Dengan Menabung Cerahkan Masa Depan Anak-anak


[Keuangan] Jadi orang yang boros itu memang ga enak, punya gaji, tapi ga punya tabungan dan investasi. Terus, setiap pertengahan bulan gaji sudah habis. Pas giliran ada kebutuhan yang penting suka bingung sendiri. Gimana kalau sudah punya anak? Itu sih pengalaman saya dahulu, berbeda dengan sekarang. Karena saya sudah kembali ke jalan yang benar, dengan mengatur keuangan sebaik mungkin. Bagi saya dan suami prioritas yang utama saat ini adalah anak-anak, dengan mempersiapkan masa depannya supaya lebih baik, dengan memiliki tabungan yang cukup supaya pendidikannya terjamin.

Jadikan masa lalu sebagai pelajaran: Boros ga ada untungnya 

Setelah lulus kuliah dan menikah, saya mendapat pekerjaan di sebuah perusahaan asuransi dan ditempatkan di sebuah Bank yang berada di kawasan Taman Palem Jakarta Barat. Gaji yang saya dapatkan sebenarnya bisa cukup untuk hidup satu bulan, apalagi waktu itu saya belum memiliki anak. Harusnya bisa memiliki simpanan yang cukup untuk masa depan, apalagi bonus yang didapatkan cukup besar. Tapi gaji yang saya dapatkan hanya bertahan sampai pertengahan bulan saja. Selama bekerja 4 bulan, tidak pernah ada tabungan sedikit pun di rekening. Setelah dapat gaji dan mengirim ke orangtua, uang selalu habis setiap tanggal 15 dan akhirnya saya harus meminta uang kepada suami untuk ongkos kerja. duuh nyesek banget.

Belanja terus, kapan nabungnya?
Ilustrasi foto by Canva
Sampai akhirnya dipertemukan dengan seorang pengusaha yang merupakan nasabah dari Bank tempat saya bekerja. Setiap kali bertemu, pasti sharing banyak hal, salah satunya mengatur keuangan pribadi dan pentingnya menabung.Setelah sharing, saya mulai banyak berpikir untuk tidak boros menggunakan uang. Karena selama bekerja, ternyata setelah saya catat pengeluaran, biaya terbesar itu ada di jajan cemilan, belanja baju dan nongkrong. Pantasan uang terasa cepat habis, karena dibelikan dengan sesuatu yang kurang bermanfaat. Baju yang saya beli tidak setiap hari dipakai, kan kerja pakai seragam.

Mau menyesal juga percuma, karena sudah terjadi. Yang dibutuhkan saat adalah niatan untuk melakukan perubahan. Dengan cara mengubah perilaku dan gaya hidup, dan itu tidak semudah yang diucapkan. Awalnya semua terasa sulit, karena banyak godaan yang saya hadapi. Terkadang ketika teman ngajak nongkrong dan saya menolak, disebut ga asyik lagi. Tapi saya berusaha untuk konsisten dengan apa yang saya lakukan, supaya keuangan menjadi lebih baik. Biarkan masa lalu yang sudah dilewati menjadi pelajaran berharga, dimana hidup boros itu ga enak dan ga ada untungnya.

Mengatur keuangan pribadi: Prioritas utama adalah anak

Saya menyadari kesalahan di masa lalu, karena sudah boros dalam menggunakan uang. Sejak saat itu saya ingin berubah menjadi orang yang lebih baik, terutama dalam mengatur keuangan pribadi dan rumah tangga. Apalagi saat itu saya sedang melakukan program memiliki anak. Tentu butuh tabungan, supaya kedepannya masa depan anak-anak terjamin. Tabungan sangat dibutuhkan, terutama untuk biaya melahirkan, kebutuhan anak saat lahir, hingga biaya pendidikan anak di masa depan. Ada beberapa hal yang saya lakukan supaya bisa memiliki tabungan dan tidak boros lagi, seperti:


1. Tentukan prioritas dan tujuan

Supaya saya bisa mengatur keuangan dengan sebaik mungkin, yang dilakukan pertama kali adalah tentukan prioritas dan tujuan. Biarpun saat itu saya belum memiliki anak, yang menjadi prioritas utama saya adalah anak, supaya kalau anak sudah hadir siap segalanya. Dan tujuan utama saya menabung tentu saja untuk persiapan anak di masa depan. Sampai akhirnya saya melahirkan anak pertama di tahun 2010. Saya sudah tidak merasakan kesulitan, karena semua sudah direncanakan dengan sebaik mungkin. Uang tabungan yang sudah terkumpul selama kerja hingga 2010 bisa mencukupi untuk biaya selama di rumah sakit, aqiqah, hingga membeli perlengkapan bayi. Alhamdulillah rezeki putri kecil saya terus mengalir, banyak yang membelikan kebutuhan bayi dan uang. Sehingga uang yang didapatkan langsung saya tabung untuk persiapan pendidikannya di masa depan. 

2. Membuat pos keuangan

Awalnya mengatur keuangan itu sulit sekali, tapi saya sudah punya niat yang kuat untuk berubah, dan akhirnya semua bisa berjalan dengan baik. Saya tak ingin mengulang kesalahan lagi dalam menggunakan uang untuk hal-hal yang tidak penting. Dan kini, semuanya harus direncanakan dengan sebaik mungkin. Setiap bulan saya buat pos keuangan, supaya uang bisa diatur dengan sebaik mungkin. Setelah menerima gaji saya akan atur uang ke dalam beberapa pos, mulai dari:
  • Untuk zakat saya keluarkan 5%. Dengan memberikan zakat dan sedekah semoga penghasilan yang kita dapatkan selalu berkah.
  • Pos kedua adalah dana darurat, yang saya keluarkan 10% dari penghasilan. Dana darurat ini sangat penting, supaya kalau suatu saat terjadi sesuatu, seperti sakit atau kebutuhan darurat bisa digunakan dan tidak menganggu keuangan untuk kebutuhan lainnya. Kalau dana darurat selama sebulan tidak digunakan, biasanya saya akan masukkan ke dalam tabungan.
  • Post biaya hidup saya keluarkan sebesar 40%, ini untuk ongkos, makan harian dan kebutuhan sekolah anak. Serta bayar asuransi pendidikan, kesehatan dan listrik.
  • Saya tidak ada pos cicilan, karena memang tidak ada cicilan ke bank atau bahkan kartu kredit. Saya termasuk yang tidak mau ambil kartu kredit. Maka dari itu, saya buat post tabungan sebesar 25%, ini masuknya ke tabungan anak dan liburan. Karena biasanya anak selalu ingin liburan juga.
  • Untuk gaya hidup saya tidak terlalu banyak, cukup 5% untuk biaya beli kosmetik saja. 
  • Pos yang terakhir adalah post investasi 15%, untuk yang satu ini saya lebih memilih reksadana dan emas.
Setelah membuat pos keuangan, biasanya post biaya hidup saya pisahin juga, mana buat kebutuhan harian, anak-anak hingga bayar asuransi dan listrik. Memiliki tabungan memang sangat penting sekali. Usahakan untuk konsisten menabung setiap bulanya, apalagi kalau sudah punya anak harus semakin rajin.

3. Buat catatan pengeluaran dan pemasukan

Sudah membuat pos keuangan, jangan lupa untuk membuat catatan pengeluaran dan pemasukan. Sehingga keuangan yang sudah direncanakan bisa sesuai. Dan kitapun menjadi tahu, uang yang dikeluarkan untuk kebutuhan apa saja. Sekecil apapun uang yang dikeluarkan, jangan lupa untuk mencatatnya sebaik mungkin. Supaya pas akkhir bulan bisa ketahuan, kita bisa berhemat atau tetap masih boros. Untuk catatannya saya buat seperti di bawah ini. Ada no, tanggal, jenis pemasukan, jumlah, jenis pengeluaran, jumla pengeluaran dan total.


4. konsistenlah

Kalau uang sudah diatur dengan sebaik mungkin, lalu dicatat, jangan lupa untuk konsisten. Niatkan dulu yang kuat dalam hati ingin berhemat, supaya keuangan semakin baik. Jangan lupa prioritas utama buat apa. Misal ingin naik haji, atau sekolah anak-anak. Saya mendapat penghasilan setiap bulan dari beberapa sumber, dari gaji, penghasilan freelance sebagai keuangan, fee nulis hingga wedding. Untuk fee nulis dan wedding itu wajib buat tabungan dan investasi, karena tidak setiap waktu saya dapatkan. Sedangkan gaji dan penghasilan freelance selalu tetap, maka itulah yang masuk ke dalam beberapa pos keuangan.

Setiap bulan saya konsisten menabung. Berapapun yang didapatkan, yang dingat adalah menabung, sisanya barulah buat beli ini itu. Karena menabung ini buat siapa lagi, kalau bukan untuk anak-anak. Merekalah yang membuat saya selalu semangat merencanakan keuangan.

Menabung dana pendidikan untuk masa depan anak-anak


Bagi saya sendiri mengatur keuangan pribadi dan rumah tangga itu penting, supaya kita semakin bijak menggunakannya. Saya tidak mau boros lagi, saya tidak ingin uang habis dengan percuma, tanpa memiliki tabungan. Sekarang ini setiap kali dapat gaji, penghasilan dari freelance keuangan, bonus atau fee dari nulis, saya utamakan dulu untuk tabungan. Barulah sisanya untuk keperluan lainnya. Karena menabung itu jangan dari sisa uang akhir bulan atau sisa beli ini dan itu.

Buat apa menabung?

Tentu saja untuk dana pendidikan anak-anak sebagai persiapan di masa depan. Setelah memiliki 2 orang anak saya harus semakin cerdas mengatur keuangan dan semangat terus untuk menabung. Karena saya ingin apa yang di cita-citakan anak-anak bisa terwujud. Saat ini anak saya baru 8 tahun dan 6 tahun. Artinya 9 tahun lagi anak pertama saya kuliah dan 11 tahun untuk anak ke 2 saya. Dengan begitu, saya harus mempersiapkan dana pendidikan untuk ke 2 anak saya. Untuk sekolah TK dan SD belum terasa berat, karena keduanya memilih di kampung halaman. Yang dipikirkan saat ini adalah masuk SMA/SMK dan perguruan tinggi yang membutuhkan biaya tidak sedikit.

Anak pertama saya memang memiliki cita-cita untuk menjadi bidan, berarti saya harus mempersiapkan dana untuk anak masuk Akademi Kebidanan, sedangkan anak kedua saya punya cita-cita masuk penerbangan. Berarti ibu dan ayahnya ini harus makin giat bekerja dan menabung supaya apa yang mereka cita-citakan bisa terwujud. Apalagi biaya pendidikan saat ini sangat tinggi, belum lagi beberapa tahun ke depan yang biayanya akan semakin bertambah. Misal persiapkan masuk SMA/K sekarang ini adalah 30.000.000. Pada 9 atau 10 tahun lagi pastinya akan berbeda nilainya, belum lagi ada inflasi, tentunya bisa sampai ratusan juta. Mempersiapkan dana pendidikan ini buat saya sangat penting, supaya di masa depan tidak pusing lagi. Adapun cara saya mempersiapakan dana pendidikan sebagai berikut:

  • Membuat 2 tabungan anak, satu buat anak pertama, satu lagi untuk anak kedua. Kedua tabungan ini akan saya isi setiap bulan dengan jumlah yang sama. Yakni sebesar 500.000-1.000.000 setiap bulan, tergantung penghasilanan bulanan yang saya. Paling kecil saya menabung 500.000 / bulan, kalau 2 tabungan berarti 1 juta. 
  • Membuat tabungan khusus. Dimana tabungan ini perencanaan masa depan anak, setiap bulannya saya menabung dengan konsisten 1 juta. Kalau sudah terkumpul banyak, saya membuat deposito.
  • Membuat tabungan emas. Karena saya punya kerjaan lain dan sering mendapatkan kepercayaan ngurusin wedding juga, jadi hasilnya selalu saya simpan dan belikan logam mulia sebagai simpanan untuk anak di masa depan.
  • Investasi. Yang satu ini tentu saja menjadi pilihan, karena mempersiapkan dana pendidikan itu tidak cukup hanya menabung saja, maka perlu investasi juga. Bisa dengan nabung saham atau reksadana.
Buat saya yang paling penting ketika kita memiliki niat atau ada yang ingin diwujudkan, cobalah untuk konsisten. Termasuk saat saya ingin mempersiapkan dana pendidikan, tentu saja harus konsisten menabung setiap bulan. Semangat menabung saya tularkan juga kepada anak-anak. Kalau orangtuanya giat menabung, bisa menular ke anak-anaknya. Karena sekarang ini, anak-anak saya sudah diajarkan untuk belajar menabung. Baik itu menabung di celengan atau di Bank.


Ketika anak-anak saya punya keinginan membeli mainan, tidak langsung saya belikan. Bukan karena pelit, saya ingin mengajarkan mereka untuk berusaha terlebih dahulu. Caranya dengan menabung untuk mewujudkan semua keinginannya. Saya belikan mereka celengan plastik. Di celengan itu di tempel kertas, misal "untuk membeli robot atau boneka." Biasanya mereka masukkan uang sebelum jajan, sehari bisa 2 ribu sampai dengan 5 ribu. Kalau sudah penuh, mereka semangat untuk buka dan langsung mengajak saya pergi. Terlihat ekspresi senang dan puas, karena bisa membeli mainan sesuai keinginannya dari hasil tabungan. Sekarang ini anak-anak jadi semangat menabung, baik di sekolah dan bank. Malah gamau kalah satu sama lainnya, rela ga jajan yang penting tabungannya banyak.

Ya, biarpun begitu tetap waktunya ada yang jualan depan rumah, pasti ngerengek mau jajan. Tapi saya senang, mereka sudah ada kemauan belajar menabung. Bahkan setiap kali saya ajak ke Bank, anak-anak selalu antusias sekali untuk menabung uangnya sendiri. Mengenalkan anak menabung sejak dini sangat menyenangkan, mereka pun senang sekali. Karena saya tak ingin anak-anak boros dalam menggunakan uang. Dengan menabung saya mengajarkan sikap disiplin dan konsisten. Menabung di bank juga aman, karena Lembaga Penjamin Simpanan.

Lembaga Penjamin Simpanan

Menabung di Bank aman, yang akan membuat kita tenang menyimpan dana untuk memmpersiapkan dana pendidikan anak di masa depan. Sekarang menabung di Bank juga jauh lebih praktis dan banyak produk serta layanan yang bisa dipergunakan oleh nasabah. Biasanaya ya kalau saya malas setor ke Bank, pilihannya adalah mencari ATM yang bisa melakukan setoran tunai. Mau transaksi apapun bisa semakin mudah, dengan adanya mobile banking dan internet banking. 

Untuk merencanakan masa depan anak, saya menggunakkan tabungan khusus tanpa ATM, biar tidak seenaknya ngambil uang. Selain itu, untuk anak-anak saya juga  membuat tabungan anak, supaya anak senang punya tabungan atas namanya sendiri. Sehingga selalu semangat untuk belajar menabung. Banyaknya kemudahan di perbankan sekarang ini, membuat menabung semakin nyaman, apalagi dengan adanya Lembaga Penjamin Simpanan.

www.lps.go.id
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) adalah suatu lembaga independen yang berfungsi menjamin simpanan nasabah perbankan di Indonesia. Badan ini dibentuk berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 24 tentang Lembaga Penjamin Simpanan yang disahkan Presiden Republik Indonesia pada tanggal 22 September 2004. Undang-undang ini berlaku efektif ssejak tanggal 22 September 2005, dan sejak tanggal tersebut LPS resmi beroperasi.

Latar belakang berdirinya LPS, saat krisis moneter dan perbankan yang menghantam Indonesia tahun 1998, yang ditandai dengan dilikuidasinya 16 bank, mengakibatkan menurunnya tingkat kepercayaan masyarakat pada sistem perbankan. Maka dari itu, untuk mengatasi krisis yang terjadi, pemerintah mengeluarkan beberapa kebijakan diantaranya memberikan jaminan atas seluruh kewajiban pembayaran bank, termasuk simpanan masyarakat (blanket guarantee). Dan hal ini ditetapkan dalam keputusan Presiden Nomor 26 Tahun 1998 tentang Jaminan Terhadap Kewajiban Pembayaran Bank Umum dan Keputusan Presiden Nomor 193 tahun 1998 tentang Jaminan Terhadap Kewajiban Pembayaran Bank Perkreditan Rakyat.

Dalam pelaksanaannya, blanket guarantee memang dapat menumbuhkan kembali kepercayaan masyarakat terhadap industri perbankan, manun ruang lingkup penjaminan yang terlalu luas menyebabkan timbulnya moral hazard baik dari sisi pengelola bank bank maupun masyarakat. Maka dari itu, untuk mengatasi hal tersebut dan agar tetap menciptakan rasa aman bagi nasabah penyimpan serta menjaga stabilitas sistem perbankan, program penjaminan yang sangat luas lingkupnya tersebut perlu digantikan dengan sistem penjaminan yang terbatas. Dan dikeluarkannya Undang-undang Nomor 10 tahun 1998 tentang Perbankan mengamanatkan pembentukan suatu Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sebagai pelaksana ppenjaminan dana masyarakat.


Adapun fungsi LPS sendiri adalah menjamin simpanan nasabah penyimpan dan turut aktif dalam memelihara stabilitas sistem perbankan sesuai dengan kewenangannya. Sedangkkan tugas LPS sendiri sebagai berikut:
  • Merumuskan dan menetapkan kebijakan pelaksanaan penjaminan simpanan.
  • Melaksanakan penjaminan simpanan.
  • Merumuskan dan menetapkan kebijakan dalam rangka turut aktif memelihara stabilitas sistem perbankan.
  • Merumuskan, menetapkan, dan melaksanakan kebijakan penyelesaian Bank Gagal yang tidak berdampak sistemik. Melaksanakan penanganan Bank Gagal yang berdampak sistemik.
Dalam bekerja, LPS memegang nilai-nilai:
  • Integrity yaitu berkata jujur, bertindak independen sesuai dengan kode etik dan selalu mengedepankan kepentingan lembaga.
  • Collaboration yaitu mengedepankan kerjasama dan saling mendukung dengan sikap terbuka dan prasangka baik, saling percaya dan menghargai untuk mencapai tujuan lembaga.
  • Accountable yaitu berani bertanggung jawab atass segala tindakan atau keputusan yang diambil, sesuai kebijakan/peraturan yang berlaku dengan mempertimbangkan risiko.
  • Respect yaitu menghargai, menghormati, dan memiliki kepedulian terhadap orang lain dengan dilandasi sikap empati, sopan dan tulus tanpa pamrih.
  • Excellence yaitu mengupayakan hasil terbaik dengan cara menetapkan standar tinggi, melakukan pengembangan berkelanjutan dan inovasi.
Adapun visi LPS menjadi lembaga yang terdepan, terpercaya, dan diakui di tingkat nasional dan internasional dalam menjamin simpanan nasabah dan melaksanakan resolusi bank untuk mendorong dan memelihara stabilitas sistem keuangan. Sedangkan misinya adalah berkomitmen untuk menyelenggarakan penjaminan simpanan yang efektif dalam rangka melindungi nasabah. Kemudian melaksanakan resolusi bank yang efektid dan efisien, melaksanakan penanganan krisis melalui restrukturisasi bank yang efektif dan efisien. Serta berperan aktif dalam mendorong dan memelihara stabilitas sistem keuangan nasional.

www.lps.go.id
Dengan adanya LPS ini, tentu menabung menjadi jauh lebih nyaman dan tenang. Karena setiap Bank yang melakukan kegiatan usaha di wilayah Republik Indonesia wajib menjadi peserta penjaminan LPS. Dengan mengunjungi website Lembaga Penjamin Simpanan masyarakat bisa cek secara langsung bank-bank peserta penjaminan di kolom pencarian. Nanti akan keluar no kepesertaan dan nama bank. Dengan begini tidak ada alasan lagi untuk tidak menabung. Karena menabung di bank aman.  


Memiliki rencana di masa depan, tentu butuh sekali banyak persiapan. Apalagi kalau tujuan kita menabung adalah untuk mempersiapkan masa depan anak-anak, salah satunya dana pendidikan. Saya tidak ingin main-main dalam mempersiapkan kebutuhan anak, semuanya harus dipersiapkan sejak dini. Karena waktu akan cepat berjalan, semua tidak akan terasa, anak yang saat ini masa kecil, akan tumbuh dewasa, dan kebutuhannya semakin banyak. Maka dari itu menabunglah, karena dengan menabung cerahkan masa depan anak-anak. Kebahagiaan anak adalah kebahagiaan saya sebagai orangtuanya. Anak bisa mewujudkan cita-citanya, akan membuat orangtuanya semakin bahagia.

Menabung tidak akan membuat kita rugi, menabung akan membuat kita menjadi manusia yang lebih bijak dalam menggunakan uang. Dan menabung akan membuat kita belajar untuk hemat dalam menggunakan uang. Lebih enak menabung, ketimbang buang-buang uang tidak jelas untuk hal yang kurang bermanfaat. Menabung untuk masa depan anak, semoga kehidupan mereka lebih baik. Ajarkan anak menabung sejak dini, supaya mereka semakin gemar menabung. Karena menabung itu bakal bikin untung. Menabung di Bank aman ada Lembaga Penjamin Simpanan. Jadi, Ayo Menabung.



Sumber tentang LPS: http://www.lps.go.id

32 komentar

  1. Wah, tipsnya sama seperti saya Mom. Cuma sy gak pernah bikin list belaja bulanan begitu. Penghasilan kami jg gak segede itu, jd belum bisa nabung sebulan sejuta buat anak2 wkwkkw... Sejuta itu besarnya separuh gaji suami sy. Itu nominal yg besar bagi kami. Jd kudu lebih sabar...

    BalasHapus
  2. Anaknya mirip anak Ari Wibowo, siapa sih ya, yang main film itu, oiya Billi Davidson hehehe

    BalasHapus
  3. Makasih Ceu udah diingetin... Alhamdulillah udah punya tabungan sih walau ga rutin nabungnya huhu.

    BalasHapus
  4. nabung tuh malas di lakukan tapi kalau sudah lihat hasil nabungnya misalkan selama setahun baru deh semangat terus buat nabung, buat yang sudah berkeluarga harus banget nabung tidak cuma untuk hari tua tapi juga untuk pendidikan anak-anak, thans for sharing mbak liswanti

    BalasHapus
  5. Saya Sekarang lagi coba nabung buat modal nikah....hihi ada aplikasi yg simpel yg saya gunakan buat ngatur keuangan. coba aja mampir ke blog saya mba lis. Semoga bermanfaat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saat ini saya masih mengatur keuangan dengan cara tersendiri dan riset sendiri hihi. Tapi sepertinya boleh tuh, nanti saya meluncur ya.

      Hapus
  6. Mengajarkan untuk menabung harus dari kecil nih. Karena agak susah sebenarnya klo sudah tetbiasa boros, kecuali niatnya besar.

    BalasHapus
  7. Benar mba wian. Menabung penting diajarkan sejak dini

    BalasHapus
  8. Nah konsisten susah banget. Kadang bisa nabung kadang keperluan tidak terduga banyak banget ��

    BalasHapus
    Balasan
    1. MAka dari itu perlu perencanaan keuangan, harus punya dana darurat juga mba

      Hapus
  9. prioritas utama itu pasti anak ya mba, kelola keuangan sebaik mungkin demi masa depan anak yang lebih cerah

    BalasHapus
  10. Terima kasih mba! Artikel ini bermanfaat banget. Aku kadang bingung berapa persen untuk dana darurat, berapa persen untuk lifestyle, berapa persen untuk tabungan dllnya.

    BalasHapus
  11. Makasih udah diingetin. Aku belum sanggup bikin catatan pengeluaran aja nih. Humm nampaknya harus banyak belajar nyatat pengeluaran biar bisa nekan jumlah dana yang dikeluarin, juga bisa lebih banyak nabung lagi.

    BalasHapus
  12. Konsisten dalam menabung memang agak susah yah, tapi aku juga sudah coba ikut tabungan pendidikan anak yang tidak bisa di ambil dalam jangka waktu tertentu

    BalasHapus
  13. saya setuju dengan poin konsisten dalam berhemat, saat ini saya juga sedang berusaha konsisten atau belajar untuk konsisten sama niat ingin berhemat. walau susah banget, tapi emang harus ya mba.

    BalasHapus
  14. Salut sama Mbak Lis, bisa bagi waktu dan bagi pengeluaran sampai detail seperti ini.

    BalasHapus
  15. menabung dengan tujuan tentu akan membuat kita lebih semangat menjalaninya ya :)

    BalasHapus
  16. Wah bener banget ya, memang menabung itu harus dipaksakan dan ditularkan ke anak-anak sejak dini. Jadi ingat jaman masih lajang mah beli apa saja hayuk tapi setelah menikah dan punya anak, pengeluaranku apa-apa maunya untuk anak saja.

    BalasHapus
  17. Setuju! Nabung emang nggak pernah bikin rugi cuma kadang rasa males yang bikin semuanya berantakan. :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya nih, rasa males itu yang kudu dibuang jauh0jauh, supaya nabung makin semangat

      Hapus

Terima kasih sudah berkunjung. Silahkan memberikan komentar. Mohon maaf link hidup dan spam akan otomatis terhapus.