BIARKAN AKU ADA DIHATIMU

"Selamat tinggal Ton...." ucapan terakhirku yang sempat aku katakan kepada Toni kekasihku sore itu, semuanya terucap dari hatiku yang memang sudah merasa bahwa dia tidak akan pernah kembali kekota intan.

"Ya aku tahu kamu akan lupakan aku Ton, karena kamu memang tak ingin bersama denganku" bisikku dalam hati.

***

Aku pun memutuskan untuk pergi berlibur keibukota bersama beberapa saudaraku, selain untuk mengobati luka hatiku, juga untuk melihat pementasan sahabat lama yang memang sudah lama tak aku jumpai.

"Melli!!!"

Kudengar seseorang memanggil namaku, aku pun celingukan mencari arah suara itu. Dan kurasakan seseorang menepuk bahuku, "Hai....". Sungguh terkejutnya aku melihat wajahnya yang memang sudah tidak asing lagi bagiku, tapi aku begitu pangling melihat sosoknya yang sedikit berbeda, lebih rapi dan bersih, tentu saja terlihat tampan. "Kak Erry?" tanyaku tak percaya.

"Iya ini aku, emang siapa lagi" jawabnya sambil tersenyum.
"Beda banget loh.....jadi lebih..."
"Tampan"
"Emmm...geer...lebih rapi aja kalau begini"
"Ini demi kamu loh"
"Loh kok aku kak....?"
"Kemarin tuh dapat telpon dari Angga, katanya kamu mau dateng..aku aku berusaha merubah penampilan aja demi kamu".
"Ga perlu gitu juga kali kak, aku malah suka penampilan kakak yang kemarin, selalu apa adanya"
"Emang kalau sekarang gimana?"
"Seperti ada jarak diantara kita....hahahha".
"Buset deh ah.....tapi tak apa berarti itu kamu suka sama aku"
"Geer"

Di lorong aula pementasan kami saling berbagi cerita dan tertawa bersama. Memang seh ada sedikit perubahan dari Erry yang jauh lebih dewasa, tapi dia terlihat tetap sederhana kok, padahal aku tahu dia itu orang berada. Ya itulah Erry, yang selalu menganggap kekayaan itu bukan miliknya melainkan orang tuanya.

***

Pementasan drama pun usai dengan tepuk tangan yang begitu meriah, semua pun mengacungkan jempol buat Angga yang memang sangat lihat sebagai sutradara, kesuksesannya itu Angga apresiasikan buat Erry yang selama ini selalu banyak membantunya, terutama untuk tata musik.

Erry memang selalu sukses dalam mengarap musik, selain dia seniman hebat, dia pun merupakan calon arsitek. Yang membuat aku kagum padanya, karena dia membiayai uang kuliahnya sendiri, dari hasil keringatnya sebagai pemusik, nyanyi sana sini, mengajar juga, sepertinya dia tidak pernah merasa lelah sedikit pun. Bagi Erry "Musik itu jiwaku, musik itu hidupku, seperti halnya perempuan itu yang selalu mengisi hatiku" Jawab Erry setiap kali aku tanya kenapa suka musik. lalu siapa perempuan yang selalu dia maksud ?.

***

Aku memutuskan mengambil kuliah di kota kembang, selain dekat dengan kampung kelahiran, aku pun bisa sambil menyalurkan hobi seniku bersama teman-teman teater disana.

Disela jam kuliah yang padat, aku dan Nanda sahabatku memutuskan untuk rehat sebentar dikantin kampus, yang memang sudah terlihat ramai, sehingga kami harus mencari tempat duduk yang kosong.

Nanda melihat salah satu bangku kosong dan mengajakku duduk. "Disana yuk Mel...". Aku pun meniyakan, karena memang sangat nyaman tempatnya, dibawah pohon yang rindang. "Ok deh, adem kayaknya disana".

KRING !! KRING!!

Baru saja mau duduk, handphone sudag berbunyi, pikirku "Ga asyik banget neh, siapa lagi yang nelpon".

"Haloo....Siapa neh?" ucapku menyapa.
"Akhirnya bisa nyambung juga Mel...ini aku Erry" jawabnya dari sebrang telpon.
"Eh kak Erry, ada apa? pake no siapa neh?" ucapku bahagia. Ya memang aku sangat menunggu telpon dari dia selama ini,maklumlah udah beberapa minggu tidak berkomunikasi dengannya.
"Aku lagi otw neh ketempat kamu, ini pake no baru...ketemu yuk kangen neh".
Wajahku sedikit memerah saat mendengar ucapan Erry barusan. "Beneran mau kesini?, tapi aku masih ada kelas satu pelajaran lagi?".
"Ga apa, jam berapa pulang?"
"Jam 1 an kak".
"Ok deh aku tunggu depan kampus ya"

Aku pun menutup telpon dengan perasaan bahagia, sampai membuat Nanda bertanya - tanya. "Kenapa lo Mel, udah gila yak senyum-senyum sendiri gitu".
"Eh iya ... ga kenapa kok Nan, lagi bahagia aja" jawabku sedikit malu-malu.
"Emang siapa yang nelpon barusan ?" tanyanya penasaran, maklumlah Nanda belum kenal Erry.
"Sahabat lama kok, yang memang sangat ditunggu".
"Sahabat apa pacar..".
"Gatau deh...hehehehe".

***

Diseberang jalan sudah menunggu seorang lelaki dengan motor gedenya, dan jaket kulit berwarna hitam yang melindungi tubuhnya, wajahnya terlihat cerah, senyumnya mengembang menyambutku yang datang menghampirinya. "Ih..ko deg-degan gini seh, deket-deket sama kak Erry" bisikku dalam hati.

"Hei cewe...mau donk disenyumin terus" goda Erry.
"Apaan seh kakak ini" jawabku malu.
"Udah kelar kelasnya"
"Sudah"
"Jalan yuk..kemana gitu yang asyik, tempat nongkrong atau makan? laper neh soalnya nungguin kamu 2 jam".
"Ga ikhlas ya nungguin".
"Bercanda...jangan cemberut gitu, jadi tambah cantik deh ntar".
"Hemmm....dasar. Ok deh kita kemana neh, makan ketempat aku biasa kesana yuk"
"Ok deh".

Agak sedikit kaku dan salah tingkah kalau dekat dengan Erry, entah apa yang membuatku jadi seperti ini, apalagi setelah dia terang-terangan menyatakan isi hatinya, aku sedikit takut untuk menerima cinta dari seorang lelaki, setelah merasakan pedihnya dikhianati. Apalagi aku dan Erry tinggal berjauhan, membuatku jadi banyak berpikir untuk menerima cintanya, memang tak bisa aku pungkiri dia orangnya baik, apalagi dia ini saudara dari sahabatku Angga, yang memang aku sudah lama berteman dengannya. "Tak tahulah...biar Tuhan yang membimbingku" pikirku dalam hati.

***

"Mel, setelah semester ini selesai, sepertinya aku akan pindah kesini" ucap Erry.
"Loh kenapa, kan sayang tinggal 2 semester lagi, apalagi kakak lagi persiapan mau skripsi" jawabku heran, dengan sikap Erry yang tiba-tiba seperti itu.
"Aku tak ingin ditolak lagi Mel..."
"Maksud kakak ?"
"Aku tahu alasan kamu menolakku, tak lain karena kamu takut dikhianati, aku sudah dengar semuanya dari Angga"
Aku sedikit kaget dan kesal sama sahabatku Angga, yang jelas-jelas sudah menceritakan semua curhatanku, "Jangan-jangan dia juga tahu tentang itu..." pikirku cemas.
"Oh ya...aku juga tahu loh Mel, tentang isi hati kamu" ucapnya sambil tersenyum.
"Tuhkan bener..waduh malu gw" bisikku dalam hati.

Mendengar ucapan Erry kadang jadi malu sendiri, apalagi dia sudah tahu semua isi hatiku "emang dasar Angga, liat aja kalau ketemu, tak ulek-ulek tuh mulutnya" pikirku kesal. Memang tak bisa aku pungkiri Erry telah membuatku banyak berubah, apalagi seku selalu semangat mengejar semua cita-citaku, Erry mengajarkanku banyak hal terutama musik dan bisnis, yang memang aku mengambil program studi itu.

"Hei..ko melamun Mel.." tanya Erry sambil menepuk bahuku dan telah mampu membangunkan lamunanku.
"Eh...enggak kok kak, biasa aja".
"Kok kayak banyak mikir gitu".
"Beneran ga apa-apa".
"Mel...." panggilnya lembut.
"Ya...."

Erry memandangku dengan lembut, itu semakin membuat aku salah tingkah, apalagi jantungku deg-degan terus, "Aduh...hatiku luluh neh, kalau kayak begini" bisikku dalam hati, yang semakin membuatku jadi jatuh hati. Memang benar kata Angga "Kalian itu saling mencintai, tak seharusnya kamu lari dari kenyataan dengan menolaknya, karena semakin kamu menjauh, kamu akan semakin sakit, tapi kalau kamu semakin dekat, kamu akan selalu bahagia". Apa harus aku menerima cinta Erry secepat itu, padahal aku takut kalau ditinggalin lagi, lebih baik aku mencoba mengikuti apa kata hatiku.

Erry mengenggam tanganku. "Mel, kita jadian aja yuk...please".
"Ih kakak ini, ga seromantis syair-syair yang kakak buat, ngajakin jadian kayak ngajak makan aja...heheh"
"Justru itu Mel...biar seru gitu".
"Gamau ah...habis kayak gitu"
"Hemmmm...oklah kita lihat nanti, tapi pada saat itu kamu sudah resmi jadi kekasihku, dan memang kamu tak akan bisa mengelak lagi dari perasaaan kamu sendiri, ok deal.." ucapnya sambil mengajak berjabat tangan sebagai tanda setuju akan akan menerimanya.
"Kita lihat nanti...hehehe".

***

Acara tahunan kampus pun digelar, sambil menggundang beberapa sekolah untuk ikut serta meramaikan acara, ada acara bazar, aneka lomba yang khusus buat sekolah menengah atas dan pentas seni. Dan malam minggu itu acara puncaknya adalah pementasan teater yang dihadiri hampir semua mahasiswa serta mahasiswi dari setiap jurusan. Acaranya bukan teater saja, ada pentas seni budaya dan monolog. 

Tepuk tangan terdengar meriah dari belakang panggung tempat aku dan teman-teman mempersiapkan diri. Agak sedikit nervous seh, maklum ini pementasan perdanaku dikampus, belum lagi bercampur rasa kesal setelah menerima sms dari Erry "Mel, maaf ya malam ini aku ga bisa nyaksiin, aku meski pulang kejakarta ada urusan mendadak" ucapya dalam pesan singkat itu. Aku pun tak ingin membalasnya, lantaran kecewa karena janji yang tidak dia tepati.

Pementasan teater pun berjalan dengan lancar, dan kami semua mendapat tepuk tangan yang begitu meriah dari penonton. Dan acara pun berlanjut dengan penutup dari sang sutradara dan panitia yang menyampaikan ucapan terima kasih. Tapi ternyata ada acara tambahan, kami semua sempat bertanya-tanya "acara apaan seh", kami semua disuruh menunggu disisi kanan panggung. 

Ketua panitia pun megambil alih acara "Ok, ini sebenarnya satu penampilan dari seseorang yang sangat spesial sekali, karena ini khusus buat salah satu mahasiswi disini yang juga sahabat kita semua, penasaran ga seh...kalau saya seh penasaran, ga usah lama-lama ini dia penampilannya".

Sorak sorai penonton terdengar begitu ramai, sama seperti mereka mungkin, aku sempat berpikir siapa seh, kok kita gatau acara terakhir ini". Aku lihat seseorang masuk dari sisi kiri panggung berjubah hitam dengan gitar ditangan, ditengah panggung sudah tersedia bunga dan kursi, orang itu pun duduk dan mulai memetik gitar.

Saat dia mulai bicara, suasana langsung sepi dan hening, hanya petikkan gitar dan syair puisi yang dia ucapkan.

Biarkan Aku Ada Di Hatimu

Sekian lama kucoba memahamimu
Sekian lama kucoba mendekatimu
Tapi kau tak menghiraukanku
Sekian lama kucoba menunggumu
Sekian lama kucoba menggapaimu
Tapi kau pergi dengannya tanpa melihatku
Sekian lama aku mencoba bertahan
Sekian lama aku mencari yang lain
Tapi hati ini tetap memilihmu
Kupernah menangis, kupernah patah hati
Karena kau harapanku hilang
Hingga aku tahu kau sudah tak bersamanya
Hingga aku tahu kau akhirnya sendiri
Harapanku kembali tumbuh ... aku bisa bersamamu
Kusemakin mendekatimu ... kuselalu bersamamu
Kumencoba mengisi isi hatimu yang kosong
Biarpun kutahu kamu sedang patah hati
Kutinggalkan keingananku disana
Hanya demi selalu dekatmu
Sekian lama kucoba menyatakan isi hatiku
Sekian lama ku jatuh hati padamu
Ternyata kamu kembali menolakku
Karena kamu takut kumeninggalkanmu
Tapi kini aku tahu
Kamu ternyata juga mencintaiku
Kini biarkan aku mengenggam tanganmu
Kini biarkan aku melindungimu
Kini biarkan aku ada dihatimu
Sampai akhirnya kamu tahu
Aku sangat menyayangimu kekasihku....

Tepuk tangan begitu meriah, setelah petikkan gitar berhenti dan puisi pun berakhir, kulihat dia berdiri dan mengambil bunga di hadapannya, perlahan jubahnya pun dibuka, dan itu membuatku terkejut melihat wajahnya dengan sangat jelas "Erry". Aku masih kebinggungan dengan pertanyaanku sendiri "Kok bisa ada Erry?", seseorang menarikku keatas panggung, dan memang sedikitmalu, apalagi didepan banyak orang. Terdengar sorak sorai penonton begitu meriah apalagi sampai mereka berteriak "terima..terima...terima".

"Hai Mel...boleh aku bicara disini"

Aku sedikit salah tingkah "sumpah aku ga menyangka dia melakukan ini..aduh" ucapku dalam hati.
Dan Erry malah menarik tanganku dan mengenggamnya dengan erat.

"Mel...hari ini malam ini, aku disini untuk yang kesekian kalinya ingin mengatakan isi hatiku kepadamu, aku ingin semua orang disini menjadi saksi akan kesungguhan hatiku. Mel...biarkan aku ada dihatimu, karena kamu pun sama telah mengisi hatiku, aku ingin selalu mengenggam tanganmu seperti ini, hingga tak ada yang mampu melepasnya lagi, karena kamu adalah milikku".

"A...aku gatau meski jawab apa" jawabku sedikit gugup. Terdengar penonton tertawa dan semakin ramai berteriak "terima...terima..terima". Dan aku tahu dia memang mencintaiku, sudah berkorban banyak untukku.

"Kamu cuma tinggal jawab, ya atau tidak"

Kuhanya terdiam dan melihat matanya yang sungguh-sungguh, seakan mata itu ingin berbicara "jawab iya mel...aku ini mencintaimu", mungkin seperti itu ya. Tapi memang aku tak bisa menghindar lagi dari perasaan ini.

Seketika ruangan pun hening seperti ingin tahu jawabanku. "Maaf kak aku tidak...", belum juga aku selesai bicara wajah Erry berubah muram dan tampak kecewa. "Kak...aku tidak bisa pungkiri bahwa aku juga mencintaimu selama ini" ucapku sepenuh hati. Dan kulihat wajah Erry langsung tersenyum dan memelukku dengan erat.

SELESAI







Tidak ada komentar

Terima kasih sudah berkunjung. Silahkan memberikan komentar. Mohon maaf link hidup dan spam akan otomatis terhapus.