Ayah dan Aku (Dok. Pribadi) |
Langit mulai gelap
Dan suara adzan berkumandang
Menghempaskan lelah disamping ayah
Yang sedang terbaring lemah
Mengusap dahinya yang berkeringat
Memberinya minum dikala dirinya kehausan
Berat rasanya kuberpaling dari wajahnya yang pucat
Padahal kuharus mandi
Setelah hari-hari dilalui dengan jam kuliah yang padat
Bau badan pun membuat Ayah sedikit cemberut
Tapi ketika ku akan beranjak, Ayah menahan tanganku
Ibu, dengan setia memijat tubuh Ayah sambil mengelus perutnya
Sedangkan Nenek berada dekatku sambil mengaji untuk kesembuhan Ayah
Ketika ku akan menggambil minum
Ayah seperti tersedak, tubuhnya gemetar dari kaki hingga kepalanya
Bibirnya seperti sedang berdoa
Perlahan kulihat tubuhnya melemas dan matanya tertutup
Kedua tangannya didada begitu rapi...
Senyumnya mengembang seperti tak ada beban
Makam Ayah |
Napasnya tak lagi berhembus..jantungnya tak lagi berdetak
Nadinya tak lagi berdenyut
Dan tawanya pun menghilang
Sesak...sesak dada ini ketika Ayah telah berpulang
Tangis pecah dan langit pun ikut berduka
Hujan gerimis turun seketika
Cuaca begitu terasa dingin dan sunyi
Kini, sang pembimbing pun telah menghilang
Sang penyayang telah bahagia disisi Tuhan
Dan kami pun terus mengenangnya
Tangis pun pecah saat mengingatnya
Biarpun Ayah telah pergi
Jejak-jejaknya kehidupannya masih membekas dalam hati
Senyum dan candanya masih berlarian didepan mata
Belaiannya masih terasa
Kini biarkan kumenangis dalam pangkuan kesedihan
Biarkan air mata ini terus jatuh hingga batas rasa kepedihan hilang
Karena hari ini adalah hari kepergian Ayah
Kuhanya bisa termenung, berdoa dan melantunkan ayat suci Al-Quran
Dalam kerinduan yang tiada akhir...
Ayah...
Yang selalu kurindukan
Yang selalu kusayangi
Dan selalu ada dalam hati...
12 Maret 2007 - 12 Maret 2015
yes..our dad is always our king :)
BalasHapusBener banget mbak
HapusTurut berduka cita, ya :')
BalasHapusAmin
Hapus