Dok. Pribadi |
Alhamdulillah, hari
ini bisa balik lagi ngeblog. Ceritanya hari ini saya ingin berbagi cerita
tentang sebuah pengalaman mengatur gaji seorang sahabat sewaktu disanggar seni
dulu. Begini ceritanya.
Sebut saja dia Adi
(nama samaran), umurnya masih 27 tahun, masih lajang dan memiliki penghasilan
sebagai seorang teknisi sebuah perusahaan sebesar 6.5 juta (itu gaji
pokok), belum yang lainnya ya. Nah dia ngobrol sama saya satu tahun yang lalu, “Tologin
gw dong, kan lo anak manajemen pasti ngerti ngatur duit. Masa gaji gw gede ga
bisa punya rumah dan kasih keorang tua?, sedangkan anak buah gw yang gajinya
dibawah gw, bisa loh punya rumah dan kendaraan baru”.
Jadi balik bertanya
dong, “emang selama ini gaji lo dipake apaan”. Dia jawab “traktir temen, beli
baju, sama kasih cewe gw”. Nah loh kasih cewe bisa, tapi sama orang tua tidak?.
Dan dia ngbrol banyak hal, Adi pengen gajinya menghasilkan sesuatu. Dia pun ingin berinvestasi demi masa depannya, biarpun saat ini
dia jomblo..hehe. Hubungannya?, ya bisa ditebak...biar punya rumah tangga yang baik nantinya.
Saat itu pun saya
menyodorkan beberapa list yang bisa mengatur semua keuangannya, biarpun
resikonya dia harus bisa menahan diri tanpa belanja ini itu. Oklah dia setuju
untuk berubah dan menjadi manusia yang tidak boros lagi.
Dalam list yang saya
sodorkan itu, ada beberapa jenis investasi tepat untuk pemula. Kenapa disebut
pemula?, ya maksudnya untuk orang yang pertama kali melakukan investasi, dan
yang ringan-ringan saja. Lalu mau diinvetasikan kemana aja itu uang?. Nah saya
asumsikan total gaji yang dia dapat selama sebulan, sebesar 9 juta. Ada
beberapa jenis investasi jangka panjang untuknya di masa depan.
Ilustrasi tanah dan rumah (dok. pribadi) |
Yang pertama adalah mengajukan
pilihan kedalam investasi berupa harta tidak bergerak. Disini bisa berupa
rumah, tanah, sawah, dan lainnya. Keuntungannya pun banyak. Apalagi kalau memiliki rumah, selain bisa jadi tempat tinggal bersama keluarga, tentu bisa jadi investasi masa depan. Karena harga rumah sekarang mahal, dan
apabila nantinya dijual, pasti nilainya setiap tahun itu terus bertambah. Begitu
pun dengan tanah, setiap tahun akan memiliki kenaikan yang sangat tinggi.
Menginggat saat itu
Adi hanya ngekost, sedangkan ditempatnya tinggal dan bekerja saat ini sudah
berdiri banyak perumahan. Maka saya pun menyarankan untuk mengambil 1 unit
rumah, bisa sebagai investasi masa depannya. Dan kalau berpikir akan
berkeluarga dia tidak perlu khawatir dengan tempat tinggal.
Dimisalkan ngambil rumah, dengan bunga 12
%, dan cicilan Adi perbulan sebesar 2.800.000 selama 20 tahun. Keuntungan yang dia dapat, tidak perlu bayar uang kost, yang setiap bulan bayar 1.5 juta, dan memiliki rumah impian masa depan. Mungkin ini bisa jadi pilihan terbaik bagi anak muda lainnya yang
ingin berinvestasi.
Sebenarnya ada satu
lagi pilihan tepat berinvestasi yaitu membeli tanah, tapi inikan ga bisa
dicicil, karena harus beli sekaligus. Apalagi yang jual tanah itu langsung
beberapa hektare, jadi kalau investasi dalam bentuk tanah, mending uang itu
ditabung dahulu.
Ilustrasi perhiasan (Dok. Pribadi) |
Yang kedua adalah
investasikan kedalam harta bergerak, bisa berupa kendaraan ataupun perhiasan.
Nah untuk yang satu ini saya tidak menganjurkan membeli kendaraan, kenapa?.
Alasannya kalau Adi berkeinginan membeli mobil, sedangkan dia sudah punya
fasilitas dari kantornya. Itu malah menjadi pemborosan, belum lagi kendaran
itu harus punya perawatan ekstra. Bukan itu saja untuk investasi jangka panjang malah tidak tepat, karena kendaraan akan mengalami penyusutan harga setiap tahunnya. Misalkan beli 160.000.000, dan sudah dipakai selama 5 tahun, maka nilainya pun akan turun.
Maka untuk yang satu
ini, saya menyarankan untuk membeli perhiasan, kan bisa dijadikan simpanan buat
nanti nikahan sebagai mas kawin. Maka saya menyarankan untuk membeli perhiasan setiap bulannya sebanyak 2
gram dengan asumsi harga 500-600 ribu, tergantung harga emas pada saat itu.
Dia juga harus bisa berinvestasi dalam bentuk tabungan. Anggaplah sebagai investasi
jangka pendek, karena menurut dia selama bekerja selama 4 tahun itu, dirinya
hanya bisa menabung sebanyak 300.000 setiap bulan. Kali ini saya menyarankan
untuk menabungkannya sebanyak 1 juta.
Setelah tahu apa yang
akan diinvestasikan, tentu saja Adi harus bisa mengatur kebutuhannya
sehari-hari. Dari makan, uang bensin, kebutuhan dirinya dan lain-lainnya.
Sempat bertanya berapa uang yang ingin dia berikan kepada orang tua buat adik
semata wayangnya setiap bulan, dia bilang “1 juta”.
Nah setelah membuat
list investasi, jadinya rincian pengeluaran dia akan seperti ini.
No
|
Keterangan
|
Jumlah
|
1.
|
Cicilan
rumah selama 20 tahun
|
2.800.000
|
2.
|
Pembelian
perhiasan 2 gram
|
1.200.000
|
3.
|
Tabungan
setiap bulan
|
1.000.000
|
4.
|
Biaya
makan dan lain-lain
|
3.000.000
|
5.
|
Biaya
untuk adiknya
|
1.000.000
|
Total
|
9.000.000
|
Semua itu saya buat
dengan asumsi bahwa Adi tidak memiliki hutang piutang dan bukan perokok. Nah pasti
kalau lihat begini pasti mudah, toh hanya catatan, tapi bagaimana aplikasinya
di lapangan hahaha, itulah yang sulit. Apalagi untuk mengontrol semua kebutuhan
hidup sehari-hari.
Dok Pribadi (diary keuangan harian saya) |
Maka saya pun
menyarankan Adi untuk membuat “diary hemat”, berupa catatan pribadi untuk
mengontrol kebutuhannya sehari-hari. Jadi dalam diary itu, isinya harus bisa
menuliskan pengeluaran sehari-hari, dari mulai uang makan, jajan, bensin dan
lain-lainnya. Dengan catatan apabila setiap hari ada kenaikan, tentunya target
uang sebanyak 3 juta dalam sebulan untuk kebutuhan hidup tidak akan tercapai.
Tapi sebaliknya pengeluargan terkontrol bahkan berkurang setiap hari, pastilah
target akan tercapai.
Catatan lagi bagi Adi
bahwa dirinya harus mengurangi jatah jalan-jalan bersama temannya.
Nah setelah saya
ngobrol panjang lebar untuk bisa mengatur penghematan uangnya, tentu Adi berasa
sangat berat menjalaninya dalam waktu sebulan atau 2 bulan, bahkan dia
mengambil uang tabungan dia sebelumnya untuk menutupi kekurangan dalam
kebutuhannya. Tapi itulah hidup, semua butuh pilihan, kalau memang ingin
berubah, tentu butuh usaha yang sangat panjang untuk bisa mencapai semua
keinginan, tapi sebaliknya kalau pengen jalan ditempat ya hasilnya tidak akanada
perubahan.
Sekian lama terus
mencoba akhirnya selama satu tahun berjalan, dia bisa mengontrol kehidupan
dirinya sendiri, dengan belajar hemat. Dengan menjalankan semua catatan yang
saya berikan. Saat ini saya melihat Adi menjadi seseorang yang mampu mengontrol
dirinya sendiri, tidak boros dan kehidupan foya-foyanya sudah terlupakan.
Sebenarnya mengatur
keuangan itu memang sulit, tapi kalau kita punya keinginan yang kuat untuk
berubah, tentu hasilnya akan baik. Dengan niat yang baik, tentu akan selalu
diberikan jalan terbaik oleh Tuhan bagi manusia manapun yang selalu bekerja
keras dalam berusaha.
Beruntungnya si Adi. :)
BalasHapusYup, hidup adalah pilihan, ya, Mak Lies? Tulisan yang bermanfaat banget nih bagi yang sedang lupa managing keuangan, spt aku yang masih suka kalap kalo lihat 'sale' besar2an. Semua terasa perlu untuk dibeli, walo sampai rumah jadi nyesel dan nyesek. Haha.
Nice share, Mak. Thanks for reminding. :)
Benar mak Al, ingin maju atau tidak, intinya seperti itu.
HapusTerima kasih sudah berkunjung mak. Alhamdulillah semoga bermanfaat. Nah itulah mak, kalau sudah ketemu sale..mending tutup mata aja daripada nyesek belakangan ya.
sayang banget yaa gaji gede gitu ngga punya apa2..alhamdulillah mau berubah...jangan lupa investasi kayak reksadana juga bagus mak..emasnya logam mulia..
BalasHapusBisa mak...reksadana dimasukin...
HapusIya untunglah dia mau berubah....dan gajinya ga sia2...
TFS mak...mmg harus dilatih sejak kecil ya...disiplin.
BalasHapussalam hangat..
Bener banget diaiplin dlam mengatur keuangan...
HapusKeuangan itu bagaikan waktu, kalau kita nikmati tanpa mempertimbangkan pentingnya investasi kita akan rugi sendiri...
BalasHapusNah dari pada rugi..mending qta mulai melakukan perubahan...itu jauh lebih baik.
Hapuscashflow saia masih sering kedodoran ni hiks, tenkyu infonya mbak :)
BalasHapusHayo semangat buat melakukan perubahan...biar kehidupan semakin baik....sama2 terima kasih sudah berkunjung.
Hapuswah. gede juga ya tuh gajinya. tapi emang lebih bagus kalau diatur keuangannya. aku juga masih susah banget nahan keinginan untuk gak beli ini-itu.
BalasHapusPrinsip habiskan saja gajimu itu bener banget. Jadi, duit jajan bener2 ada jatah fixed nya
BalasHapus