Fakta Diare Yang Harus Diketahui, Supaya Indonesia Merdeka Diare


[Kesehatan] Setiap orang pernah mengalami yang namanya diare. Bahkan anak saya pun mengalami diare saat usianya 1 tahun. Saat anak terkena diare, sempat membuat saya panik, karena anak juga mengalami demam tinggi. Bahkan putri pertama saya ini sampai kehilangan nafsu makan, dan lemas. Awalnya kami pikir diare biasa, dengan dikasih minum yang banyak, dan daun jambu akan membuatnya sembuh. Ternyata itu salah, karena itu mitos. Setelah menunggu beberapa jam, dan diarenya terus menerus, akhirnya saya dan suami melarikannya ke rumah sakit.

Di rumah sakit anak menginap selama satu minggu lebih, yang membuat berat badannya turun drastis. Kalau kami terlambat membawanya, entahlah akan bagaimana. Karena setelah melakukan pemeriksaan, anak terkena infeksi yang disebabkan bakteri. Mungkin itu karena kelalaianku juga, disitu saya sangat bersalah sekali. Kalau tidak mendapat penanganan yang cepat, entahlah apa yang akan terjadi.

Jangan Anggap Sepele Masalah Diare

Diare yang terus menerus, apalagi sampai membuat anak lemas, jangan dibiarkan saja. Karena itu berbahaya buat tumbuh kembanganya. Diare jangan pernah dianggap sepele, karena dapat diatasi sendiri. Diare adalah kondisi dimana penderita mengalami BAB lebih daaari dua atau tiga kali dalam waktu 24 jam dengan kondisi feses yang lembek atau cair. 

Ilustrasi Anak diare (Photo by Canva)
Kenapa diare jangan dianggap sepele? Karena ada beberapa fakta yang mencengangkan, bahkan beberapa risiko yang harus diketahui kita ketahui semua sebagai orang tua yang memiliki buah hati. Beberapa fakta ini harus kita semua ketahui:
  • Diare adalah penyebab kematian pada anak nomor 2 tertinggi di Indonesia dan ini sejalan dengan data Riskesdas 2013 mengenai prevalensi kejadian diare pada anak di Indonesia sebesar 17%.
  • Berdasarkan data dari Riskesdas 2013, 1 dari 7 anak Indonesia pernah mengalami diare dengan frekuensi 2-6 kali dalam setahun.
  • 60% diare di Indonesia disebabkan oleh infeksi rotavirus. 30% anak yang terkena infeksi rotavirus memiliki intoleransi laktosa.
Dari beberapa fakta di atas, diketahui juga bahwa diare ini berisiko pada tumbuh kembang anak, seperti:
  • Anak yang terserang diare memiliki risiko kekurangan gizi.
  • Anak yang sering terkena diare berisiko lebih pendek 3.6 cm ketika berusia 7 tahun dibandingkan teman-teman seumurannya.
  • Anak yang sering diare berisiko memiliki IQ lebih rendah.
Maka dari itu, diare yang dianggap sepele, karena itu sangat tidak baik untuk tumbuh kembang anak-anak. Ketika anak terkena diare, segeralah berikan penanganan yang tepat. Kemarin (22/08) saya menghadiri acara bersama Nutricia Sarihusada dan Nutrisi Untuk Bangsa yang bertempat di Kembang Goela Restaurant, Jakarta. Acara ini membahas tentang pedoman ibu dalam atasi diare anak, yang menghadirkan dr. Ariani Dewi Widodo Sp.A, Nabhila Chairunissa selaku Brand Manager Digestive Care Sarihusada, dan Cindy Charlota seorang Public Figure.

Narasumber acara (Photo by Nutricia Sarihusada)
Dari pemaparan dr. Ariani bisa diketahui bahwa penyebab diare itu bisa karena 2 hal, yakni infeksi (karena virus, bakteri, parasit, dan jamur), dan non infeksi diakibatkan alergi intoleransi makanan. Dalam kasus putri pertama saya, diarenya disebebkan infeksi. Dan di Indonesia diare 60% nya disebabkan infeksi rotavirus. Ini merupakan penyebab utama diae berat dengan dehidrasi pada balita di seluruh dunia, dari semua kalangan. Jadi, yang terbiasa hidup bersih pun bisa kena dan merasakan. Bahkan angka kematian karena diare rotavirus mencapai 6% pada balita. Pada negara berkembang lebih tinggi lagi, karena ternyata banyak yang malnutrisi.

Dalam sebuah penelitian (unpublished data fro Department Of Peidatrics FK-UGM. Hasil penelitian di 6 rumah sakit di Indonesia) menemukan bahwa sebagian (30%) anak Indonesia yang mengalami diare karena rotavirus juga mengalami intoleransi laktosa. Diare karena rotavirus ini akan terjadi kerusakan jonjot usus, sehingga produksi beberapa enzim di jonjot usus yang berguna untuk proses pencernaan nutrisi, diantaranya enzim laktase akan berkurang. enzim laktase ini berguna untuk mencerna gula alami (laktosa) yang terdapat pada susu.

Sehingga laktosa yang tidak dapat dicerna, pada akhirnya tidak dapat diserap sehingga menyebabkan diare. Ada beberapa tanda diare yang disertai intoleransi laktosa, seperti:
  • Diare cair berlebihan
  • Kembung
  • Sering buang gas
  • Sakit perut
  • Kemerahan di sekitar anus
  • Tinja berbau asam 

Maka dari itu, saat anak kena diare, ibu perlu sekali memperhatikan penanganan yang tepat, supaya anak tidak mengalami dehidrasi dan kekurangan gizi. Ada beberapa hal penanganan diare, seperti:


  • Rehidrasi: Dengan pemberian cairan rehidrasi oral (CRO) dan rehidrasi cepat (3-4 jam).
  • Pemberian Nutrisi: Asi harus tetap diberikan, realimentasi segera dengan makanan sehari-hari, susu formula jangan diencerkan, dan Susu formula khusus diberikan sesuai indikasi.
  • Terapi obat-obatan: Antibiotik hanya untuk infeksi bakteri berat sesuai indikasi.
  • Pencegahan: Vaksinasi.
Selain itu cegah dehidrasi dengan larutan oralit juga bisa, dan yang bisa dilakukan adalah dengan konsultasikan ke tenaga medis. Terus kapan harus segera ditagani dokter?

Saat anak menunjukkan BAB sangat sering dengan tinja sangat cair, muntah berulang-ulang, tampak saangat haus atau lemas tidak dapat minum lagi, buang air kecil sedikit, pekat, tinja bercampur darah, dan tidak dapat membaik dalam 3 hari, segeralah bawa anak ke dokter atau petugas kesehatan. Sehingga anak akan mendapatkan penanganan yang tepat. Jangan lupa juga untuk selalu menjaga kebersihan tubuh dan lingkungan si Kecil. Selain itu pemberian nutrisi juga penting, supaya anak yang terkena diare cepat proses pemulihannya dan menjaga asupan kalori dan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh.

Sayangi anak, saat kena diare berikan penanganan tepat dan berikan nutrisi terbaik
Orang tua juga harus peka dengan keadaan anak yang terkena diare. Karena berat badan anak akan berkurang. Asupan nutrisi yang baik saat dan setelah diare, sehingga anak dapat mengejar pertumbuhan fisiknya. dengan begitu anak akan selalu sehat, kuat, tumbuh kembangnya baik, dan menjadi generasi maju yang hebat.

#IndonesiaMerdekaDiare

Karena diare ga boleh di anggap sepele dan melihat fakta kematian akibat diare sangat tinggi. Maka dari itu, di bulan kemerdekaan ini, anak-anak Indonesia harus merdeka dari diare. Dalam acara ini, selain mendapat ilmu tentang diare dan penanganan yang tepat. Nutricia Sarihusada menunjukkan komitmennya dengan langkah nyata perusahaan yang peduli terhadap nutrisi untuk bangsa agar anak Indonesia dapat menjadi anak generasi maju, dengan menghadirkan kampanye "Indonesia Merdeka Diare". 

Kampanye ini bisa mengedukasi banyak ibu, supaya semaki mengerti dengan penanganan tepat diare pada anak. #IndonesiaMerdekaDiare menjangkau menjangkau lebih dari 2,3 juta ibu, dengan menghadirkan miniseries 4 video dari Prof. Nutri Bicara Diare. Video ini ada 4 episode, mulai dari Dampak diare, kenali diare, jenis diare, dan hal penting hadapi diare yang bisa disaksikan di akun media sosial Nutrisi Untuk Bangsa, seperti Instagram @nutrisibangsa.

Jangan lupa untuk tonton videonya di @nutrisibangsa
Kampanye Indonesia Merdeka Diare, selain dilakukan melalui digital online, ada juga berbagi ilmu dengan media/blogger, gathering, radio talkshow, dan leaflet edukasi. Video-video tentang Prof. Nutri Bicara Diare sangat mengedukasi, jadi jangan sampai ketinggalan buat menonton setiap episodenya, yang sekarang ini sudah masuk episode 3 tentang jenis diare.

Setelah banyak ilmu yang saya dapat dari acara ini, tentu menambah wawasan lagi. Tidak mau dong anak kena diare lagi seperti yang sudah-sudah. Maka dari itu, seorang ibu harus tahu tentang fakta diare, dan penanganan yang tepat. Supaya #IndonesiaMerdekadiare.


18 komentar

  1. Anak saya sempat diare saat umurnya 1 tahun. Bersyukur waktu itu nggak harus opname, tapi tetep aja khawatirnya luar biasa. TFS, ya, Mbak.

    BalasHapus
  2. ya nih..
    apalagi diare bisa mematikan bagi anak2
    saran nya supaya anak2 diberi gizi yang seimbang dan bersih pula

    BalasHapus
  3. aku baru tau loh diare itu penyebab kematian no.2..ngeri jg yaa..
    waspada nih..makan makanan yang sehat. hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mba, saya juga baru tahu setelah ikut acara ini. Ternyata diare penyakit mematikan no 2

      Hapus
  4. iya sih mbak, bermula dari makanan dan kebersihan ya
    semoga semakin sedikit yg kena diare

    BalasHapus
  5. baru tau klo diare salah penyakit yang berbahaya, seram juga , mesti jaga makanan dan minuman juga lingkungan biar anak -anak bebas diare

    BalasHapus
  6. Baru tahu kalo ada vaksinasi agar nggak kena diare, mbak. Anak tetanggaku dulu nyaris kritis karena diare. Pup nya udah bentuk cairan yang nyemprot. Ikutan nangis waktu aku bantuin ngerawat, hikkss... membayangkan anak sendiri yang kena :(

    BalasHapus
  7. Waduh, kalau anak kena diare ..liatnya kasian banget:(

    Ternyata fatal juga diare pada anak ini ya, Mbak..

    Semoga Indonesia bisa merdeka dari diare!!

    BalasHapus
  8. Betul sekali, diare bukan soal sepele. Makasih banyak ya, Mbak, artikel ini penting sekali. Jadi teringat anak pertama saya, sebelum meninggal dunia, awalnya dimulai dengan sakit diare dahulu, lalu demam tinggi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Innalillahi. Bapak mengalami juga ya. Al Fatihah buat anaknya pa.
      Semoga Indonesia juga merdeka diare

      Hapus
  9. setuju klo diare bukan penyakit yg sepele.. tapi yg paling sebel klo anak yg kena diare, BB nya bisa langsung melorot bangeett..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya memang benar, diare bisa membuat BB anak semakin turun

      Hapus

Terima kasih sudah berkunjung. Silahkan memberikan komentar. Mohon maaf link hidup dan spam akan otomatis terhapus.