sosok Bayu, disaat Bayu mulai mencari cara ingin dekat
dengan Siti, disana pun hati Siti punya harapan yang sama yaitu ingin selalu
bisa bersama dengan Bayu.
***
Hari-hari berlalu, sampai akhirnya suatu
hari saat Bayu akan menyatakan isi hatinya kepada keluarga Siti, betapa
terkejutnya Bayu saat dia melihat rombongan sebuah keluarga, sudah datang
didepan rumah Siti dan disana Bayu bisa melihat Siti terlihat begitu cantik
dengan kebaya yang dikenakannya serta jilbab berwarna pink yang dihias dengan
bunga-bunga indah. Aura kecantikan yang memancar pada wajah Siti, mampu membuat
Bayu meneteskan airmata.
"Apakah dia akan menikah?" tanya
Bayu dalam hati.
"Maaf Pa..ini mau ada acara apa ya ko
rame sekali" tanya Bayu pada seorang lelaki paruh baya yang melintas
dihadapannya.
"Oh itu den, anaknya emak Ipah mau
dilamar" jawab lelaki itu.
"Dilamar?"
"Mari den...."
Hati bayu bagai tersambar petir,
jantungnya berdetak kencang, jiwanya seakan ingin berontak untuk bisa berlari
kehadapan Siti dan membawa dia pergi bersamanya, tapi langkahnya menjadi begitu
berat, tubuhnya terasa kaku, dan hanya satu kesalahan Bayu, dia tidak pernah
bertanya pada lelaki itu "siapa yang akan dilamar, apakah Siti?".
Bayu tak pernah tahu bahwa Susilah (kakak Siti) yang akan dilamar.
"Ya Tuhan, kenapa hatiku begitu
terluka seperti ini, apakah ini karma..karena selama ini aku hanya bisa
menyakiti perempuan, tak bisa menghargai pengorbanan dan cinta mereka"
ucap Bayu sambil meneteskan airmata.
"Siti...entah kenapa, waktu sesingkat
ini, kamu mampu membuatku berubah, biarpun kamu hanyalah anak seorang penjaga
villa keluarga, tapi kamu baik, bukan hanya rupa, tapi hatimu juga memancarkan
kecantikan dan ketulusan, oh Siti aku sungguh mencintaimu, kamu segala-galanya
bagiku".
Semalaman Bayu hanya bisa merenung, dan
untuk pertama kalinya, Bayu mengambil air wudhu dan shalat, ternyata dia
mendapat hidayah dari seorang gadis desa. Bagi Bayu sudah lama sekali dia tidak
melakukan shalat, dia pun berdzikir dan berdoa. Setelah ketenangan sudah
didapatkannya, Bayu pun bergegas berkemas, dia memutuskan untuk pulang esok
pagi, tak lupa dia pun menuliskan sebuah surat untuk Siti, dia tak ingin
menemuinya esok, karena taku melukai hati orang lain lagi.
Assallamualaikum.......
Dear Siti
Siti...maafkan aku, karena aku tidak
sempat berpamitan langsung padamu, sekarang aku sedang dalam perjalanan, aku
harus bergegas pulang ke Jakarta. Tapi sebelumnya aku ingin mengakui sesuatu
yang selama ini ada dalam hatiku, maaf bukan bermaksud untuk menganggu
hubunganmu dengan lelaki itu, atau bahkan mengacaukan perasaanmu, tapi ini
sebuah pengakuan yang sejujur-jujurnya.
Mungkin ini juga pertama dan terakhir
aku datang kekota ini, bukan karena aku tidak suka dengan suasana kota ini,
justru aku mencintainya dan nyaman berada disini, apalagi ada kamu yang
menemani aku.
Siti, sejujurnya tadi malam aku hendak
datang kerumahmu untuk melamarmu, aku ingin membawamu keJakarta dan hidup
bersamaku, karena kalau pacaran pasti kamu tidak mau, katanya kamu selalu ingin
berta'aruf dengan seorang lelaki, aku ingin sekali mewujudkan itu, tapi
ternyata niatku itu terlambat. Tadi malam aku lihat rombongan satu keluarga
datang berkunjung kerumahmu, dan kamu dengan tulus menyambut mereka, tapi
kenapa itu membuat hatiku berasa sakit.
Jujur saja aku yang dulu hanya seorang
lelaki yang hanya bisa menyakiti perasaan perempuan, menduakan mereka, oh bukan
saja dua, tapi lebih dari empat perempuan aku pacari, aku pikir..aku ini orang
yang tampan, pintar dan dari keluarga berada. Aku seperti orang yang haus kasih
sayang dan perhatian, tapi setelah bertemu denganmu semuanya berubah.
Saat bersamamu, aku sadar aku bukanlah
lelaki sempurna, banyak kekurangan yang ada dalam diriku, dan hanya kamu yang
bisa membuat aku berubah, ketulusan dan kebaikanmu mampu membuka pikiranku akan
kehidupan, bahkan dalam beribadah yang selama ini tak pernah aku lakukan,
saking aku sibuk mencari perhatian dari perempuan-perempuan supaya bisa
disanjung, padahal dihadapan Tuhan aku bukanlah apa-apa, aku hanyalah manusia
yang penuh dosa.
Siti semalaman aku merenung dan
berdzikir, aku temukan rasa ikhlas itu, dan kini aku merelakanmu pergi dengan
yang lain, mengarungi rumah tangga yang sakinah bersama lelaki impianmu, dan
maafkan aku karena sudah lancang mencintaimu, jujur saja aku sangat
menyayangimu, rasa sayangku semua karena Allah....Siti aku sangat menyukaimu,
itu yang selama ini ingin aku katakan.
Tapi karena kamu sudah menemukan yang
lain, aku doakan semoga kamu bahagia, aku tak akan pernah datang lagi kekota
ini, karena tempat ini terlalu indah buatku, dimana aku menemukan sebuah
kejujuran dan ketulusan, kota ini akan menjadi kenanganku, oh atau bahkan akan
menjadi sejarah hidupku, dimana aku bisa menorehkan jejak langkahku ketempat
yang cantik, secantik hatimu, dan secantik bintang-bintang yang bisa kita lihat
dimalam hari.
Siti......selamat tinggal, ini surat
pertama dan terakhir untukmu...semoga kamu selalu dilindungan Allah SWT dan
diberikan kebahagiaan selalu.
Wassalam
Salam Hangat selalu dariku
Bayu
***
Pagi itu Bayu pun bergegas pergi, hanya
bisa berpamitan kepada pa Asep suami dari emak Ipah yang tentu saja Ayah Siti,
sepucuk surat pun Bayu titpkan untuk Siti, yang pagi itu tidak bisa datang
kevilla, karena Siti sedang ada urusan lain, yang dipikir Bayu, Siti pergi
dengan tunangannya untuk keperluan pernikahan. Padahal Siti sedang ada jadwal
kuliah dan selama ini tidak Bayu ketahui.
Siti pun menangis sedih, saat surat yang
Bayu tulis untuknya dia baca, dan mengetahu kenyataan bahwa Siti dan Bayu
sebenarnya mempunya perasaan yang sama, dan kesalahpahaman dari pertunangan itu
telah memisahkan sebuah cinta yang tulus.
"Kang Bayu...Siti juga cinta sama
akang"
Tetesan air mata Siti pun jatuh,
mengetahui kenyataan yang indah, tapi berakhir pedih. Siti tidak tahu harus
bagaimana mengutarakan isi hatinya yang akan selalu terpendam, dan entah kapan
rasa itu akan diungkapkan pada orang yang selama ini diinginkannya.
Tidak ada yang tahu kapan itu akan
terjadi, semua adalah rahasia Tuhan....
SELESAI
ceritanya seperti di ftv" mbak :)
BalasHapusBagus cerpennya ^^
makasih mbak titis
Hapusbagus bgt cerpennya, oh ya jangan lupa kunjungan balik dan koment balik ya http://ane-aldi.blogspot.com/2014/03/tempat-magang-dengan-gaji-besar.html
BalasHapussiip deh Dana...tunggu ya
Hapus