2 Aspek Jalan Hijau untuk Kurangi Kemancetan dan Polusi Udara


[Lingkungan] Sudah berapa langkah hari ini? Alhamdulillah banget nih tinggal di kampung makin rajin jalan kaki. Sambil menikmati udata pagi yang sejuk dan pemandangan yang asri. Ini tuh bikin pikiran makin fresh. Jalan kaki itu banyak sekali manfaatnya, itu yang sudah saya rasakan, semenjak mengalami kesehatan, jadi makin rajin jalan kaki. Biarpun akhir-akhir ini jalan kaki di Jakarta harus sambil maskeran juga, karena polusi udara yang semakin buruk. Makanya pas ada kampanye Jalan Hijau, menyambut baik banget, kareana ada 2 aspek yang melatarbelakangi kampanye ini, tentunya diharapkan bisa kurangi kemacetan dan polusi udara.

2 Aspek Jalan Hijau

Rabu, 21 Agustus kemarin pas lagi jalan ke Stasiun Juanda. Dan baru tahu loh tentang adanya kampanye Jalan Hijau, yang hari itu memang dilakukan di 4 titik, seperti Depok, Bekasi, Dukuh Atas dan Stasiun Juanda. Kegiatan kampanye ini dilakukan dengan turun ke jalan untuk menyampaikan pesan-pesan aspirasi kepada masyarakat yang telah melakukan kegiatan berjalan kaki dan menggunakan angkutan umum. Kegiatan kampanye ini melibatkan taruna dan taruni dari Sekolah Tinggi Transportasi Darat (STTD) yang berlangsung sejak 19 hingga 22 Agustus 2019. Ada kegiatan seperti penyampaian pesan dalam bentuk poster, pembagian masker, tumbler, kipas dan pin. Dimana sebelumnya, taruna dan taruni juga meminta masyarakat yang berjalan kaki untuk mengisi survei dan feedback serta masukan uang sekiranya perlu dibenahi dalam menunjang aktivitas.

Gerakan kampanye Jalan Hijau ini dilakukan oleh BPTJ yang bertujuan untuk mendorong semaksimal mungkin masyarakat untuk berpindah dari kendaraan (bermotor) pribadi ke angkutan massal dan berjalan kaki. Dengan jalan hijau ini bisa semakin banyak lagi masyarakat yang meninggalkan kendaraan pribadi dan beralih menggunakan angkutan umum dan berjalan kaki. Maka dari itu, akan menjadi semakin ramah lingkungan (hijau), tentunya memberikan banyak sekali dampak positif, baik secara ibdividu maupun bagi masyarakat secara umum. Setidaknya ada 2 aspek yang melatarbelakangi gerakan kampanye Jalan Hijau ini, yakni:
  1. Isu transportasi. Mengingat pada kenyataannya bahwa lalu lintas semakin macet dengan tingginya penggunaan kendaraan pribadi dan masih belum maksimalnya pemanfaatan angkutan massal.
  2. Isu kesehatan/lingkungan. Masih banyak yang suka menggunakaan kendaraan pribadi, sehingga aktivitas berjalan kaki semakin berkurang. 
Memang benar sih, sekarang ini masyarakat jadi suka menggunakan kendaraan bermotor ketimbang berjalan kaki, biarpun jarak tempuhnya sangat pendek. Padahal faktanya kemacetan terjadi akibat tingginya penggunaan kendaraan pribadi, sehingga menyebabkan polusi udara parah yang berdampak serius bagi kesehatan. Dan dari isu kesehatan, kurangnya bergerak dan lebih senang menggunakan kendaraan pribadi seperti sepeda motor berisiko terkena penyakit non infeksi menjadi sangat tinggi di usia muda.

Jadi teringat dengan kondisi di kampung halaman dulu dan sekarang. Ketika saya sekolah dengan jarak tempuh rumah ke sekolah itu kurang lebih 2 KM, kalau PP berarti 4 KM. Tapi, semua anak semangat sekali berangkat pagi dan berjalan kaki bersama. Saya merasakan betul perjalanan yang menyenangkan saat berangkat sekolah dan biarpun saat pulang cuaca panas tidak menyurutkan semangat untuk berjalan kaki. Tapi sekarang yang terjadi adalah, semua anak sekolah sudah difasilitasi orangtuanya dengan sepeda motor.

Manfaat jalan kaki untuk kesehatan

Sedih memang budaya berjalan kaki ke sekolah di kampung halaman sudah tidak ada lagi. Padahal jalan kaki itu sangat baik untuk kesehatan. Semenjak meninggalkan kampung halaman dan merantau bersama suami, jalan kaki masih kami lakukan. Biarpun badan saya termasuk gemuk, tapi badan selalu sehat. Hampir setiap hari setelah suami pulang kerja akan mengajak jalan kaki mengelilingi komplek perumahan. Kalau tidak melakukan ini, badan menjadi sakit. Ingat benar, waktu itu kerjaan lagi padat-padatnya, sampai lupa berolahraga dan jalan kaki, saya yang pernah sesar 2 kali kembali kambuh bagian pinggang dan terus mengalami sesak nafas. Semenjak itu sesibuk apapun saya sempatkan olahraga dan jalan kaki, biarpun itu hanya 30 menit.

Sekarang ini, rata-rata orang Indoneisa sangat minim dalam hal jalan kaki. Rata-rata 3000 langkah/hari, padahal idealnya 10.000 langkah/hari atau minimal 6000 langkah. Sehingga ini menyebabkan risiko terkena penyakit non infeksi yang terus meningkat seperti di tahun 2017 menurut data Kemenkes ada 26,1% menjadi 33,5% dari tahun 2018. Hadirnya gerakan kampanye jalan hijau ini, tentu saja bisa memberikan kesadaran kepada masyarakat untuk berjalan kaki dan menggunakan angkutan massal, supaya bisa mengurangi kemacaetan dan polusi udara. Berjalan kaki juga akan memberikan kesehatan dan kebugaran pada tubuh. Ada beberapa manfaat yang bisa didapatkan, seperti:

Photo by Canva

  • Rutin berjalan kaki selama 10 menit dalam seminggu akan membakar 1000 kalori dalam tubuh.
  • Berjalan kaki akan mampu membuat seseorang mengurangi rasa stres dan membuat fikiran seseorang menjadi jernih. 
  • Jalan kaki merupakan sarana meditasi untuk orang-orang yang gemar dengan kegiatan-kegiatan yang membutuhkan relaksasi.
  • Dalam sebuah setudi pada 1000 pria dan wanit, menemukan bahwa berjalan kaki setidaknya 20 menit perhari selama minimal lima hari seminggu, memiliki kencendrungan sakit 43% lebih rendah.
  • Dalam stdui American Cancer Society menemukan bahwa wanita yang berjalan selama tujuh jam atau lebih dalam seminggu memiliki risiko kanker payudara 14% lebih rendah dari mereka yang berjalan kurang dari 3 jam perminggu.
  • Berjalan kaki mampu melancarkan sistem pencernaan, memperkuat paha dan betis.
  • Menurunkan beran badan dan membuat pernapasan semakin baik.
Banyak sekali manfaat yang akan dirasakan dengan rutin berjalan kaki. Seperti yang saya rasakan dari pencernaan, sedikit demi sedikit berat badan turun, hingga pernapasan yang semakin baik. Jadi tergelitik dengan poster saat gerakan kampanye jalan hijau yang isinya seperti ini "Daripada jalan sama mantan lebih baik jalan kaki". Iya ya, setuju banget, ngapai buang-buang waktu jalan sama mantan, lebih baikkan jalan kaki, biar badan semakin sehat dan bugar. 



Aktifitas berjalan kaki dan menggunakan angkutan umum massal akan mampu memberikan benefit untuk seluruh masyarakat, termasuk didalamnya mengurangi kemacetan dan polusi udara. Iya sih, akhir-akhir polusi udara membuat terasa semakin sesak, bayangkan saja ketika ingin berjalan kaki, demi kesehatan tetap harus menggunakan masker. Tentu semua orang ingin berjalan kaki dengan bebas, dengan udara yang bersih, sehingga badan semakin sehat. Tidak ada alasan lagi untuk tidak bergerak dan teruslah berjalan kaki demi kesehatan. Untuk mengurangi polusi udara, salah satu yang bisa kita semua lakukan adalah dengan menggunakan angkutan umum massal, hingga tidak membakar sampah sembarangan.

Sudahkah teman-teman menggunakan angkutan umum massal dan berjalan kaki hari ini?

6 komentar

  1. Wah bagus banget nih ya Mbak kegiatannya. Selain itu memang juga bisa untuk mengurangi polusi

    BalasHapus
  2. budayakan jalan jalan mak, biar sehat kayak orang orang dinegara maju ya hehehe

    BalasHapus
  3. di kita ke warung sebelah aja musti naik motor yah. Kapan sehatnya dan kapan bebas polusi yah

    BalasHapus
  4. nah kalau jalan maaknya trotoar janagn dipakai dagang ya, sering jalan di abdan jalan karena penuh dengan pkl

    BalasHapus
  5. Itulah sebabnya orang2 jaman dulu lebih kuat dan sehat tubuhnya ya... Karena mereka terbiasa jalan kaki bahkan sampai berkilo2 meter jauhnya.
    Tapi ya mmg dulu udara sejuk dan bersih... Jadinya enak jalan kaki. Nggak kayak sekarang yg penuh dengan polusi hehe

    BalasHapus
  6. kemarin ke Jakarta, pindah-pindah halte busway dan stasiun cukup enak karena jalan pejalan kakinya agak lebar..udah lumayan enak trotoar pejalan kaki di Jakarta menurutku

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkunjung. Silahkan memberikan komentar. Mohon maaf link hidup dan spam akan otomatis terhapus.