KJSA 2019 Goes Digital Untuk Siswa SD dan SMP Indonesia


[Dunia Anak] Saat masih duduk di bangku SD dan SMP ngapain saja? Kalau saya belajar seni dan ikutan lomba baca puisi. Alhamdulillah bisa menang tingat Priangan Timur itu sesuatu banget, sampai orangtua bangga. Kebayang ga, kalau anak SD atau SMP membuat karya sains dan bereksperimen. Pasti semua orangtua semakin bangga ya. Dan ternyata itu ada loh, yakni KJSA (KALBE Junior Scientist Award).

Siswa SD dan SMP siap berkompetisi

Sudah pada tahukan ya, bahwa di usia anak-anak Sekolah dasar dan menengah menjadi periode emas untuk mereka melakukan banyak hal, dan memiliki rasa ingin tahu yang begitu besar. Jadi ingat waktu adik masih kelas 4 SD, kalau istilah anak sekarang "kepo". Iya adik saya kepo banget ketika saya sedang melakukan editing video dan foto. Dia bertanya banyak hal, itu aplikasi apa? Cara menggunakannya bagaimana? Dan masih banyak lagi. Sampai akhirnya dia mencoba sendiri, ternyata bisa loh, padahal saya saja belajar cukup lama, tapi dia cuma coba seharian bisa loh. 

Ilustrasi digital (photo by Canva)
Anak-anak di usia SD dan SMP memang selalu ingin tahu, tinggal kita orangtua atau kakaknya mengajari, membimbing dan mengarahkan ke arah yang benar dan bermanfaat untuk kedepannya. Darisitu saya jadi tahu, bahwa adik saya termasuk anak yang ingin tahu tentang teknologi. Samahalnya ketika anak-anak saya mempelajari sesuatu di Youtube, entah itu membuat kerajinan atau bahkan belajar bahasa, pasti cepet banget untuk menangkap apa yang mereka pelajari.

Pada 18 Juli 2019 lalu saya ikut acara Kick Off dan Talkshow yang diadakan KALBE di Green House CoWorking and Office Space Multivision Tower 25th Floor, Jakarta. Baru tahu loh, kalau KALBE mengadakan program KALBE Junior Scientist Award (KJSA). Terus apa itu KJSA?


Jadi, KJSA ini adalah lomba karya sains tingkat nasional untuk siswa-siswi SD dan SMP. Ternyata program tahunan ini sudah diselenggarakan PT. Kalbe Farma Tbk sejak 2011. Dan peserta yang ikut pun setiap tahunnya semakin banyak. Dan semakin banyak juga anak-anak yang berprestasi bermunculan dengan kreativitas dan karyanya dibidang sains. Melalui KJSA ini, diharapkan bisa mengajak para peneliti cilik se-Indonesia bisa melihat permasalah di sekitar dan mencari jawabannya melalui karya sains. Apalagi kalau anak-anak bisa eksplor sekitarnya. Karena alam sekitar dengan segala permasalahannya bisa menjadi daya tarik untuk tetap digali dan dipelajari. Anak-anak bisa diberikan stimulasi dan keterampilan proses kerja ilmiah, sehingga menjadi terlatih dalam mengenali dan tanggap terhadap segala permasalahan di lingkungan sekitarnya.

Dalam acara Kick Off dan Talkshow hadir juga bapak Pre Agusta Siswantoro selaku Direktur PT. Kalbe Farma Tbk, yang mengungkapkan bahwa di tahun 2019 masanya eranya digital, jadi KJSA tahun ini Goes Digital. Kalau KJSA sebelumnya ada diseleksi 20, sekarang akan dilakukan mentoring/pembimbingan supaya hasilnya lebih baik.


Mengingat tema KJSA tahun 2019 adalah Goes Digital, pada acara Talkshow di sesi satu hadir Onno W. Purbo, Ph.D selaku Pakar Teknologi Informasi & Dewan Juri KJSA 2019, dan Dewis Akbar selaku pengajar anak-anak tentang teknologi informasi & pendiri Lab Komputer Mini. Pada acara ini Onno W Purbo membahas tentang Pengaruh Perkembangan Teknologi Digital terhadap Dunia Sains. Menarik banget saat pa Onno bercerita, apalagi anaknya juga sudah lebih digital. Iya sih sekarang ini, mumpung anak masih Sekolah Dasar bisa itu diajarkan anak untuk belajar bikin coding juga ya.

Apalagi saat mendengar pemaparan pa Dewis yang membahas tentang pengalaman dalam memperkenalkan dan mengajarkan karya sains berbasis digital kepada anak nasional dan internasional. Pa Dewis sendiri sudah mengajarkan sains berbasis digital kepada anak-anak didiknya di daerah Garut Jawa Barat. Senang sekali dengarnya kalau di Garut sudah mulai banyak anak-anak belajar Coding. Belajarnya juga dibawa happy dulu, sambil senang-senang. Lama-lama juga pastii bisa ya. Mengingat di luar negeri saja anak-anak Sekolah Dasar belajar coding. 


Melihat perkembangan teknologi saat ini, tentu saja tidak bisa dihindari, karena pengaruhnya sangat besar di berbagai aspek kehidupan. Semuanya sudah serba digital, kalau tidak dipelajari pasti bisa tertinggal. Anak-anak bisa belajar sejak dini tentang digital, bukan saja menjadi konsumen teknologi, seperti bisa mainin handphone saja, tapi bisa juga menjadi seseorang yang tumbuh lebih kreatif, sehingga bisa menjadi inovator dan membawa perubahan. Saya sendiri tidak mau, kalau anak senangnya nonton Youtube saja, akhirnya mulai diajarin tuh bikin konten yang baik. Mereka happy saat saya buatkan video, dan minta buat diupload ke Youtube secepatnya.

Sekarang ini semakin banyak generasi muda yang mulai memanfaatkan teknologi dalam karya sains untuk bisa menjawab permasalahan di sekitarnya. Tentu saja diperlukan banyak pihak untuk bisa mendukungnya, termasuk peran institusi pendidikan dan tenaga pengajar yang akan menjadi kunci utama. Sehingga bisa mengisi periode emas usia anak-anak untuk bisa maju dan berkembang di era kemajuan teknologi digital. Serta menjadikan generasi-generasi yang hebat, cerdas dan berprestasi.

Di era digital, penting sekali mempelajari dan menguasi teknologi, kalau tidak bisa mengikuti perkembangan, tentu akan tertinggal jauh. Pengajar juga harus bisa menguasai teknologi, sehingga bisa mengarahkan anak didiknya untuk bisa berkreativitas. Melihat anak-anak sudah menunjukkan ketertarikkan dengan teknologi, saatnya untuk diarahkan supaya semakin berkembang. Buat siswa-siswi SD dan SMP siap berkompetisi nih, apalagi buat yang suka sekali dengan sains berbasis digital untuk ikut serta dalam program Kalbe Junior Scientist Award (KJSA) 2019.

KJSA Goes Digital 2019


Melalui program Kalbe Junior Scientist Award (KJSA) 2019, Kalbe Farme akan memberikan wadah nbagi pelajar usia SD dan SMP untuk bisa menghasilkan kreativitas berupa karya sains yang menjadi wadah bagi pelajar.

Menghadapi revolusi industri 4.0 KJSA 2019 bertransformasi menjadi lomba karya sains yang memanfaatkan unsur teknologi digital. Adapun untuk jenis teknologinya tidak dibatasi, mulai dari penggunaan alat bantu mulai dari komputerisasi, automatisasi, programming (penggunaan tombol, sensor, remote, chip, micro-controler, micro-bit, raspberry pi, dll). 

Nantinya peserta bisa kok berkreasi dan memilih tema terkait IPA atau teknologi terapan. Tapi, karya sains yang diciptakan merupakan solusi untuk permasalahan yang terjadi di lingkungan sekitar. Dan yang berhasil menjadi juara akan mendapatkan hadiah hingga jutaan rupiah. Akan ada 10 pemanang yang terdiri dari 5 tingakat SD dan SMP yang nantinya diundang ke Jakarta dengan hadiahnya sebagai berikut:
  • Juara 1 Rp. 15 juta (SD dan SMP)
  • Juara 2 Rp. 12,5 juta (SD dan SMP)
  • Juara 3 Rp. 10 juta (SD dan SMP)
  • Juara 4 Rp. 7.5 juta (SD dan SMP)
  • Juara 5 Rp. 7.5 juta (SD dan SMP)
  • 10 guru pendamping SD dan SMP masing-masing mendapatkan hadiah Rp. 3 juta.
  • 5 karya finalis SD hasil mentoring yang tidak ke Jakarta masing-masing mendapatkan Rp. 5 juta.
  • 5 karya finalis SMP hasil mentoring yang tidak ke Jakarta akan mendapatkan masing-masing Rp. 5 juta.
Terus bagaimana ya cara daftarnya?

Peserta bisa langsung cari informasi dan syarat keikutsertaan di www.kalbe-kjsa.com dan segera kirimkan karya sains sebelum 15 September 2019. Yang nantinya akan dinilai oleh dewan juri, seperti:
  • Prof. Dr. Nurul Taufiqu Rochman, M. Eng., Ph.D selaku Profesor Riset Pusat Penelitian Fisika, LIPI.
  • Retno Juni Rochmaningsih, S.Sos. Selaku Kasi Bakat dan Prestasi, Subdit Peserta Didik, Direktorat Pembinaan SMP, Ditjen Dikdasmen, Kemdikbud Ri.
  • M. Syachrial Annas selaku Direktur PPIPTEK, Kemenristekdikti RI.
  • Irzan Raditya selaku CEO & Co-Founder of Kata.ai.
  • Onno W. Purbo, Ph.D selaku Pakar Teknologi dan Informasi.
Program yang dihadirkan oleh PT. Kalbe Farma Tbk ini setiap tahunnya diikuti banyak peserta, dan mencetak anak-anak yang berprestasi. Bahkan salah satu alumni KJSA 2011 yakni Fira Fatmasiefa telah berhasil meraih prestasi di tingkat nasional dan internasional. Dan diterima sebagai mahasiswi di Jurursan Astrofisika di University of California, Berkeley. Fira yang sudah berprestasi ini juga berbagi pengalaman saat dan seteleh mengikuti kegiatan Kalbe Junior Scientist dan mendapatkan dampak yang luar biasa terhadap updayanya menggapai masa depan. Senang sekali melihat Fira bercerita dan antusiasnya di bidang sains. Dan tetap konsisten untuk mengambil jurursan Astrofisika. Semoga makin banyak lagi Fira-fira lainnya yangbisa berprestasi dan menjadi inspirasi bagi generasi muda di Indonesia.



Pada acara ini juga diluncurkan buku "Membuat Karya untuk Hidup Lebih Baik" yang merupakan kumpulan karya peneliti cilik Indonesia. Di buku ini kita akan mendegar kisah dari beragam karya sains yang lolos sebagai finalis ajang Kalbe Junior Scientist Award (KJSA). Bukan saja menyajikan penjelasan mengenai karyanya, tapi juga diajak menyelami proses kreatif dibaliknya. Dimana penemuan terbagi menjadi 5 kategori, seperti lingkungan hidup, masyarakat, pembelajaran, kebutuhan sehari-hari dan kesehatan.

Tidak ada komentar

Terima kasih sudah berkunjung. Silahkan memberikan komentar. Mohon maaf link hidup dan spam akan otomatis terhapus.