Sebuah Inspirasi Dari Seorang Yohana Yembise


[Lifestyle] Banyak sekali orang-orang inspiratif yang bisa membuat kita semangat dalam menjalani kehidupan. Banyak hal yang bisa kita pelajari dari orang-orang yang telah menginspirasi kita. Setiap kali bertemu orang-orang. 

Seperti  kisah seorang Prof. DR. Yohana Yembise, M.Sc., Ph.D. yang lahir di Manokwari Provinsi Papua Barat, 1 Oktober 1958. Prof. DR. Yohana Yambise merupakan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dalam Kabinet Kerja 2014-2019.

Pada 17 Oktober 2019, berlangsung acara launching "Dunia Yohana: Inspirasi dari Ufuk Timur".  Prof. DR. Yohana merupakan seorang ibu, menteri, dan guru besar perempuan pertama di Papua. Sebelum menjadi seorang Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, ibu yang selalu disayangi anak-anaknya dan gemar memasak adalah seorang profesor di Universitas Cenderawasih.

Peluncuran Buku Dunia Yohana


Peluncuran buku ini bertepatan dengan hari terakhir, ibu Yohana menjadi Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Kehadiran buku ini tentu menjadi sebuah inspirasi dari tanah Papua, akan sosoknya yang penuh perjuangan, kegigihan dan kisah suksesnya. Sebuah inspirasi dan kisah hidup yang tentunya akan memberikan teladan untuk selalu meraih kesuksesan. Biarpun di dalam sebuah kondisi ekonomi dan sosial yang belum stabil. 

Ibu Yohana menjalani pendidikan dasar di Kota Biak, dan selalu berpindah-pindah mengikuti tugas orangtuanya. Ibu Yohana tumbuh di lingkungan yang belum menganggap pendidikan formal adalah hal penting. Untung saja berkat asuhan orangtua dan kerja kerasnya, Ibu Yohana sukses mewujudkan impian dan cita-cita ayahnya, supaya anak-anak harus sekolah setinggi-tingginya.

Tentu setiap orangtua ingin melihat anak-anaknya sukses. Dan mendengar latar belakang dari sosok Ibu Yohana, jadi semangat memberikan yang terbaik untuk anak-anak, supaya bisa meraih mimpi setinggi mungkin. Karena dukungan orangtua akan selalu membuat semangat anak-anaknya. Ibu Yohana mencatat sejarah sebagai perempuan Papua pertama yang meraih gelar Profesor, dan sosok perempuan dari Tanah Papua yang pertama kali menjadi bagian dari Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo di periode 2014 hingga 2019. 

Dengan prestasinya ini, tentu bisa menginspirasi semua perempuan, bukan saja di tanah Papua, tapi juga Indonesia, untuk bisa mewujudkan segala mimpinya. Maka dari itu hadirlah sebuah buku yang bisa dibaca tentang sosok seorang Ibu Yohana. 


Tentu seluruh Indonesia sudah mengetahui, bagaimana situasi yang terjadi beberapa waktu lalu di tanah Papua. Dampaknya sangat besar sekali. Konflik yang terjadi, sudah pasti akan menimbulkan berbagai kekerasan, seperti pada anak dan perempuan, baik secara fisik maupun psikologis. Kemen PPPA selalu berupaya supaya anak dan perempuan yang terdampak konflik perlu untuk dilindungi. Melalui pesan perdamaian diharapkan mampu menjadi meredakan konflik di tanah Papua, melalui inspirasi dari Putri terbaiknya di Papua, yang menjadi Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Ibu Yohana Yembise. Dengan kehadiran buku ini mampu membawa pesan perdamaian ke tanah Papua khususnya dan Indonesia, serta menjadi sebuah inspirasi dan motivasi untuk kembali merajut perdamaian.

Dunia Yohana Inspirasi dari ufuk timur


Judul buku: Dunia Yohana
Inspirasi dari Ufuk Timur
Biografi
Prof. DR. Yohana Yembise
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (2014-2019)
Editor: Yudhistira Anm Massardi
Penulis: Tim Batutis (Yanto Musthofa, Taufik Abriansyah, Fitri Kumalasari)
Fotografer: Raditya Patria
Desain Sampul dan Tata Letak: Jim B Aditya
Penerbit:
Yayasan Batutis Al-Ilmi Bekasi 2019
Bekerjasama dengan PARAGON dan Wardah
ISBN: 978-602-60854-2-9

Buku Dunia Yohana berisi 276 halaman yang terbagi menjadi delapan bagian, mulai dari:
  1. Bagian 1: Kabar dari kupu-kupu
  2. Bagian 2: Minim Anggaran Hingga Penghargaan
  3. Bagian 3: Dari Papua Menyinari Dunia
  4. Bagian 4: Miss Teladan Akhirnya Terbang
  5. Bagian 5: Dengan Bahasa ke Pintu Cahaya
  6. Bagian 6: Pelangi Wardo di Istana Negara
  7. Bagian 7: Kata Mereka
  8. Bagian 8: Wawancara
Buku Dunia Yohana dibuka dengan cerita di hari Minggu, 26 Oktober 2014, dimana Presiden Republik Indonesia Joko Widodo mengumumkan nama-nama Menteri yang akan membantunya dalam pemerintahan lima tahun mendatang. 

Di halaman 11-12 bercerita akan perjalanan ibu Yohana yang bercerita perjalanannya ke Jakarta, ketika uangnya terbatas, memilih untuk menunggu seat kosong. Ternyata kesabarannya berbuah manis, dan mendapatkan tiket kelas ekonomi dari Lion Air. Sesampainya di Jakarta Ibu Yohana menginap di Hotel Akmani di Jalan Wahid Hasyim, Menteng. 

Saat sampai ternyata Ibu Yohana mendapatkan kamar Suite Room, yang ternyata membuatnya gelisah, yang membuat Ibu Yohana untuk menelepon pa Andi. Setelah mendengar penjelasan pa Andi, Ibu Yohana menjadi jauh lebih tenang. Membaca buku ini diawal, tentu jadi kagum dengan kesederhanaan ibu Yohana. Yang sempat membuatnya tidak tenang. 


Yang menarik adalah ketika membaca bagian dua, dimana pertama kalinya Ibu Yohana menjadi seorang Menteri. Dari hari pertama itu menjadi hari yang berat, selain beban tugas, tetapi lebih kepada kebiasaan diri pada banyak hal yang ternyata bukan menjadi kebiasannya. Apalagi kini sosoknya menjadi seorang Menteri pasti harus mengikuti protokol. 

Ibu Yohana bercerita, biasanya mengerjakan semuanya sendiri, pada akhirnya memiliki sekretaris, sopir, ajudan hingga pengawal. Yang menarik nih di bagian dua, Ibu Yohana ini ternyata terbiasa membawa sepeda motor, bahkan saat hamil dan bertugas di Manokwari kemana-mana pakai motor sendiri. Jadi perempuan memang luar biasa ya, ini jadi mengingatkan saya akan kondisi saat ditinggal suami bertugas, saat kondisi hamil kemanapun bawa motor dan balita hehe.

Ibu Yohana yang terbiasa sendiri, bawa motor dan mobil sendiri, sampai bisa mengemudikan berbagai jenis mobil, termasuk truk. Tapi setelah menjadi seorang Menteri, ibu Yohana dilarang nyetir. Dan di rumah ada asisten rumah tangga, padahal biasanya memasak dan membersihkan rumah sendiri. Pas acara launching saja, putri keduanya mengatakan jangan pernah berhenti memasak, karena masakan mama sangat enak. Karena semenjak kecil, Ibu Yohana juga sudah terbiasa diajarkan mandiri oleh kedua orangtuanya.

Di halaman 25-26, ada cerita tentang tantangan yang dihadapi ibu Yohana di Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan (PPPA) anak. Mulai dari:
  • Kas kementerian yang ternyata sudah nyaris kosong.
  • Kementerian PPPA mendapatkan alokasi dana APBN hanya sekitar 217 milyar.
  • Kementerian ini ternyata ada di cluster 3 yang artinya hanyalah kementerian koordinatif.
Dari situ ibu Yohana merasa tertekan, bahkan sempat frustasi. Tentu saja ini menjadi tantangan berat untuk Ibu Yohana. Samspai akhirnya Ibu di bulan Maret 2016, diperkenalkan program terobosan dalam upaya mengakhiri kekerasan pada anak dan perempuan. Program ini diberi nama Ibu Yohana dengan Three Ends yang artinya tiga akhiri. Ada 3 hal yang ingin diakhiri:
  1. Mengakhiri kekerasan terhadap perempuan dan anak (End Violence Against Women and Children).
  2. Mengakhiri perdagangan manusia (End Human Trafficking).
  3. Mengakhiri Kesenjangan Ekonomi (End Barriers To Economic Justice).
Sampai akhirnya Ibu Yohana dan Kementerian PPPA mengunjungi banyak kota dan menyentuh hati para pemangku jabatan di daerah untuk bisa menyukseskan Three Ends. Bahkan program ini juga menarik perhatian negara lain. Sehingga Ibu Yohana diundang untuk menyampaikan penanganan Isu Perempuan dan anak melalui program Three Ends dalam acara Symposium on the Role and Contribution of Afghanistan Women for Peace di Afghanistan 15-16 Mei 2017. 


Kunjungan ini tentu sangat dramatis, mengingat Afghanistan sedang dilanda Konflik. Selama di Afghanistan ibu Yohana menyesuaikan diri dengan menggunakan jilbab dan pakaian muslim. Bahkan dengan program Three Ends, Ibu Yohana mendapatkan apresiasi dari almamaternya dulu Simon Fraser University.

Membaca kisah-kisah Ibu Yohana dalam buku Dunia Yohana sangat menarik dan sangat menarik. Buku ini menjadi sebuah inspirasi dari seorang Yohana Yembise yang bisa dibaca masyarakat, untuk selalu berusaha dan bekerja keras untuk mewujudkan cita-citanya.








2 komentar

  1. Ternyata ibu Yohana ini orangnya sangat sederhana ya Mbak, jadi semakin kagum.

    BalasHapus
  2. kekerasan pada anak dan perempuan memang menjadi salah satu hal yang paling mengkhawatirkan ya Mbak.

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkunjung. Silahkan memberikan komentar. Mohon maaf link hidup dan spam akan otomatis terhapus.