Festival Literasi Sekolah Mengembangkan Kreativitas Anak Bangsa


[Dunia Anak] Masa-masa remaja memang masa yang paling menyenangkan. Masa dimana saya bisa mengembangkan diri dan potensi yang dimiliki. Dari duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama hingga Sekolah Menengah Atas banyak hal yang saya pelajari dan bisa membangkitkan rasa percaya diri sebagai seorang siswi. Banyak wadah yang bisa diikuti untuk mengasah kreativitas, seperti halnya Festival Literasi Sekolah 2019.

Mengembangkan kreativitas saat sekolah

Saat saya duduk di bangku SMP sudah banyak mengikuti berbagai lomba seni dan baca puisi. Ini menjadi cara saya untuk bisa mengasah dan mengambangkan kreativitas. Sampai akhirnya saya duduk dibangku SMK. Iya saat itu saya memilih sekolah kejuruan, karena ingin belajar tentang administrasi perkantoran. Sampai akhirnya ada jalan untuk saya belajar ilmu keuangan yang bisa saya aplikasikan hingga kini.

Semenjak duduk di bangku sekolah, selain belajar, saya ikut beragam kegiatan sekolah dan mengikuti berbagai perlombaan. Saya bisa mengasah kemampuan saya dibidang seni dan baca puisi, serta teater. Saat menang lomba sartilawah dan puisi ada rasa bangga dan bahagia. Apalagi kegiatan yang saya ikuti disupport penuh oleh orangtua dan guru-guru di sekolah. Bahkan setiap lomba, guru-guru saya selalu ikut serta. Yang paling saya ingat adalah, ketika akan berangkat lomba saya akan keliling untuk minta doa restu kepada guru-guru dan ustadzah. Alhamdulillah membawa berkah dan kemenangan.

Masa sekolah dan masa remaja saya isi dengan beragam kegiatan yang bermanfaat. Saya ingin membuat orangtua bangga. Mengembangkan kreativitas saat sekolah sangat penting sekali, karena itu bisa membangkitkan rasa percaya diri. Dengan rasa percaya diri, akan membuat kita menjadi orang yang lebih baik dan mengembangkan potensi yang dimiliki. Sekarang itu banyak sekali wadah yang bisa diikuti siswa dan siswi dalam mengembangkan kreativitasnya. Salah satunya adalah dengan ikut serta Festival Literasi Sekolah (FLS).

Festival Literasi Sekolah


Sudah tahu tentang Festival Literasi Sekolah (FLS)?

FLS 2019 ini merupakan kegiatan atau lomba untuk siswa maupun siswi SMA/MA se-Indonesia yang memiliki minat dan bakat untuk mengembangkan kemampuan dalam menulis cerpen, syair, komik dan meme melalui pembuatan karya. Dimana karyanya tersebut dibuat secara individual dengan mengatasnamakan SMA/MA tempat siswa tersebut sekolah. Dulu juga saya begitu kok, lomba secara individual mengatasnamakan sekolah. Bangga banget dulu udah dapat piala, piagam dan uang saku. Dulu 100.000 tuh udah kayak 1 juta aja kalau sekarang.

Senang banget loh dengan adanya Festival Literasi Sekolah ini, karena akan melahirkan anak-anak bangsa yang kreatif dan berprestasi. Apalagi hadirnya FLS ini diarahkan sebagai salah satu proses pembentukan karakter. Bahkan dengan adanya FLS ini tidak hanya mengarahkan peserta didik untuk mahir dalam kesenian, tetapi juga dilatih untuk memiliki kepekaan afektif, estetis, guna memperkuat rasa percaya diri melalui kesenian sebagai media ekspresi. Mengingat media literasi ini merupakan wahana bagi anak-anak muda dalam mencurahkan intusu dan estetika, serta gagasan dan imajinasi estetis yang tetap menjunjung tinggi budi pekerti dan etika.

Terus lomba apa saja yang ada di FLS?


Ada beberapa bidang FLS yang bisa diikuti siswa maupun siswi SMA/MA se-Indonesia, yakni:
  • Cipta Cerpen. Cerpen adalah karya fiksi berjenis prosa, imajinasi, pengalaman hidup, biografi, catatan perjalanan dan masih banyak lagi sumber inspirasi pembuatan cerpen. Teknis menulis cerpen dapat bersifat bebas. Maksudnya adalah cerpen dapat berupa narasi, deskripsi, dialog termasuk menyisipkan puisi atau syair. Supaya tidak bosan, cerpen juga dapat ditulis dengan menggabungkan antara deskripsi, dialog dan narasi.
  • Cipta Syair + D. Syair adalah puisi lama yang tiap-tiap bait terdiri atas 4 larik (baris) yang berakhir dengan bunyi (rima) yang sama atau imajinasi yang disusun menggunakan kata-kata indah dan dapat dipahami pembaca.
  • Cipta Komik + D. Komik merupakan media antara yang menghubungkan media buku dan media film. Karena itu, komik dapat dimasukkan ke dalam rumpun sequential art. Komik dapat memunculkan gambar-gambar yang terjuxtaposisi (berurutan), sehingga dapat membentuk satu narasi melalui susunan dari serangkaian panel. Cerita komik memiliki bermacam genre yang berasal dari imajinasi, fantasi, pengalaman hidup, biografi, catatan perjalanan, iptek dan masih banyak lagi.
  • Cipta Meme + D. Berasal dari kata "Mimeme" dari Yunani yang berarti replica atau tiruan. Secara harfiah menyampaikan pesan melalui gambar dan teks melalui cara/pendekatan yang satire/karikatural dan membuat jadi viral seperti virus/sebaran cepat melalui beragam medium.
Kalau melaihat bidang FLS di atas, jadi pengen ikut serta buat cipta cerpen. Dulu saat sekolah suka juga buat bikin cerpen dan dipajang di Mading Sekolah. Kan asyik tuh dibaca sama guru dan siswa siswi lainnya. 

FLS 2019 ini diselenggarakan pada tanggal 25 sampai dengan 29 Juli 2019, dan dibuka langsung oleh Menteri Pendidikan Republik Indonesia, yakni Muhadjir Effendy. Yang saat itu juga menuliskan pesan literasi Mendikbud untuk anak Indonesia "Gerakan literasi bukan sekedar grakan membaca. Tetapi membaca untuk memahami serta mengkritisi dan memberikan pendapat lain dari apa yang telah dibaca.


Hadirnya FLS akan mampu mengembangkan kreativitas anak bangsa, dimana siswa siswi Sekolah Menengah Atas yang kreatif akan mampu melahirkan ide-ide cemerlang, mampu mencari solusi atas berbagai persoalan dan mampu mandiri. Pendidikan literasi, baik itu literasi visual, digital maupun non digital secara efektif berkontribusi memberikan dasar perkembangan multi kecerdasan yang terpadu dan harmonis dalam kepribadian para remaja. Dengan bekal keterampilan yang baik bisa diraih dengan pendidikan bermutu melalui aspek-aspek yang dapat meningkatkan sensitifitas, daya apresiasi, daya kreasi, serta daya ekspresi seni dan budaya.

Acara yang berlangsung di Kemendikbud ini selain lomba, juga ada beberapa kegiatan seperti diskusi literasi, pelatihan literasi, peluncuran dan bedah buku, hingga pemutaran film literasi. Bahkan saat saya hadir di closing FLS 2019 di Gedung A Kemendikbud bisa menyaksikan secara langsung launching dan bedah buku TOMO karya Sari Okano. Hadir dalam acara ini Tomo, Sari Okano, Dewi Utama Faizah, dan Marissa Haque.


Buku TOMO bercerita tentang pengasuhan Anak Berkebutuhan Khusus Autis yakni Tomo. Dimana dalam buku ini diceritakan tentang kehidupan dan pengasuhan Tomo. Sungguh menarik sekali buku ini. Apalagi Tomo ini senang sekali bershalawat. Tomo juga sangat senang sekali dengan lagu dari Ikang Fawji yang berjudul Kasihku.

Acara FLS juga diramaikan dengan STAN literasi, bazar buku yang didukung sekolah, pegiat literasi komunitas literasi, lembaga pemerintah, lembaga mitra pemerintah, hingga akademisi. Selain di Kemendikbud di Jakarta, acara FLS juga berlangsung di Bogor. Bahkan di Bogor ada takshow dengan dua narasumber yakni Trinity (traveler writer) dan Najwa Shihab selaku jurnalis/pendiri narasi.tv. Tentu saja peserta sangat antusias dengan narasumber yang hadir pada hari itu. Dari Trinity peserta belajar bahwa berkarya harus dilakukan secara terus menerus dan konsisten. Begitupun dengan Najwa Shihab yang mengajak peserta untuk bisa meningkatkan kemampuan literasi.



Hadirnya Festival Literasi Sekolah, bukan saja bisa mengemabangkan kreativitas anak bangsa, tapi juga melahirkan generasi-generasi yang gemar dengan literasi. Sehinga anak bangsa semakin gemar membaca, dana terus memahami. Dan mari menulis dan berkreativitas.

Hadir di Festival Literasi Sekolah benar-benar membangunkan kenangan di masa sekolah yang selalu diisi dengan kegiatan seru, apalagi, bisa melihat karya-karya siswa siswi. Ada banyak booth, dari SD, SMP, SMA, dan SMK. Ini sangat menarik sekolah. Semoga generasi bangsa semakin cerdas, kreatif dan terus menggali potensi yang dimilikinya.

Tidak ada komentar

Terima kasih sudah berkunjung. Silahkan memberikan komentar. Mohon maaf link hidup dan spam akan otomatis terhapus.