Menciptakan Keseimbangan Hidup untuk Ibu Bekerja


[Lifestyle] Menjadi ibu bekerja itu seru dan menyenangkan, yang penting masih bisa menjalankan tugas dan kewajiban sebagai istri dan ibu untuk mengurus anak-anak. Saat memutuskan kerja fulltime, saya mencoba membuat jadwal supaya bisa mengurus pekerjaan rumah dan memenuhi kebutuhan keluarga. Menjadi ibu rumah tangga maupun ibu bekerja sama-sama tidaklah mudah. Bahkan sehabis pulang bekerja, seorang ibu masih bisa loh mengurus pekerjaan rumah lainnya. Itupun seperti yang saya lakukan ketika pulang bekerja, masih bisa mengurus makanan untuk besok pagi, karena semuanya harus seimbang.

Ibu bekerja itu memang luar biasa, kedua hal itu sudah saya rasakan. Baik ibu bekerja, maupun menjadi seorang freelance yang aktivitasnya juga ga sedikit. Yang pasti setiap perempuan itu luar biasa sekali. Mereka mampu mengerjakan semua hal tanpa bantuan siapapun. Dan seorang perempuan itu sangat istimewa. Bahkan seorang ibu atau mom sering disebut Master of Multitasking. Itu dikarenakan seorang perempuan bisa menjalani 3 hal secara bersamaan, yakni karir, keluarga, dn sosial/masyarakat. Selain itu seorang ibu di rumah memiliki tugas lainnya, yakni CFO (Chief Financial Officer) dalam keluaraga.



Harus dipahami juga nih, perempuan itu cenderung lebih stress masalah keuangan, dan tekanan pekerjaan. Ini kerasa banget sih sama saya, harus putar otak kalau lagi mengelola keuangan keluarga. Maklumlah ya namanya perempuan itu lebih memetingkan perasaan juga, takut ga cukup dan lainnya. Bahkan perempuan itu sulit menentukan pilihan, apalagi kalau sedang membeli sesuatu. Untuk berinvestasi, saya termasuk yang pemilih, dan cari investasi yang ga berisiko tinggi. Namanya juga perempuan mikirnya panjang banget deh.

Pada 27 Oktober 2018 kemarin, kesampaian juga untuk ikut serta Woman Talk: Balance Life For Working Mom bersama Futri Zulya. Dalam woman talk ini membahas seputar ibu bekerja. Tentu ini menjadi sharing yang sangat menarik sekali. Kenapa tidak menjadi seorang ibu bekerja. Apalagi dunia kerja wanita saat ini berkembang dengan sangat pesat. Terlebih dengan pesatnya perkembangan teknologi yang membuat segala hal lebih mudah. Setiap perempuan atau seorang ibu memiliki alasan tersendiri saat memutuskan bekerja, baik itu karena hobi, mencari kesibukan, hingga mencari penghasilan tambahan. Saya juga demikian, memilih bekerja selain mencari kesibukan, tentu mencari tambahan. Kan dana pendidikan sekarang semakin tinggi setiap tahunnya.

Dalam woman talk ini, mba Futri Zulya memberikan 5 tips tentang menciptakan keseimbangan hidup bagi ibu yang bekerja.


1. Support System


Ibu bekerja bukan berarti lepas tanggung jawab terhadap keluarga dan anak-anak, lepaskan rasa bersalah dan tetap semangat. Support system yang baik adalah mantra sukses untuk seorang working mom. Perlu dipahami bahwa kita tidak dapat melakukana semuanya. Sebelum memutuskan bekerja, coba deh melakukan beberapa hal berikut:

  • Komunikasikan kepada suami dan keluarga tentang niat bekerja, sehingga bisa mengerti dan memberikan support.
  • Mencari asisten rumah tangga dan baby sitter yang cocok dengan kepribadian kita. Dan jangan lupa untuk melakukan wawancara dan cek kesehatan.
  • Lengkapi ASRT dan babysitter dengan daily activity report, meat plan, dan kurikulum dasar untuk menjaga si kecil.
  • Atur salah satu area rumah menjadi sentra khusus si kecil, usahakan minimal adaa play area dan study area.
  • Jika si kecil di titipkan ke rumah kakek dan neneknya , jangan lupa menitipkan juga kebutuhan pokoknya, kurikulum yang diajarkan di rumah.
2. Membuat rencana dan budget

Rencana-rencana disini tentu saja sebagai persiapan si kecil dan keluarga keesokan harinya. Mulai dari menyiapkan menu sarapan dan makan siang si kecil, siapkan baju suami bekerja. Jangan lupa siapkan juga seragam dan baju si kecil beraktivitas dan tentunya baju kerja, aksesoris yang akan mom pakai esok hari. Ibu juga bisa loh membuat rencana dan budget mingguan serta bulanan yang mencakupi, grocery list, meal plan, to do list, jadwa les anak, hingga jadwal pembayaran listrik, air, internet dan spp sekolah.

3. Cari tempat bekerja yang ramah dengan ibu

Untuk menciptakan keseimbangan hidup ibu bekerja, coba deh mencari tempat kerja yang ramah dengan ibu. Tentunya saat mencari pekerjaan, bisa komunikasikan kebagian HR bahwa kita ini adalah seorang ibu. Dan jangan lupa untuk menanyakan peraturan perusahaan mengenai cuiti kehamilan, kebijakan perusahaan tentang ibu menyusui yang tentunya harus pompa ASI pada saat jam kantor.
Selain itu tanyakan juga, apakah boleh izin saat ambil rapot dan bagaimana jarak dan jam kerja? Apakah semua itu sudah sesuai dengan kebutuhan kita sebagai ibu?

4. Atur ulang prioritas

Karena sudah menjadi seorang ibu, tentu harus bisa atur ulang hidup. Kan beda saat kita masih single. Mulai dari beralih mode kerja dan menjadi seorang ibu. Harus mulai disiplin juga, seperti dalam check email, whatsapp, membuat panggilan telepon dan tugas kantor lainnya saat sudah sampai di rumah. Selain itu, hindari gangguan saat di rumah ataupun di kantor, seperti internet surfing, gossiping, long lunches and coffe, serta nongkrong bareng teman. Tentunya kita harus tetap fokus dan produktif.

Coba deh buat bonding time bersama anak dan suami, tak perlu ribet atau mahal. Cukup cuddling sebelum tidur, membacakan buku favoritnya, tulis pesan khusus di kotak makan siang, dan masih banyak hal seru lainnya yang bisa dilakukan. Coba saja cari aktivitas yang disukai keluarga dan jangan lupa untuk me time untuk memanjakan diri sendiri.


5. Cermat merencanakan keuangan keluarga

Nah yang terakhir tips ini yang aku banget, tentang merencnakan keuangan keluarga. apakah yang diimpikan sudah tercapai. Misal gaji setiap bulan tidak habis di tengah jalan, membuat keuangan pribadi dan keluarga sehat, menambah jumlah kekayaan, mempersiapkan dana pendidikan yang cukup dan tetap bisa hidup nyaman saat mulai memasuki masa pensiun?

Untuk menjawab itu semua, tentu seorang ibu harus memahami tentang perencanaan keuangan (financial planning) yang merupakan sebuah proses dimana seorang individu berusaha untuk memenuhi tujuan-tujuan financialnya melalui pengembangan dan implementasi dari sebuah rencana keuangan yang komprehensif. Financial planning ini sangat penting dan bermanfaat sebagai panduan bagi seseorang untuk bisa mencapai segala tujuan-tujuan keuangan. Misalnya nih saya, memiliki dana pendidikan anak untuk kuliah, ibadah haji dengan keluarga, dana pensiun, ganti mobil 6 tahun lagi, pergi ke Korea dan Jepang, hingga memiliki tabungan dan investasi.

Untuk mewujudkan tujuan keuangan tersebut tentu harus memahami tentang literasi keuangan, dan bisa mengelola keuangan dengan sebaik dan sebijak mungkin. Terus apa yang harus dilakukan? Disinilah mba Futri juga memberikan beberapa masukan, terutama dalam mengelola arus kas. Mulai dari pergi ke ATM atau Bank dengan cara selesaikan urursan bagi-bagi penghasilan ke 3 rekening, seperti saving, playing, living. Setelah itu, buatlah pos keuangan, seperti untuk investasi, cicilan da lainnya. Mba Futri memberikan tips untuk pengelolaan arus kas, dimana beberapa pos keuangan seperti:



  • Pos untuk Zakat, infaq, sedekah sebesar 5%.
  • Pos keuangan untuk invetasi sebesari 10%. Ini langsung dimasukkan ke saving. Jangka waktu investasinya pendek, ini untuk memenuhi tujuan dalam jangak 1-2 tahun, dengan instrumen deposito dan tabungan rencana. Dan Jangka waktu panjang, untuk memenuhi tujuan dalam jangka waktu >2 tahun, instrumennya bisa meliputi tabungan rencana, logam mulia, properti, reksadana dan saham.
  • Dana Darurat ini dialokasikan 5% yang masuk ke saving. Dana darurat ini merupakan sejumlah simpanan uang yang dapat diakses secara mudah jika sewaktu-waktu memerlukannya dalam keadaan darurat yang membutuhkan biaya tunai. Prinsip dana darurat ini disimpan sebelum dibutuhkan, dengan jumlah idealnya 3-4 kali pengeluaran rutin. Untuk yang punya 2 anak seperti saya lebih 12 kali pengeluaran rutin.
  • Pos untuk membayar cicilan sebesar 30% yang masuk ke alokasi living/saving.
  • Kebutuhan hidup, rutin sebesar 40% masuk ke rekening living. Buatlah daftar pengeluaran, seperti pos bayar tagihan wajib (listrik, air, pulsa, uang sekolah, hingga gaji asisten rumah tangga), pos pengeluaran dapur untuk makan harian dan alat rumah tangga, pos transfortasi yang jumlahnya bisa variasi tergantung jumlah trip perjalanan, dan pos pengeluaran hiburan dan akhir pekan.
  • Pos gaya hidup 10% masuk rekening playing. Harus memahami dulu nnih, akan needs (dibutuhkan untuk bertahan hidup) dan wants (keinginan yang bisa ditunda). Gaya hidup ini bisa untuk makan di restaurant, nonton bioskop, shopping dan jalan-jalan. Adapun tips untuk bisa membatasi wants, meliputi batasi following akun toko online, hanya menggunakan transfer dan kartu debit untuk belanja, dan menunggu hadiah/bonus dari kantor untuk pos keinginan.
Dengan adanya pos keuangan seperti ini, kita bisa mengatur arus kas dan mengelola keuangan sebijak mungkin. Perlu diingat untuk yang punya kartu kredit, usahaka selalu membayar dengan lunas tepat waktu. Selain itu mba Futri juga menerangkan tentang siklus kehidupan keuangan, mulai dari:
  • Tahap mengumulkan kekayaan dari usia 20 sampai dengan 40 tahun. Lulus dari SMA/setingkat, mulai mencari pekerjaan dan menghasilkan uang.
  • Tahap meningkatkan kekayaan di usia 40 sampai dengan 55 tahun. Pendapatan dan karir meningkat sehingga fokus melipatgandakan kekayaannya untuk kesjahteraan keluarga.
  • Tahap mendistribusikan, dari usia >55 tahun. Mulai mempersiapkan warisan untuk eluarga dan keturunannya.


Selain sharing tentang menciptakan keseimbangan hidup untuk ibu bekerja, dan memberikan banyak tips tentang mengelola arus kas. Mba Futri juga mengadakan demo makeup, untuk aktivitas ibu bekerj. Tentunya yang simpel dan mudah diaplikasikan. Menjadi ibu bekerja itu memang luar biasa nikmatnya. Dan pasti harus pintar membagi waktu antara keluarga dan pekerjaan. Biasanya saya juga membuat jadwal, dan bangun lebih cepat, supaya memenuhi kewajiban kepada keluarga. Seorang ibu memang master of multatasking yang mampu mengerjakan segala hal dalam waktu bersamaan.

1 komentar

  1. Hadirin yang datang dari golongan mana aja, Mbak? Ada remaja-remaja putri, nggak?

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkunjung. Silahkan memberikan komentar. Mohon maaf link hidup dan spam akan otomatis terhapus.