Memanfaatkan Halaman Rumah Untuk Bercocok Tanam


Bicara soal hemat, bukan saja dalam hal uang, tapi juga kebutuhan lainnya. Setiap pulang kampung, pasti deh saya selalu membawa berbagai kebutuhan, selain beras, cabe, bumbu dapur, hingga gula merah. Semuanya itu tidak saya beli, melainkan hasil panen, kecuali gula merah, langsung datang saja ke pabriknya. 20 ribu sudah dapat 2 kilo.

Kalau di kampung itu, apapun bisa di tanam, dari sayuran sampai buah-buahan. Memiliki halaman yang sempit dan terbatas di Ibukota, membuat keinginan saya untuk menanam sayuran sedikit terhambat. Bukan saja tak ada lahan yang kosong, melainkan banyak tangan-tangan iseng, yang membuat tanaman tak pernah bertahan lama. 

Seperti beberapa tahun lalu, saya sempat menanam melon di sebuah pot. Setelah menunggu cukup lama, akhirnya melon pun mulai berbuah. Saya siram setiap hari, berikan pupuk, sehingga melon pun semakin tumbuh dengan baik. Saat saya pulang bekerja di sore hari, melon yang tinggal menunggu saya petik dan di makan bersama suami, tiba-tiba hilang entah kemana. Kejadian seperti itu bukan sekali atau dua kali, tapi sering. Bukan saja buah, bahkan bunga pun suka hilang mendadak tanpa jejak. Dari situ saya pun kapok untuk menanam bunga atau buah di halaman rumah yang ada di Ibukota.



Kegiatan bercocok tanam selalu saya lakukan di rumah yang berada di kampung halaman. Karena kegiatan ini memang menyenangkan, yang selalu Alm Ayah ajarkan kepada istri dan anak-anaknya. Sehingga, apa yang kita tanam, bisa dinikmati kemudian hari. Seperti buah Mangga yang sudah berdiri sejak tahun 1997, dan ditanam langsung oleh Ayah. Buah Mangga pun tak perlu lama untuk berbuah, karena pada tahun ke 2 sudah menunjukkan hasilnya. Mangga pun berbuah lebat dari tahun ke tahun.

Kira-kira tanaman apa saja ya yang ada di halaman rumah saya? Ada beberapa macam, saya pun semakin senang, karena setiap pulang akan langsung panen hehe.

  • Daun Sirih dan Daun Pandan
Di halaman kanan rumah saya ada tanaman obat, yakni daun sirih. Memang sudah lama ada di halaman rumah saya. Selain untuk obat, banyak kegunaan dan manfaat dari tanaman yang satu ini. Apalagi saat saya melahirkan, daun sirih ini sangat bermanfaat sekali loh. Ayah menanamnya sejak tahun 2000. Kemudian sirih pun sempat kering dan mati, saat Ayah meninggal dunia pada tahun 2007. Dan entah kenapa, setelah 100 hari kepergian Ayah, ada cabang baru yang membuat daun sirih kembali tumbuh dengan baik hingga saat ini.



Ada juga daun pandan. Selain untuk membuat pewarna makanan alami, daun pandan ini juga bisa digunakan membuat masakan. Seperti bubur sumsum, kolak, sampai bubur ketan. Uuuh, ini emang favorit makanan saya. Kalau ga ada daun pandan, masakan tersebut berasa ada yang kurang.
  • Tomat dan Kunyit
Halamam kanan rumah saya memang wajib ada tomat. Eh, tapi itu seh karena keisengan saya saja lempar tomat busuk, entah kenapa jadi tumbuh juga. Dan lumayan deh tomat hijau bisa saya buat sambal Cibiuk, sedangkan yang merah saya buat rujak tomat.


Saya dan Ibu memang senang menanam kunyit, bukan saja untuk bumbu masakan, tapi kunyit punya manfaat lainnya. Salah satunya menghilangkan rasa nyeri saat haid, bahkan melancarkan haid. Biasanya saya mengikuti cara yang Nenek lakukan, yakni dengan memarutnya, dan di masak hingga matang. Bukan itu saja, kunyit bisa digunakan untuk pewarna makanan yang sangat alami.

  • Cabe, Jahe, Dan Kencur
Di sebelah kiri halaman rumah saya, wajib ada cabe. Daripada beli ke warung atau pasar saat pengen nyambel, mending petik sendiri. Selain cepat, hemat lagi hehe. Saya dan keluarga memang suka sambel, jadi di halaman rumah wajib punya pohon cabe. 

Selain cabe, tanaman yang harus ada di rumah adalah jahe. Jahe ini kayak akan manfaat, terutama untuk obat. Seperti perut kembung, demam dan batuk, hingga melancarkan peredaran darah. Kalau saya adalah masalah menstruasi, juga suka rebus jahe. Apalagi neh, kalau saya buat sambal jahe, dan bumbu ayam bakar jahe madu, emmm rasanya nikmat sekali.



Kencur selalu Ayah, Nenek, hingga saya tanam di halaman rumah. Karena sekali lagi neh, kencur ini banyak manfaatnya, termasuk obat herbal yang baik untuk tubuh. Kencur pun bisa digunakan untuk bumbu masakan, menjadi obat batuk, hingga menghilangkan memar di tubuh kita. Dulu neh, saat saya masih kuliah, pernah jatuh dari motor, hingga membuat kaki saya bengkak. Dan keluarga saya memilih mengobati secara tradisional, yakni dengan menghaluskan ketan hitam dan kencur. Memar dan bengkak pada kaki pun hilang dalam beberapa hari.
  • Kedongdong Dan Jeruk
Ini neh kebiasaan saya, kalau halaman rumah tuh kudu ada yang namanya buah buat ngerujak. Kan tadi sudah ada mangga, sekarang ada lagi neh kedongdong. Biarpun pohonnya mungil, buahnya ini sangat banyak. Anak saya saja selalu petik setiap hari, dan rasanya juga manis. Benihnya sendiri hasil dari pembagian Desa, kirain saya ga bakalan tumbuh, eh ternyata buahnya banyak.


Di halaman depan rumah saya, selain kedongdong, ada juga jeruk dan bunga-bunga yang sudah ada sejak Ayah saya masih ada. Kalau menanam jeruk ini memang tanpa sengaja kok. Sekali lagi ini keisengan saya, nemu pohon jeruk di pinggir jalan. Daripada ga keurus, mending tanam aja depan rumah. Kali saja, nanti bisa berbuah banyak. Amin.

Nah itu dia, berbagai tanaman yang ada di halaman rumah saya. Bukan di Ibukota, melainkan di Kampung, yang memang memiliki halaman yang luas. Daripada tidak digunakan, mending dimanfaatkan untuk bercocok tanam. Jangan mikir buat bisnis deh, mending menanam sesuatu yang bermanfaat untuk diri sendiri dan keluarga. 

Alhamdulillah, dengan menanam tumbuhan obat saja, saya dan keluarga sudah merasakan banyak manfaatnya. Selain bisa menolong orang yang membutuhkan, saat melahirkan pun saya tidak kesulitan untuk membuat jamu tradisional. Lumayankan tidak perlu beli.

Nah, kalau kalian sendiri bagaimana? Tanaman apa yang ada di halaman rumah kalian?
  

16 komentar

  1. manfaat lain berkebun adalah membuat pikiran dan suasana hati menjadi nyaman.
    Jika kebun luas malahan bisa menghasilkan uang ya.
    Salam hangat dari Jombang

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju pakdhe, berkebun membuat kita tenang, apalagi banyak tumbuhan di halaman rumah, sangat segar.

      Hapus
  2. Di kampung saya mah ndak perlu tanam, tinggal siram aja halaman rumah ntar jg tumbuh bayem, labu dll. bahkan tomat dan cabe hehehe soalnya tanahnya sdh banyak biji2an.

    BalasHapus
  3. asyik bgt mba, halamannya bisa bermanfaat... klo saya suka males hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayo mba ah semangat, berkebun itu membuat hati semakin tenang

      Hapus
  4. Keterbatasan lahan ngga bisa dijadikan alasan untuk tidak bercocok tanam...

    Minimal bercocok tanam yang sederhana dan mudah dalam perawatan...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah itu bang ius, seperti itu. Di pot juga bisa kok, cuman saya pernah nyoba di rumah sini, tapi ya itu ga pernah lama, karena banyak tangan iseng.

      Hapus
  5. Wah ini banyak mbak tanamannya, segerrr ^^ kedondongnya gak tahan

    BalasHapus
  6. kalau di kampung enak ya mbak semuanya serba murah, beda banget kalau di kota, semuanya serba mahal

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar sekali, di kampung mah apapun bisa didapatkan dengan murah.

      Hapus
  7. nggak punya halaman rumah yang luas, tapi masih bisa menanam tomat atau lombok :D

    BalasHapus
  8. apa yang aku tanam pastinya mati, akhirnya cari tanaman yang berdaun saja, agak lumayan mau hidup.

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkunjung. Silahkan memberikan komentar. Mohon maaf link hidup dan spam akan otomatis terhapus.