Satu Hari Belajar Ekonomi Syariah dan Jurnalistik Kreatif


[Keuangan] Dalam hidup ini tentu kita harus bisa memilih, termasuk dalam hal keuangan. Mau yang  konvesional atau syariah. Saya termasuk yang memiliki keduanya, menabung di bank konvensional dan syariah. Keuangan syariah juga semakin meningkat. Bahkan banyak masyarakat yang mulai beralih ke keuangan syariah, baik itu untuk asuransi, dan pembiayaan lainnya.

Dan bicara tentang pembiayaan syariah, pada jumat 9 Maret 2018 saya mengikuti one day seminar di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Univesitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah dengan tema "Perkembangan Ekonomi Syariah dan Jurnalistik Kreatif Zaman Now". Acara ini sendiri di buka dengan sambutan dari Fajar Ariyanti S.KM.,Kes.PH.D selaku Kepala Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada seminar ini ada 2 sesi dengan pemateri yang berbeda, yakni tentang ekonomi syariah oleh Rasidin Ali Firmansyah selaku sub-Dept AMITRA dan jurnalistik oleh Gustav Aulia selaku Dosen, Jurnalis, Pressenter dan Entrepreneur.

Keuangan Syariah dan AMITRA


Pada sesi pertama, Rasidin Ali membahas tentang keuangan Syariah dan AMITRA. Sesi ini memang paling saya nantikan, mengingat sekarang ini lagi pengen banget belajar tentang keuangan syariah. Ekonomi syariah merupakan segala aktivitas perekonomian beserta aturan-aturannya yang didasarkan kepada pokok-pokok ajaran islam tentang ekonomi.

Ada pun yang menjadi perbedaan antara keuangan syariah dan konvensional adalah:
  • Dalam hal investasi, syariah lebih pada bidang yang halal, sedangkan konvensional lebih kepada bidang yang memberikan keuntungan tinggi, tidak ada batasan halal atau haram.
  • Dalam hal bunga berdasarkan prinsip bagi hasil, jual beli atau sewa untuk ssyariah. Sedangkan konvensional ke rete (bunga).
  • Profit dan maslahah (kesejahteraan) di syariah oriented, sedangkan profit oriented.
  • Untuk hubungan dengan nasabah di syariah lebih dalam bentuk hubungan kemitraan. Sedangkkan konvensional debitor.
  • Penghimpunan dan penyaluran dana di Syariah harus sesuai dengan fatwa dewan pengawasan syariah, dana undang-undang yang berlaku. Sedangkan di konvensional sesuai dengan undang-undang yang berlaku.
  • Untuk pengawas syariah oleh BI/OJK dan Dewan Pengawas Syariah. Sedangkan konvensional oleh BI/OJK.
Tentu ada muncul bayak pertanyaan, kenapa harus syariah? Karena sesuai dengan syariat islam, akad perjanjian transparan. Tentang pembiayaan syariah tertuang pada:


  • POJK Nomor 31/POJK.05/2014: Definisi perusahaan pembiayaan syariah. Pasai 1 poin 3 "Perusahaan pembiayaan syariah adalah perusahaan pembiayaan yang seluruh kegiatan usahanya melakukan pembiayaan syariah".
  • POJK Nomor 31/POJK.05/2014: Kegiatan pembiayaan syariah. Pasal 2 "Penyelenggaraan kegiatan pembiayaan syariah wajib memenuhi prinsip keadilan, keseimbangan (lawazun), kemaslahata (maslahah) dan universalisme (alamiyah) serta tidak mengandung gharar, masyir, riba, dan zhuim".
  • POJK Nomor 31/POJK.05/2014: Kegiatan pembiayaan syariah. Pasal 3 "Kegiatan pembiayaan syariah meliputi pembiayaan jual beli, pembiayaan investasi dan/atau, pembiayaan jasa.
Untuk aset pembiayaan syariah Indonesia mengalami peningkatan di 2017. Dan untuk memudahkan masyarakat yang ingin memiliki syariah, banyak perusahaan-perusahaan juga membuka pembiayaan syariah. Seperti halnya dari FIF GROUP, yang sudah membuka pembiayaan syariah, yakni AMITRA.



Di FIF Group ini selain ada pembiayaan konvensional ada syariahnya, yakni dengan AMITRA. Amitra merupakan platform syariah yang dikelola FIFGROUP untuk menciptakan dan menggarap potensi market syariah. Yang memiliki visi menjadi perusahaan pembiayaan syariah yang dikagumi secara nasional. Sedangkan misinya membawa kehidupan yang lebih baik untuk masyarakat. Produk-produk yang ada di Amitra sendiri banyak pilihan, dari umrah, logam mulia, hingga motor. Rencananya pada 2019, AMITRA akan lebih khusus di Syariah dan mandiri.

Bicara tentang AMITRA, sedang mengdakan lomba menulis individu untuk jurnalis dan umum. dengan tema "Perkembangan Ekonomi Syariah di Indonesia saat ini". Untuk lomba ini akan memperebutkan uang total 10 juta rupiah, terdiri dari, juara 1 Rp. 5.000.000 + sertifikat, juara 2 Rp. 3.000.000 + sertifikat, dan juara 3 Rp. 2.000.000 + sertifikat. Dengan persyaratan sebagai berikut:

  • Tema mengenai Perkembangan Ekonomi Syariah di Indonesia saat ini.
  • Minimal 3 tulisan @500 kata selama periode program.
  • Dipublikasikan melalui blog atau sosmed (Facebook) dan platform digital lainnya.
  • Tulisan bersifat positif, tidak mengandung SARA atau politik.
  • Minimal 1 paragraf menuliskan mengenai AMITRA sebagai Syariah Financing dan salah satu layanan pembiayaan FIFGROUP yang merupakan anak perusahaan ASTRA.
  • Mencatumkan hastag #AMITRA dan #AMITRAWritingCompetition di akhir tulisan.
  • Penulisan brand benar dan tidak diperkenankan menulis brand competitor.
  • Jumlah share, likes dan comment menjadi point tambahan penilaian.
  • Wajib follow akun sosmed FB, IG, Twitter @FIFCLUB.
  • Kirim rekap link tulisan beserta data diri (nama, nomor hp aktif, alamat lengkapnya) ke hallo.amitra@gmail.com maksimal 31 Maret 2018.
  • Untuk periode submit tulisan dari 1-31 Maret 2018.
  • Penjurian 1-3 April 2018, dan pengumuman pemenang 5 April 2018.
Dan berhubungan dengan lomba AMITRA ini, maka seminar pun diisi dengan materi tentang jurnalistik kreatif bersama Gustav Aulia.

Jurnalistik Kreatif


Gustav Aulia selaku Founder Gustav Aulia Presenting dan Media Practitioner memaparkan tentang jurnalistik kreatif. Dipembukaan Gustav Aulia memaparkan tentang tiga ciri umum media massa. seperti bahwa media massa adalah media komunikasi yang ditunjukkan kepada banyak orang, tempatnya berjauhan, heterogen dan anoim. Media massa memiliki ruang/waktu yang terbatas yang harus diisi dengan sebanyak mungkin berita dan pendapat yang menarik dan berguna bagi khalayak. Selain itu media massa selalu berusaha memenangkan persainngan dengan media massa lain dalam hal merebut hati khalayak. 

Berdasarkan 3 ciri di atas, maka syarat yang harus dipenuhi oleh bahasa Indonesia jurnalistik (BIJ), yakni akurat dan mudah dipahami, singkat dan padat, serta menarik. Syarat akurat dan mudah dipahami ini merupakan syarat umum, sehingga tidak boleh diabaikan demi menemui syarat singkat, padat, dan atau menarik. Dalam membuat artikel akurat itu penting, jangan sampai ada yang salah. Akurat ini diwujudkan dalam bentuk pemilihan kata/huruf dan tanda bacayang tepat. Agar menulis akurat, maka penting sekali pengumpulan fakta harus akurat, yaitu memilih sumber yang tepat, melihat, membaca, mendengar hingga cek ricek agar data yang dikumpulkan benar-benar akurat.

Selain akurat, kata yang digunakan juga harus dipahami dengan syarat sederhana, tidak ambigu atau mengandung pengertian ganda, dan tidak terdapat kontaminasi. Sederhana artinya menggunakan kata atau kalimat yang biasa digunakan oleh khalayak. tidak ambigu artinya kata atau kalimat yang digunakan tidak mengandung pengertian ganda, karena kata atau kalimat ambigu membuat penyampaian fakta tidak akurat.


Selain diisi dengan materi, mahasiswi UIN diajak untuk belajar langsung dengan Gustav Alua dalam membuat kalimat dari gambar-gambar yang ditampilkan. Disini diajarkan juga tentang membuat kalimat pembuka. Dimana syaratnya harus menarik, tidak basa basi, rigkas, memuat yang terpenting. Dengan fungsiya menyampaikan pesan pennting, menarik dan menahan perhatian. Selain itu, membahas juga tentang nilai berita, seperti:

  • Magnitude: Pengaruh besar terhadap masyarakat.
  • Significance: Seberapa penting berita.
  • Proximity: Kedekatan pembaca terhadap berita.
  • Timeliness: Hangat diperbincangkan public.
  • Prominence: Keterkenalan suatu tokoh.
  • Human Interest: Menyentuh perasaan pembaca.
Setelah mendapatkan berbagai tips yang menarik tentang jurnalistik, mahasiswa dan mahasiswi UIN sangat antusia untuk membuat kalimat yang langsung dikomentari oleh Gustav Aulia. Onne Day Seminar ini memang sangat bermanfaat bukan saja oleh mahasiswa, tapi juga saya sendiri. Yang masih tahap belajar dalam membuat tulisan yang enak di baca. Bukan itu saja, selama ini pengetahuan saya tentang syariah masih sedikit. Dengan adanya acara ini, sedikit demi sedikit saya semakin aham tentang perkembangan ekonomi syariah.

Baca juga: Truck Safari

23 komentar

  1. Ekonomi syariah memang terus bangkit dan berkembang, tentunya ini angin segar untuk perekonomian negara kita

    BalasHapus
  2. Pingin juga saya belajar ekonomi syariah. Tapi di sini belum ada kesempatan mengikuti lagi acara seperti ini.

    BalasHapus
  3. Seminar seperti ini banyak membawa manfaat yaa. Apalgi seminar tentang perekonomian syariah.

    BalasHapus
  4. Saya juga harus banyak belajar membuat artikel yang akurat. Masih harus terus berlatih, hehe.

    BalasHapus
  5. Ada tambahan dewan pengawas syariah nya juga selain bi dan ojk ya ternyata.. jadi ingin punya tabungan syariah juga deh hehehe

    BalasHapus
  6. wah boleh juga nih mbak ilmunya yag syariah. ternyata konsepnya hampir sama kayak konvensional juga. mudah buat dipelajari.

    BalasHapus
  7. AMITRA ini sudah ada di cabang FIF seluruh Indonesia kah mbak? atau baru di jakarta aja?

    BalasHapus
  8. makasih ilmunya mbak, ini menambah wawasan saya :)

    BalasHapus
  9. Alhamdulillah setidaknya umat Islam punya pilihan untuk bertransaksi secara syariah. Meskipun kalau mau jujur nilainya sama besar bahkan lebih besar dari bank konvensional .Yang membedakan hanya akadnya.

    BalasHapus
  10. Kegiatannya keren, lombanya apalagi. Insya Allah menang ya Kak. Amin...

    BalasHapus
  11. Senengnya kini ada pembiayaan syariah yang bisa membuat rejeki makin berkah.
    Seru kegiatannya selain belajar ekonomi syariah juga tahu tentang ilmu kepenulisan :)

    BalasHapus
  12. banyak info penting yang aku catat di sini mba. TFS yaaa

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkunjung. Silahkan memberikan komentar. Mohon maaf link hidup dan spam akan otomatis terhapus.