Pesona Situ Bagendit


Malam ini jadi pengen nulis tentang salah satu tempat wisata di kota kelahiranku Garut Jawa Barat, berhubung kemarin baru pulang kampung.

Saat melewati tempat itu “wiih....jadi beda banget” J, biarpun di permukaan airnya itu masih aja ada “eceng gondok” dan “alang-alang”, tapi setidaknya dilihat dari depan ada perubahan yang sangat beda, permainannya pun bertambah.

Yup, J yang saya omongin di atas tadi tentang tempat wisata “Situ Bagendit” yang terletak di Kabupaten Garut, tepatnya di Kecamatan Banyuresmi. Upssst...sebelum saya melanjutkan ini bukan ajang promosi daerahku (kalau promosi ada bagiannya masing-masing J ada Bapak Bupati dan Dinas Pariwisata), tapi sekedar memperkenalkan satu daerah dimana saya dibesarkan dan tempat saya bermain sejak duduk di bangku Sekolah.


Saya memotret tepat disamping (lagi males masuk..buru-buru banget ), disana terlihat berbagai permainan dari rakit, angsa, bola air dan tidak lupa ada kereta juga.

Situ Bagendit ini tempatnya sangat strategis, tepat ada di pinggir jalan raya yang merupakan jalan utama, dari Kota Garut mau ke kecamatan Leles atau Leuwigoong bisa melewati jalan ini, malah bisa mempersingkat perjalanan bagi siapa pun yang ingin pergi Kekota Bandung, jalan ini pun bisa menjadi alternatif mengurangi kemacetan dari arah Bandung menuju terminal Garut.

Situ Bagendit sangat terkenal dengan pesonanya yang indah serta sejarahnya yang sudah melegenda, tak heran banyak sekali drama atau sinetron bercerita tentang sejarah tempat ini (biar pun rada ngelantur sedikit dari yang sebenarnya), tempat ini setiap liburan ataupun weekend pasti dipadati pengunjung dari daerah Garut maupun daerah lainnya yang ingin menikmati pemandangan di Situ Bagendit.

Hawanya yang sejuk di sertai pepohonan yang memberi keteduhan membuat kita merasa nyaman, apalagi pemandangan yang indah, saat duduk di pinggiran Situ kita dapat melihat air yang jernih dengan hiasan berupa “eceng gondok”, serta pemandangan Gunung Guntur yang jauh pun dapat terlihat jelas di tempat ini.

Situ Bagendit telah menjadi tempat wisata yang paling di minati saat berlibur, jangan aneh kalau datang ke tempat ini saat liburan pasti sangat padat dan sesak dengan lautan manusia yang ingin berlibur, jalan raya pun akhirnya siaga 3 dech karena macet, pak Polisi pun siap sedia mengatur dan mengamankan lalu lintas.

Situ Bagendit ini sebagai saksi cinta saya bersama sang suami J, pertama ngedate yang di tempat ini (tapi belum jadian ya...waktu kesini J), tempat ini pun menjadi tempat latihan pertama saya dalam membangun karakter dan mental di depan panggung, main musik, latihan baca puisi untuk tingkat Priangan Timur juga disini, yooo..ahh seru deh tempat ini, pernah satu waktu bersama teman dari kampus kita naik rakit untuk sekedar makan rujak di tengah Situ ... tambah nyaman dech.

Kalau datang ke tempat ini jangan takut kelaparan, karena sudah seabreg yang jualan disini mulai dari gorengan, bakso, cemilan, es kelapa muda dan lain-lainnya masih banyak tersedia.

Situ Bagendit juga jadi mata pencaharian bagi beberapa orang, mulai mencari ikan dan lain sebagainya, tapi anehnya kalau air surut karena kemarau ikannya pada hilang (pergi kemana ya ?) padahal ikan disini banyak banget dan rasanya enak.

Mengenal Sedikit Tentang Sejarah Situ Bagendit

Seperti yang sering saya dengar dari Nenek, Kakek dan orang tua lainnya yang sudah lama tinggal di daerah sekitar Situ Bagendit tentang bagaimana Situ ini terkenal dengan nama Situ Bagendit.

Konon dahulu kala ada sepasang suami istri bernama Jang Bagen dan Nyi Endit yang sangat kaya raya di desa ini dan terkenal sangat pelit serta jarang berbagi kepada orang lain, mereka sangat berkuasa di tempat ini. Hingga suatu waktu mereka mengadakan pesta besar-besaran dan datanglah seorang kakek tua bertongkat kerumah mereka untuk meminta segelas air (konon menurut cerita kakek ini adalah malaikat yang sedang menjelma jadi manusia untuk menguji mereka), saat sedang bersenang-senang dan mabuk-mabukan seorang pelayan menghampiri dan memberitahu Nyi Endit bahwa ada seorang Kakek meminta minum, boleh atau tidak di beri ?.

Sang juragan Nyi Endit pun menghampiri dengan nada marah serta mengusir orang itu, Kakek tua pun sakit hati dan menancapkan tongkatnya di depan rumah, air pun keluar dari dalam tanah, orang-orang di dalam rumah serta para pelayan berhamburan keluar dan mencari dataran tinggi untuk menyelamatkan diri, tidak terkecuali dengan Jang Bagen dan Nyi Endit yang memilih tinggal di rumah itu yang akan tenggelam, karena tidak mau kehilangan harta kekayaannya yang begitu banyak (orang serakah pasti begini neeh...), sambil memeluk bakul emasnya Jang Bagen dan Nyi Endit pun mati tenggelam dan jasadnya tidak ditemukan, karena air pun begitu banyak menenggelamkan desa yang mereka tempati. (Selesai....Begitu ceritanya menurut orang tua zaman dulu yang tinggal didaerah situ).

Antara Percaya dan Tidak

Menurut orang – orang yang percaya (dari cerita yang saya dengar), kalau ada orang tenggelam di Situ Bagendit pasti jasadnya tidak ditemukan, dan orang sekitar memilih untuk mengadakan pementasan wayang golek sampai akhir, hingga besok harinya jasad yang tenggelam muncul kepermukaan.

Entah mengapa juga kalau ada orang celaka air di Situ berubah warna jadi keruh sekali sampai berhari-hari.

Ini larangan yang sampai saat ini tak pernah saya abaikan, Nenek saya selalu melarang sanak keluarga, anak cucu menantu, kerabat keturunan daerah sini kalau pertama hari raya Idul Fitri tidak boleh rekreasi ketempat itu (saya pun tidak tahu kenapa, karena Nenek tidak pernah bilang).

Dilarang keras kalau orang pacaran datang ketempat ini pasti putus (ini nech sempat terjadi pada teman-teman saya dari Jakarta) tapi ga boleh percaya juga, karena segala sesuatu sudah ada yang mengatur yaitu Allah SWT. Dan kalau orang mau nikah tidak boleh datang kesini (memang bener dilarang, karena calon pegantinkan lagi dipingit :-) )

Ya mau percaya atau tidak tentang suatu mitos tergantung kepercayaan masing-masing orang, karena segala sesuatu sudah ada yang mengatur.

Ada yang penasaran tidak dengan tempat ini ?, kalau ada bisa langsung datang, sangat mudah sekali mencari tempat ini karena seperti yang saya bilang tadi, tempatnya persis disamping jalan utama Kecamatan Banyuresmi di depannya kantor Camat Banyuresmi, di depannya ada Bank BRI.

Kalau dari arah Bandung, Jakarta bisa memotong jalan di Leles, saat pertigaan dengan arah ke Limbangan dan Leuwigoong dapat mengambil arah  belok kanan, terus saja jalan arah Garut Kota, dengan perjalanan 10 menit ke Situ Bagendit bisa langsung sampai. Nah..kalau dari arah Garut Kota bisa naik angkutan kota 05 warna orange dengan menempuh perjalanan sekitar 20 menit bisa sampai di Situ Bagendit (kalau pakai kendaraan pribadi 15 menit juga nyampe maklum naik angkot banyak berhentinya :-) ).

Tidak ada komentar

Terima kasih sudah berkunjung. Silahkan memberikan komentar. Mohon maaf link hidup dan spam akan otomatis terhapus.