Manfaat Menulis Untuk Tumbuh Kembang Anak


[Dunia Anak] Hobi saya sejak kecil adalah menulis, saya suka berkhayal dan menuliskannya di buku diary atau di buku tulis. Yang akhirnya membuat saya ingin belajar banyak hal tentang menulis cerita. Berawal dari gemar membaca cerita, dan akhirnya muncul banyak imajinasi yang saya buat cerpen. Sejak masuk SMP, saya akhirnya mulai mengisi mading dengan puisi-puisi yang saya buat. Saya mendapat prestasi dari puisi dan baca puisi. Semua berlanjut hingga saya duduk di bangku SMA, mendapatkan prestasi dari menulis dan membaca puisi. Masuk kuliah saya mulai tertarik membuat artikel, yang akhirnya membuat yakin untuk masuk pres mahasiswa.

Itu adalah cerita singkat bagaimana akhirnya saya gemar menulis hingga kini. Sejak 2012 saya mulai menulis di blog, biarpun baru mengeluarkan buku antologi dan duet, itu membuat saya senang. Bagi saya menulis itu membuka banyak pengetahuan dan pengaruh positif. Dulu sebelum ada internet, saya aktif menulis tangan di buku diary, buku tulis dan mesin tik. Biarpun sekarang zaman sudah canggih, bukan berarti saya meninggalkan kebiasaan menulis di atas kertas. Karena sebelum menulis di blog, kebiasaan saya adalah menuangkan ide di atas kertas, lalu dilanjutkan menulis di blog.

Percaya tidak menulis itu juga bisa memberikan sampak positif untuk tumbuh kembang anak?

Ilustrasi anak menulis (Foto by Canva)
Saya percaya, karena saya mengalaminya sendiri yang semenjak kecil gemar menulis di atas kertas, hingga membuka banyak wawasan. Itupun yang saya lakukan saat memiliki buah hati, dengan membiasakan menulis sejak dini. Sepertihalnya saat anak kedua lahir prematur, dan tumbuh kembangnya terlambat. Selain terapi di luar, saya juga melakukan terapi sendiri di rumah, termasuk melatih motorik halusnya dengan bergam kegiatan secara rutin, salah satunya menulis di atas kertas. Awalnya putra kedua saya ini hanya coret-coret, lama kelamaan dia suka menulis. Saya mengarahkan menulis angka dan huruf, dan perlahan dia belajar menulis. Semenjak di khitan, perlahan putra saya menunjukkan kemajuan, dan tumbuh kembangnya pun semakin baik.

Karena manfaat menulis itu banyak, semenjak dini anak sudah dikenalkan dengan buku dan pensil, biarpun masih sebatas beberapa huruf, setidaknya anak ada kemauan untuk belajar menulis. Terkadang anak mulai corat coret tembok, saya arahkan untuk tetap menulis di atas kertas. Seru memang mengajarkan anak, biarpun prosesnya sangat panjang. Membaca dan menulis menjadi sebuah kegiatan yang saya lakukan pada anak sejak dini.


Banyak sekali manfaat menulis yang bisa berdampak baik untuk tumbuh kembang anak. Seperti pada 8 Mei lalu, saya mengikuti acara Talkshow bersama SiDU, yang bertempat di The Icon Jakarta. Acara ini mengangkat tema "Membangun Generasi Cerdas Indonesia Melalui Kebiasaan Menulis". Dalam talkshow ini menghadirkan 4 Narasumber, yakni:
  • Nurman Siagian selaku Education Team Leader dari departemen Edukasi di Wahana Visi Indonesia (WVI), sekaligus pakar di bidang pertumbuhan dan perkembangan Anak Usia Dini dan Pendidikan Dasar.
  • Melly Kiong selaku Praktisi Mindful Parenting, pendiri Komunitas Menata Keluarga dan penulis buku Siapa Bilang Ibu Bekerja Tidak Bisa Mendidik Anak Dengan Baik.
  • Martin Jimi selaku Consumer Domestic Business Head SiDU.
  • Fayanna Ailisha Davianny selaku penulis cilik yang sudah meluncurkan 42 buku dan anggota komunitas Kecil-kecil Punya Karya (KKPK).
Talkshow ini dimoderatori oleh Prameshwari Sugiri selaku Chief of KumparanMOM. Dalam tallkshow ini di kumpas tuntas bagaimana menulis bisa menjadi kebiasaan baik dan mempengaruhi tumbuh kembang anak dan membangun generasi Cerdas Indonesia. Dari acara ini, ada beberapa hal yang sangat penting yang bisa menjadi perhatian kita semua, mulai dari:

  • Adanya kerisauan dan kegalauan terkait kemampuan anak-anak pada saat uji publik RUU perbukuan tahun 2017 di Universitas Muhammadiyah Malang, kemampuan anak SMA bahkan mahasiswa menulis kalimat yang benar dan tepat sesuai kaidah yang berlaku kesulitannya masih sangat tinggi. Ada riset Kemendikbud 2016 AKSI rata-rata Nasional 73% di kategori kurang. 
  • Soal kompetensi anak Hasil survei dari PISA (Programme for International Student Assessment) di tahun 2015 yang dikeluarkan OECD, dimana Indonesia masih menduduki peringkat 60 dari 72 negara. 
  • Penyebab rendahnya kompetisi anak, seperti pemahaman yang dipelajari sangat rendah, dan mengekspresikan ide masih sangat rendah. Kondisi guru yang juga kesulitan menulis RPP, ini bisa mempengaruhi kompetisi menulis siswa juga.
  • Kompetisi ini sangat penting, bukan saja dari sisi akedemik. 
  • Tanggung jawab anak ada di tangan ibu, biarpun kita sebagai ibu sibuk bekerja. 
  • Kemampuan menulis tangan tentu ada korelasi dengan daya ingat anak, karena waktu anak memulai mencoba menulis, dia mencoba mengkontruksikan apa yang ada dipikirannya. Kebiasaan menulis sejak dini menjadi sorotan publik, supaya proses menulis bukan saat dewasa. Dalam sebuah studi menyatakan bahwa anak SD ketangkasan menulis atau memegang pensil mulai berkurang, karena terbiasa memegang smarphone.
  • Komunikasi bukan saja verbal, tapi non verbal juga bisa. Ibu bisa membangun komunikasi dengan anak bisa dengan cara cerdas. Contonya mocil (memo kecil), bisa dibuat di bekal anak, dengan ucapan makasih dengan teka teki yang lucu.
Dampak menulis untuk tumbuh kembang anak memang luar biasa ya, apalagi setelah mendengar cerita Fayyana yang berusia 13 tahun, sudah menerbitkan 42 buku. Pertama nulis karena hobi baca, yang sudah dibacain buku oleh ibunya sejak kecil. Dari gemar membaca, Fayanna jadi gemar menulis. Di usia 7 tahun Fayanna mulai menulis di buku tulis, dan ikut kompetisi menulis yang menjadi peserta termuda, dan akhirnya menang juara 2. Sudah banyak pengalaman yang dirasakannya juga dari menulis. 


Karena menulis di atas kertas meningkatkan kompetensi, harus mulai dibiasakan sejak dini. Apalagi seperti kata pa Jimi dari SiDU, menulis itu memiliki banyak manfaat, seperti meningkatkan kecerdasan, meningkatkan daya ingat dan meningkatkan kreativitas. Terutama meningkatkan daya ingat, dimana bisa sambil menghapal materi yang diterangkan ya. Mengingat menulis itu penting,  SiDU berkontribusi menumbuhkan kebiasaan menulis pada anak. Dimana SiDU memiliki sebuah wadah baru untuk meningkatkan kompetensi mereka melalui gerakan "Ayo Menulis Bersama SiDU". Tentu kita tidak asing dengan SiDU, karena sejak kecil saya juga menulis di atas kertas SiDU, yang merupakan merk buku tulis unggulan Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas.

Gerakan Ayo Menulis  ini sudah dilakukan sejak bulan April 2018 yang melibatkan 20.000 murid dari 100 sekolah di Jabodetabek, demi menumbuhkan kebiasaan menulis pada anak yang diyakini dapat berpengaruh positif terhadap peningkatan kompetensi anak Indonesia. Grakan ini mencakup pemberian buku latihan menulis untuk anak, serta pendampingan yang melibatkan orangtua dan guru secara intensif dengan modul yang berlangsung selama 21 hari. Modul buku latihan menulis ini dibuat dengan bekerjasama dengan Renny Yaniar selaku penulis naskah. Jadi, di modul buku latihan menulis ini, kita diajak untuk menulis cerita secara rutin selama 21 hari, yang terbagi ke dalam beberapa topik:


  • Hari 1-7, Ayo Menulis Diary. Di hari pertama ada pertanyaan, siapa nama lengkap, usia, hingga memilih sebuah buku diary. Ada mewarnai juga. Setelah selesai ada catatan dari ayah dan ibu juga.
  • Hari 8-14 ada pengetahuan asal kertas. Di hari 8-14 ada dongeng mancanegara juga. 
  • Hari 15-21 tentang Asian Games 2018. Di sini ada 3 maskot Asian Games, hingga diajak untuk membuat karangan pendek tentang olahraga.
Saya jadi ga sabar ingin segera memberikan buku ini pada anak, supaya dia rutin menulis. Apalagi dengan topik-topik yang bisa memancing minat anak dalam menulis. Karena seperti kata Fayanna menulis itu bisa membuat kita menjadi pintar menyampaikan pendapat, dan biasakan menulis setiap hari. Dengan hadirnya program "Ayo Menulis Bersama SiDU", semoga bisa menjangkau lebih banyak sekolah. Dan bisa mendaftarkan sekolahnya di ayomenulis.id.  

Semenjak dini ajarkan anak untuk menulis, karena dengan menulis bisa membuat anak semakin cerdas. Manfaat menulis juga baik untuk tumbuh kembang anak, daya ingat semakin baik dan tentunya semakin kreatif. Bersama SiDU Ayo Menulis.

11 komentar

  1. Hebat ya, 👏😘
    Sama kaya saya awal sy suka menulis karena sering membaca majalah anak, sama koran republika (ada rubik anaknya) milik bapak. 😂
    Kebiasaan positiv ini memang harus ditularkan kpd si kecil ya.
    "Dengan membaca kita melihat dunia, dengan menulis kita dikenal dunia" 😊

    BalasHapus
  2. Ternyata banyak ya manfaat menulis dan aku salut banget sama Fayyana baru 13 th sudah mengeluarkan puluhan novel.

    BalasHapus
  3. Waahhh fayyana kerennn 13 tahun udh menerbitkan 42 buku aja. Kalah donk dakuuu..huuaaa...
    makasih sharenya mbk lis. Catet ah

    BalasHapus
  4. Waah menariik mbak. Sejak bbrp waktu lalu saya pengin biasakan anak saya menulis diary meski diary ala ala.tp blm jadi juga.jd diingatkan oleh tulisan ini. Makasiihmbak :)

    BalasHapus
  5. Teh lis ternyata pernah mengalami nulis pake mesin tik ya, berarti masuk generasi kids zaman old ,, BTW
    Fayyana keren banget baru 13 tahun udah 14 buku diterbitin, saya 23 tahun satu buku pun belum pernah saya terbitin wkwkwkw

    BalasHapus
  6. makasih sharingnya, aku dulu membiasakan anak menulis diary dan boleh tulis apa yang ada di hati uneg2, agar jiwanya jd tenang setelah menulis

    BalasHapus
  7. Sukses menulis terus ya,kak.
    Aku suka menulis juga berawal dari kecil dulu sukanya membaca dan bikin coretan di buku tulis.

    BalasHapus
  8. miris banget lihat kenyataan bahwa indonesia ada diposisi ke 62 dari 72 negara. penting banget mengajarkan anak agar suka menulis dan membaca, misalnya saja kalo menyuruh anak untuk pergi ke warung. anak harus mencatat apa saja yang harus di beli di warung. itu hanya coontoh kecil sih.bagus banget ada acara ini apalagi diadakan oleh SIDU. membantu anak untuk mengenal dunia tulis menulis.
    K

    BalasHapus
  9. Saya juga suka menulis sejak SMA.. Dan mungkin karena itu juga saya mulai membuat blog..
    Tapi untuk anak, saya tetap dukung apapun yang mereka suka yang pwnting positif.
    Tapi saya juga tak memaksakan mereka untuk mempunyai hobi yang sama seperti saya.
    Meskipun begitu, disaat anak saya sudah bersekolah dan bisa baca, saya akan mencoba menawarkan buku2 agar anak saya lebih berkembang dari pada saya. Soalnya dulu saya jarang membaca, jadi wawasannya saya yah gini2 aja. Hehehw

    BalasHapus
  10. Nailahku udah mulai suka menulis, kalau adiknya lebih suka menggambar dan bercerita. Bagus banget nih mak programnya Sidu..semoga bisa sampai ke Semarang yaaa....di mana yaa bisa dapat buku panduannya pengen kuterapkan ke anak-anak muridku...

    BalasHapus
  11. Wah jadi nyesel, kurang melatih anakku menulis hey heu heu

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkunjung. Silahkan memberikan komentar. Mohon maaf link hidup dan spam akan otomatis terhapus.