Tips Menulis Reportase Ala Blogger Bersama Ani Berta


[Lifestyle] Sekarang ini blogger sudah banyak menerima undangan, seperti launching produk, berbagai talkshow dan kegiatan lainnya. Sudah pasti dong, seorang blogger yang sudah menghadiri sebuah acara akan menuliskan reportasenya. Dan menuliskan hasil kegiatan juga tidak boleh sembarangan dan asal-asalan, perlu data dan hasil wawancara yang akurat, supaya tidak salah dalam menyampaikan informasi.

Penting banget ya seorang blogger mengetahui cara menulis reportase yang baik supaya bisa dinikmati pembaca setianya. Beberapa waktu lalu (28/01) saya menghadiri acara In House Training BRID "Menulis Reportase Ala Blogger Reporter" yang bertempat di Wisma Riat Jakarta. Dengan pemateri teh Ani Berta yang sudah berpengalaman di dunia blogging, dan berprestasi, serta seringnya menjadi pemateri. Acara ini pun di dukung oleh Jakarta Nasi Tumpeng yang diwakili oleh mas Vidy.

Reportase adalah kegiatan mengumpulkan informasi yang diliput sesuai kejadian, data, survey dan pernyataan-pernyataan narasumber atau khalayak ramai. Menurut pemaparan teh Ani reportase blogger itu:
  • Tidak sepenuhnya terikat pake jurnalistik
  • Bahasa personal
  • Tidak dibatasi dan bisa menceritakan laporan secara detail
  • Self Editor
  • Self promote
Dan poin-poin di atas sudah sangat jelas, bahwa reportase blogger bisa ditulis dengan gaya bahasa blogger itu sendiri, supaya menarik dan pembaca pun suka. Dalam reportase blogger boleh berpendapat, tapi diusahakan tidak banyak. Dan tentunya bisa menerangkan data secara detail. Misal sejarah brand tersebut dan lainnya. Yang paling enak dalam reportase seorang blogger, bisa memasukkan foto narsis kita bersama teman-teman. Asyik bangetkan? 


Seorang blogger yang menuliskan reportasenya, bisa menjadi pembaca, sekaligus editor untuk dirinya sendiri, apakah tulisan itu enak di baca, ada typo atau tidak. Sebelum seorang blogger pergi meliput sebuah acara, usahakan untuk mempersiapkan perlengkapan. Pertama neh, kalau punya kamera DSLR pakelah itu, tapi kalau tidak ada bisa kamera pocket atau smartphone. Selain itu, bawa juga note, voice recorder, pen, dan powerbank.

Dan inilah tips menulis reportase ala blogger dari teh Ani Berta:
  • 5W 1H: what, who, when, why and how.
  • Sisipkan kalimat aktif [pernyataan dari narasumber atau pengisi acara atau kutipan dari ssumber lainnya].
  • Tidak salah menuliskan gelar narasumber dan pengisi suara.
  • Sebelum menulis reportase acara, riset kecil-kecilan sebagai bahan koparasi atau verifikasi data yang benar.
  • Live tweet kalaupun tak ada kompensasi berupa hadiah dari penyelenggara. Karena live tweet bermanfaat sebagai arsip jika akan menulis reportase. Jangan lupa buatlah hastag/tanda pagar dari tweet supaya mudah ditemukan arsipnya.
  • Multitasking: Foto, menulis poin-poin wawancara, video dan livetweet.
  • Gunakan foto milik sendiri.
  • Sediakan notes kecil plus pulpen atau gunakan aplikasi recorder di smartphone atau gadget lainnya untuk merekam ulasan yang disampaikan narasumber.
  • Tuliskan reportase maksimal H+1 atau H+3.
  • Link artikel bagikan di sosial media, seperti FB, Twitter, G+ dan lainnya. Jangan lupa untuk mention akun brand pengundang.
Sudah sangat jelas, bahwa menulis reportase ala blogger juga jangan sembarangan, apalagi mengandalkan press release. Karena press release hanya sebagai acuan dalam menuliskan berita. Fungsinya sendiri bagi blogger untuk tahu nama dan gelar narasumber acara, sejarah brand dan initisari acara. Dan supaya tulisan semakin bagus, usahakan untuk mewawancarai narasumber. Dengan adanya hasil wawancara, tulisan di blog menjadi aktual dan dipercaya, karena sesuai dari narasumbernya.

Satu lagi yang paling penting dari pemaparan teh Ani dalam acara In House Training BRID, yakni etika di kegiatan reportase. Yakni usahakan hadir tepat waktu, menyimak jalannya acara, menyampaikan pertanyaan, dan kesimpulan. 


Selain belajar menulis reportase bersama teh Ani, acara ini semakin seru dengan acara potong tumpeng. Dan nasi tumpengnya juga spesial dari Jakarta Nasi Tumpeng. Nasi tumpeng adalah makanan tradisi dari Indonesia. Setiap kali ada acara slametan di kampung, pasti saya dan keluarga memilih membuat nasi tumpeng. Mulai dari acara khitanan, syukuran rumah, higga ulang tahun. Terkadang kangen juga seh pengen bikin nasi tumpeng, tapi ternyata ribet banget dan memang butuh waktu lama untuk membuatnya.

Nah sekarang ini ga perlu ribet lagi untukk membuat nasi tumpeng, kalau ada acara. Karena bisa order langsung ke www.jakartanasitumpeng.com yang rasanya enak dan berkualitas. Dibuat dengan bahan-bahan terbaik dan dibuat dihari yang sama saat tumpeng akan dikirim langsung ke tempat yang pelanggan inginkan. Sehingga nasi tumpeng yang pelanggan terima dalam kondisi baik dan enak.

Untuk menu tumpengnya juga lengkap, mulai nasi tumpeng (kuning/putih/hijau), ayam goreng/ayam bakar, perkedel kentang, sambal goreng kentang hati, mie goreng (abon sapi/urap), telur rawis, kering tempe, dan emping. Untuk pemesanan bisa dimulai dari 20 porsi hingga 100 porsi, dengan harga 850.000 sampai 3.200.000. Selain nasi tumpeng, di Jakarta Nasi Tumpeng pelanggan juga bisa nasi box yang dimulai dari harga 23.000 sampai 35.000, dengan menu yang berbeda-beda.

Acara ini memang seru, selain dapat ilmu, perut pun menjadi kenyang dan bahagia. 


20 komentar

  1. Wahh mantap mbak lis,, sayangnya saya nggak bisa ikut In House Training BRID kemarin hehhe

    BalasHapus
  2. Sebagai editor ini yang kadang melelahkan dan membosankan. Sudah capek ngetik dan mengarang cerita, masih saja dijumpai kata-kata yang salah atau bahkan pengulangan kata yang berlebihan. Kadang pening juga sebagai blogger. Blogku tergolont blog reportase, tapi aku kurang percaya diri jika ikut komuniatas. Entahlah ada rasa malu dan grogi. Aku masih menggunakan kamera mobile, malu ah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayo mas gabung komunitas. Aku sebenarnya kalau reportase juga pake kamera hape aja. Maklum belum punya DSLR. Jadi maksimalkan yang ada.

      Hapus
    2. Semoga saja bisa ikut gabung. Biar kebagian nasi tumpengnya :)

      Hapus
  3. Mbak Lis, kok kayak dejavu ya aku baca postingan yang ini. Apa aku belum komen sebelumnya :D wwkwkw....Semoga belum ya...
    Intinya mau buat satu berita itu pasti banyak sekali yan harus diperhatikan agar berita yang dibuat menarik minat pembaca dan yang pastinya aktual ya :)
    Trus saya maulah nastum nya :P

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe kenapa mba. Belum kok belum ada komen sebelumnya.
      Yup benar mba, untuk membuat berita ada banyak sekali yang harus blogger perhatikan, dan wawancara memang penting, supaya hasil berita di percaya. Apalagi dengan gaya bahasa masing-masing, bisa disukai pembaca. Yuk mba makan nasi tumpeng bareng.

      Hapus
  4. *angguk-angguk* Aku kalo ga live twit biasanya nyatet. Hihi. Kadang kalo lupa nyatet bingung apa yang ditulis. Livetwit tuh emang bisa banget ya mbak dijadikan catatatn. Tapi lelah kalo livetwit. Pas ngetik mesti kejer-kejeran sama pembicaranya. Ehehehee

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mba enaknya live tweet itu memang bisa jadi catatan buat kita dalam menulis. Tapi ya itu harus bisa kejar-kejaran sama narasumber, apalagi kalau neranginnya banyak. Paling aku rekam saja.

      Hapus
  5. Makasih udah hadir di acara ini ya,Lis :)

    BalasHapus
  6. Teh Ani ini memang keren!
    Makasih Mbak Lis udah berbagi tipsnya ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-sama Eva, semoga bermanfaat tulisannya dan ilmunya dari teh Ani

      Hapus
  7. yaaaaaa, ga bisa ikut acara ini hik hik hik :(
    semoga BRID bisa ngadain event seperti ini lagi euy, udah lama nih ga ngumpul2 sama mereka

    BalasHapus
  8. Penting banget nih materinya. Sayangnya aku gak bisa daftar.
    Pas banget bentrok sama acara lain. Tapi, lewat tulisan ini jadi bisa dapat ilmu juga. Makasih ya.. :)

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkunjung. Silahkan memberikan komentar. Mohon maaf link hidup dan spam akan otomatis terhapus.