Saya masih ingat saat usia
anak-anak masih di bawah 2 tahun, mereka selalu memiliki masalah pencernaan.
Saya sempat khawatir, karena anak tidak juga buang air besar (BAB) selama satu
minggu. Bahkan, yang paling parah adalah teteh Chantika harus menjalani rawat
inap. Kenapa? Karena, setelah sukses BAB, dia malah demam, muntah dan terus
menerus BAB, sampai mengakibatkan tubuhnya lemas.
Saya merasa bersalah, karena
kurangnya pengetahuan, dan mengakibatkan anak harus menjalani rawat inap cukup
lama. Bahkan deman teteh Chantika baru turun di hari ke 5. Anak sekecil
Chantika, harus berjuang dengan alat infusan, terus menerus menjalani tes, dan
semua itu karena masalah pencernaan anak. Alhamdulillah, anak bisa melalui
semuanya, dan melewati 1000 hari pertama kehidupannya dengan baik.
Bicara tentang pencernaan memang
tidak boleh di anggap enteng, karena itu bisa berdampak pada tumbuh kembang
anak, apabila dibiarkan begitu saja. Maka, apabila anak memiliki pencernaan
yang sensitif, segera atasi dengan pemberian nutrisi yang tepat.
![]() |
Para undangan melakukan tes pencernaan pada anak |
Dalam acara Nutritalk pada Kamis,
28 April 2016 kemarin, saya berkesempatan untuk hadir dan mendapat ilmu baru
dari para pakar ahli tentang pencernaan anak. Bertempat di Dua Mutiara 1
Ballroom, Lantai 2 Hotel JW Marriott, dihadiri blogger dan undangan lainnya.
Dengan tema Early Life Nutrition: Dasar-dasar dan Pedoman Praktis Mengatasi
Pencernaan Sensitif Pada Anak.
Acara ini membahas lebih jauh
tentang peran saluran cerna bagi kesehatan dan optimalisasi tumbuh kembang
anak, serta penanganan saluran cerna sensitive. Dalam acara Nutritalk bersama
Nutrisi Bangsa kali ini, ada juga loh pengamatan tentang pola BAB pada anak
usia 0-3 tahun, meliputi frekuensi BAB, warna faeces (tinja), serta
konsistensi. Nutritalk yang dibuka oleh dr. Lula Kamal, selalu menghadirkan
narasumber yang sudah ahli dibidangnya. Seperti halnya Nutritalk kemarin, ada 2
pemateri yang sudah hadir, dan bisa member pengetahuan kepada kita semua.
“Nutritalk adalah forum diskusi
yang diselenggarakan untuk menyebarkan pengetahuan kesehatan anak kepada
masyarakat luas. Hari ini masyarakat diajak untuk meningkatkan pengetahuannya
tentang peran saluran cerna bagi optimalisasi tumbuh kembang dan langkah
praktis untuk mengatasi saluran cerna sensitif”. Ujar Arif Mujahidin, Head Of Corporate Affairs Sarihusada.
Peran
Penting Saluran Cerna Bagi Kesehatan Anak
Pembicara yang pertama adalah Dr. Badriul Hegar, Ph.D, SpA(K) yang
membahas tentang peran unik dan penting saluran cerna bagi kesehatan anak.
Saluran cerna yang 40% selnya adalah jaringan limfoid yang merupakan sel system
imun, maka dari itu perannya dalam mekanisme pertahanan tubuh secara
keseluruhan menjadi sangat penting. Terutama untuk bayi, yang daya tahan
tubuhnya masih sangat rentan, karena secara fisiologis saluran cerna pada bayi
belum matang. Dan sel-sel permukaan usus pada bayi masih dalam posisi renggang,
sehingga memudahkan kuman atau makanan yang sensitivitasnya tinggi masuk ke
dalam tubuh bayi, dan dapat menimbulkan masalah pada kesehatan.
Dari gambar di atas kita bisa lihat
perbandingan usus sehat dan usus terinfeksi. Maka Dr. Badriul mengingatkan
bahwa kita sebagai orang tua harus hati-hati, karena bakteri itu ada di
sekeliling kita. Saat ini sekitar 30% anak memeliki saluran cerna yang rentan
dan sensitif, mudah diare, mengalami konstipasi, atau menghasilkan gas
berlebih. Bayi yang masih dalam kandungan masih steril dari kuman, tapi saat
dia lahir bisa terkontaminasi kuman dari Ibunya. Maka dari itu, 1000 hari
pertama kehidupannya, usahakan bayi untuk diberikan ASI Ekslusif.
Saat ini di Indonesia, diare
menjadi penyebab kematian nomor dua (15-17%) pada anak di bawah usia 5 tahun,
sedangkan konstipasi kronis dialami oleh 12% anak. Apa seh sebenarnya diare dan
konstipasi itu?
Diare
adalah kondisi dimana anak buang air besar (BAB) cair lebih dari tiga kali
sehari. Sedangkan Konstipasi adalah kondisi anak mengalami BAB dengan tinja
keras dan frekuensi kurang dari 2 kali dalam seminggu.
Diare sendiri disebabkan oleh
infeksi, seperti virus, bakteri, parasit, dan jamur. Atau bisa juga non-infeksi
seperti alergi dan intoleransi makanan. Dan untuk anak di bawah 3 tahun, diare
itu kebanyakan disebabkan rotavirus. Diare ini menjadi pertanda bahwa enzim
lactase tidak berfungsi. Kadar enzim laktase pada semua bayi usia 1 bulan
sampai 2 tahun pada anak Asia, kadar laktasenya akan menurun bertahap sampai
usia dewasa.
![]() |
Dr. Badriul Hegar, Ph.D, SpA(K) |
Ketika anak sedang diare, usahakan
tetap tenang, dan lakukan beberapa langkah, seperti pemberian oralit, teruskan
pemberian ASI hingga makanan, Zinc 10 hari, hingga Antibiotika Selektif.
Pemberian zinc selama 10 hari ini, bisa mencegah diare selama 3 bulan kedepan.
Diare ini bisa dicegah dengan
memberikan ASI Ekslusif, karena saluran cerna bayi yang mendapatkan ASI
didominasi oleh bakteri baik yang keberadaannya memberikan keuntungan bagi
kesehatan saluran cerna. Selain itu berikan MPASI sesuai waktu dan sesuai kebutuhan
bayi, menjaga kebersihan, dan Imunisasi.
Konstipasi dapat dicegah dengan
memberikan cukup cairan dan serat (tidak berlebihan dan tidak kekurangan).
Karena kotoran anak yang keras, harus cukup serat, bukannya tinggi serat. Dan
usahakan tetap bervariasi, baik buat-buahan dan lainnya.
Selain itu Dr. Badriul
mengungkapkan bahwa pencernaan yang sehat di masa awal kehidupan adalah
landasan untuk tumbuh kembang optimal serta membantu tingkat kesehatan tubuh
dan mental secara keseluruhan pada usia dewasa.
Atasi
Pencernaan Sensitif Pada Anak Dengan Nutrisi Yang Tepat
Masalah pencernaan sensitif pada
anak memang tidak bisa disepelekan. Pemberian nutrisi yang tepat sangat
penting, untuk mencegah dan mengatasi pencernaan yang sensitif.
Narasumber yang kedua, yakni DR. Dr. Ahmad Suryawan, SpA(K) merupakan
konsultan tumbuh kembang anak, yang memaparkan tentang 1000 hari pertama
kehidupan merupakan window of opportunity,
yang tidak hanya untuk perkembangan pencernaan yang sehat saja. Tetapi, juga
merupakan masa kritis untuk perkembangan otak anak. Sehingga bila terdapat
gangguan pencernaan pada periode tersebut akan berisiko tinggi berdampak pada
pertumbuhan anak.
![]() |
Dr. Dr. Ahmad Suryawan, SpA(K) |
Tumbuh kembang anak menjadi
perjalanan jangka panjang bagi seorang anak. Dari mulai dari kandungan, bayi,
anak kecil, pra-sekolah, sekolah, dan remaja. Tumbuhnya seorang anak dapat
dilihat dari sisi berat badan dan tinggi
badan, BMI, dan lingkar kepala. Sedangnya berkembangnya ada dapat dilihat
dari sisi penglihatan/pendengaran, motorik, bicara hingga bahasa, dan personal
sosial emosi.
Bicara tentang tumbuh kembang anak.
Saluran cerna juga berpengaruh pada otak. Otak sendiri memiliki 2 jalur, yakni
jalur eferen (sensoris) dari saluran cerna ke otak. Serta jalur aferen
(motorik) dari otak ke saluran cerna. Jadi, keduanya saling berhubungan, maka
dari itu saluran cerna harus sehat, biar otak sehat. Apabila saluran cerna
seorang anak sensitif, tentu berdampak pada tumbuh kembangnya.
Gangguan saluran cerna pada anak
bisa berdampak pada berat badan, hingga kecerdasan dan perilaku anak.
Menurut
Dr. Ahmad seorang anak harus mendapatkan nutrisi yang tepat yang dapat menyehatkan
pencernaan, sehingga tumbuh kembangnya semakin optimal. Karena, pencernaan yang sensitif dapat berimplikasi, tidak saja berupa gagal tumbuh pada anak, tapi juga berupa gangguan perkembangan emosi, perilaku, dan kecerdasan anak jangka panjang. Maka dari itu, pencernaan sensitif sangat memerulukan penangan, yakni dengan memberikan nutri yang tepat.
Nutrisi yang tepat bisa diberikan kepada anak, berupa:
- Serat. Ini bermanfaat untuk menjaga konsistensi tinja, pergerakan usus, dan meningkatkan produksi SCFA (short chain fatty acid) sebagai sumber nutrisi sel usus besar dan stimulasi pertumbuhan mikroflora baik. Sehingga meningkatkan peran proteksi terhadap infeksi.
- Zinc. Yang merupakan mineral yang berperan dalam proses regenerasi sel mukosa usus.
- Glutamin sebagai sumber energi untuk saluran cerna, mempertahankan integritas mukosa, dan translokasi bakteri.
Wah ini acaranya keren banget, tulisannya juga lengkap. Bermanfaat buat aku jadi nambah ilmu meskipun nggak datang. Btw kita ada di gedung yang sama pada hari itu mbak :D
BalasHapusMakasih. Seriusan neh lagi di gedung yang sama, kok ga ketemu.
HapusInformasi yang sangat bermanfaat.
BalasHapusTerima kasih
Hapusskr jadi lebih tahu soal pencernaananak ya mak
BalasHapusiya mak bener banget
HapusSaat anak-anak kecil memang sering mengalami gangguan kesehatan seperti ini ya mba. Penting untuk tau cara mengatasi dan menghindarinya
BalasHapus