Pengalaman Pulang ke Jakarta Saat Wabah Virus Corona


[Kesehatan] Pulang ke Jakarta saat wabah virus corona ternyata bikin deg-degan. Pada pertengahan Maret 2020 atau tepatnya 12 hari setelah pemerintah mengumumkan pasien positif Virus Corona di Indonesia, saya memutuskan pulang ke Garut. Karena memang kepulangan saya ini sudah rutin dilakukan setiap bulan untuk mengunjungi anak-anak. Dan hari itu memang jadwal saya pulang juga. Pikiran saya cukup 5 hari di kampung, dan akan pulang lagi ke Jakarta buat kembali kerja.

Kegiatan selama di rumah aja

Penyebaran virus Corona ini sangat cepat sekali. Saat saya masih beberapa hari di kampung saja, lihat berita, angkanya semakin naik dari hari ke hari. Sampai akhirnya dapatlah berita, bahwa di Jakarta diterapkan social distancing, dan pekerja mulai melakukan work from home. Sedangkan anak-anak sekolah mulai belajar dari rumah. Begitupun daerah lainnya, termasuk kampung halaman saya yang mulai belajar dan kerja di rumah aja.

Biarpun saya freelance dan biasa kerja di rumah, tapi seminggu 3 kali harus ngantor juga. Sampai akhirnya, kantor saya juga sama mulai menerapkan work from home. Ya udah deh, ga jadi pulang ke Jakarta. Lagian ga enak jugakan sendirian. Selama di rumah aja, karena wabah virus Corona, saya melakukan beberapa kegiatan, seperti:
Kampung halaman
  • Menemani anak belajar di rumah.
  • Menemani anak bermain.
  • Bekerja.
  • Berkebun di depan rumah.
  • Olahraga.
  • Memulai bikin resep masakan baru.
Hikmah selama di rumah aja banyak banget. Yang paling terasa buat saya adalah jarang bergadang lagi. Karena selama ini kebanyakan bergadang, malah membuat badan sering lelah dan akhirnya jatuh sakit. Semenjank work from home ini, karena banyak olahraga juga, tidur jadi lebih cepat juga. Jadi, setiap bangun pagi badan menjadi lebih segar.

Setelah 2 minggu work from home, niat saya mau pulang ke Jakarta. Karena saat pulang ke kampung hanya membawa satu baju, dan pekerjaan masih banyak yang belum selesai. Niat saya ya sudah diem di Jakarta, biarpun ga ngantor. Eh ternyata work from home masih berlanjut. Akhirnya memutuskan pulang ke rumah di Madiun. Akhirnya menghabiskan waktu di Jawa Timur.

Pengalaman Pulang ke Jakarta

Saat pulang ke Jakarta
5 hari sebelum puasa ramadan, saya memutuskan pulang ke Jakarta, karena memang ada beberapa pekerjaan yang terus tertunda. Mengingat mau lebaran juga, harus selesai. Biarpun pada akhirnya bekerjapun di rumah, yang penting semua kerjaan yang tertunda bisa dikirim ke rumah. Berbeda kalau saya dikampung, kirimnya jauh hehe. 

Saat yang positif virus corona semakin banyak di Jakarta dan masuk zona merah, suami sempat melarang saya buat masuk Jakarta. Karena memang dia khawatir juga dengan kesehatan saya. Apalagi virus ini belum ada obatnya. Mengingat tanggung jawab sama orang banyak, akhirnya suami mengizinkan saya untuk pulang ke Jakarta, dengan syarat melakukan medical check up sebelum pulang dan tidak bergadang selama di Jakarta.

Biarpun semenjak menikah, suami mengajarkan saya untuk berani dan mandiri. Tapi, melihat wabah sudah merengut banyak nyawa, suami khawatir juga. Suami meyakinkan diri bahwa di tubuh saya tidak ada penyakit serius. Maka dari itu, sebelum pulang saya melakukan medicak check up. Setelah hasilnya keluar dan kondisi badan saya sehat, kecuali berat badan yang berlebih, saya diizinkan pulang. Sebelum pulang ke Jakarta, suami sampai membeli beberapa kebutuhan, seperti:

  • Rempah-rampah (seperti jahe, kunyit dan lainnya) untuk saya buat minuman kesehatan.
  • Madu alami.
  • Beli jaket, karena memang saya tidak bawa jaket sama sekali. 
  • Beli masker dan sarung tangan kain.
  • Obat-obatan pribadi.
Satu gerbong ini hanya ada 5 orang
Saat pulang tidak banyak barang yang saya bawa, hanya satu koper, itupun isinya rempah-rempah, bawang merah dan putih. Baju pun yang saya pakai saja. Jujur ya, saya mau berangkat ke Jakarta tidak seperti biasanya. Mungkin karena ada pademi juga, jadi terasa berbeda. Saya lebih banyak deg-degan, dan cemas juga. Cuman suami meminta saya tetap tenang dan tidak banyak pikiran. Saat sampai di Stasiun, memang sangat sepi sekali. 

Saya memutuskan naik kereta Bima menuju Gambir Jakarta. Karena memang kereta itu yang saya dapat. Alhamdulillah, satu gerbong hanya beberapa orang. Mengingat Jakarta juga sedang PSBB waktu itu. Jadi semua dibatasi, termasuk kereta. Masuk ke stasiun sudah tes suhu badan, alhamdulillah aman. Memang sebelum berangkat, suami sempat cek suhu badan saya.

Alhamdulillah sampai di Jakarta jam 6 pagi, dengan kondisi yang sehat. Selama di kereta saya juga memutuskan untuk lebih banyak tidur. Di Staisun Gambir, suasananya juga sepi. Tidak menunggu lama, saya langsung menuju rumah menggunakan taxi online. Saat di rumah inilah, saya melakukan prosedur masuk rumah. Semprot barang dengan disinfektan, dan langsung mandi. Biarpun air di rumah sempat ga keluar, untung masih air di toren. Waktu mau ke kampung, sempat penuhin toren juga. 

Konsultasi kesehatan di Halodoc


3 hari di Jakarta, saya memilih terus diam di rumah. Belanja sayuran dan kebutuhan rumah semuanya saya beli online. Berkas yang harus dikerjakan, juga dikirimkan oleh supir kantor. Dan sampailah di hari itu, ada yang beda dengan kondisi badan saya. Payudara sebelah kiri tiba-tiba sakit, demam, mual-mual dan pusing. Padahal sebentar lagi puasa. Mau ke rumah sakit ya kok ngeri juga. Soalnya kalau tidak gawat, memang jangan ke rumah sakit.

Kepikiran tuh, takut juga kena virus ini, tapi pas baca-baca artikel di Halodoc tentang Virus Coronabahwa gejala ringan virus ini mulai dari hidung beringus, sakit kepala, batuk, sakit tenggorokan, demam dan merasa tidak enak badan. Sedangkan kalau gejalanya parah seperti demam yang cukup tinggi bila pasien mengidap pneumonia, batuk dengan lendir, sesak napas, nyeri dada dan saat bernapas dan batuk. 

Penyebaran virus corona ini sendiri pada umumnya dari percikan air liur pengidap, menyentuh tangan atau wajah orang yang terinfeksi, hingga menyentuh mata, hidung dan barang yang terkena percikan air liur pengidap. Diingat-ingat terus selama di kereta itu ya, saya tidak berdekatan sama orang, bahkan mau makan dan minum saja cuci tangan. Kepikiran dong, dalam hati terus berdoa semoga bukan hal serius.


Habis baca ini langsung tuh cek kondisi badan. Kalau demam iya, tapi itupun setelah payudara sakit. Daripada kepikiran pas 23 April saya konsultasi di Halodoc sama dokter, tentang kondisi payudara yang sakit, demam, mual dan pusing. Lumayan panjang chatnya. ditanya ada benjolan atau tidak. Dan memang ga ada sama sekali. Itu beneran tiba-tiba. Akhirnya diresepkan obat. Pikir saya kalau ga sembuh sampai Senin, mau beranikan diri ke rumah sakit.

Alhamdulillahnya setelah 2 hari minum obat, nyeri hilang, kalau demam malam itu juga sembuh. Besok harinya mual dan pusing juga hilang. Padahal udah parno saja. Adanya aplikasi Halodoc sebagai layanan yang diluncurkan PT. Media Dokter Investama sangat membantu saya untuk konsultasi kesehatan, terutam di tengah pademi seperti sekarang. Bahkan pembelian obat juga dimudahkan juga, dan bisa diantar langsung ke rumah. Mau konsultasi dengan dokter spesialis juga ada. Untuk konsultasi saja 24 jam selama 7 hari. Jadi, mau kapanpun bisa.

Apalagi di tengah pademi sekarang, Halodoc sangat membantu sekali dengan beberapa artikelnya. Bahkan ada layanan Tes Covid-19, dan periksa Covid-19 juga. Jadi cari informasi dan mau konsultasi tentang Covid-19 bisa menggunakan Halodoc. Paling enak sih langsung unduh aplikasinya. Semoga wabah ini cepat selesai ya. Dan jangan lupa untuk selalu jaga kesehatan, dan asupan makanan. cuci tangan setelah beraktivitas, sebelum menyentuh wajah dan sebelum makan. Jangan lupa ga usah mudik ya, supaya tidak jadi carrier dan wabah ini tidak menyebar kemana-mana.

10 komentar

  1. waduuh lagi pandemi gini hati-hati ya mba.
    untung ada halodoc jadi bisa tanya dan check up kondisi kesehatan.

    BalasHapus
  2. Duh, saya jadi deg-degan baca ini. Pastinya khawatir juga bepergian saat pandemi. Alhamdulillah aman ya mba.

    BalasHapus
  3. untung ada halodoc ya mbak , jadi kita lebih aman

    BalasHapus
  4. Semoga kita selalu sehat ya teh lis. Aku mau coba juga neh halodoc.

    BalasHapus
  5. Covid 19 memberikan kita kesulitan tapi sekaligus membakar iniatif kita untuk berbuat kebaikan baik bagi diri kita, keluarga dan linkungan.

    BalasHapus
  6. semoga selalu diberi kesehatan ya mbak. aamiin


    diah
    diahestika.com

    BalasHapus
  7. Masuk zona merah pasti was was banget, gak bersinggungan dengan orang..tapi kita tanoa sadar menyentuh benda2 yang terkontak virus..SPT gagang pintu atau kursi yg kita duduki..

    Semoga sehat terus ya..,

    Obat langsung dikirim ke rumah sama halo doc ya..keren..

    BalasHapus
  8. Jaga kesehatan selalu ya, Mbak. Semoga kita selalu dilindungi. Jangan lupa, tetap happy-happy terus biar pikiran kita juga sehat. :D

    BalasHapus
  9. membantu sekali aplikasi halodoc ini, konsultasi bisa kapan saja. dan diberi rekomendasi obat juga

    BalasHapus
  10. iya sekarang lebih sering konsultasi kesehatana ketika sakit batuk dan demam sikit. jadi lebih mudah ya karena aplikasi itu

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkunjung. Silahkan memberikan komentar. Mohon maaf link hidup dan spam akan otomatis terhapus.