Google Family Link Cara Mudah Memantau Aktivitas Anak Menggunakan Smartphone


[Dunia Anak] Tugas sebagai orangtua semakin berat saja, harus makin pinter dan cerdas juga. Selain literasi keuangan, sebagai Ibu saya harus selalu mendampingi anak di era digital. Supaya anak-anak tidak terpapar konten-konten negatif, seperti kekerasan hingga pornografi. Sebagai orangtua saya merasakan betul tantangan dalam hal mendidik anak di era digital. Mau menjauhkan mereka dari gadget, ga mungkin juga, karena setiap hari saja saya bekerja di depan laptop dan memantau pekerjaan di smartphone.

Saya ga bisa hanya bisa melarang, kalau tiap hari saja saya menggunakan smartphone, kecuali kalau sedang bermain dengan anak-anak, baru menyingkirkan semua gadget. Maka dari itu, saya selalu ingin mendampingi anak-anak saat menggunakan gadget. Entah itu saat menonton kartun di Youtube, hingga aktivitas digital lainnya.

Aktivitas anak di era digital


Pernah banget saya sudah setting tontonan anak, entah kenapa masih keluar konten yang ga seharusnya. Pas saya lihat itu berupa animasi, tapi isinya tentang sebuah cerita hamil di usia muda, karena seks bebas. Mereka memang belum paham, tapi tentu saja ada kekhawatiran dari saya sendiri. Sebagai seorang muslim, seks bebas (zina) adalah perbuatan yang di benci Allah SWT. Maka dari itu, saya dan suami memutuskan untuk mulai memberikan pendidikan seks sejak dini, biarpun sebagian orang menganggap hal yang tabu. Tapi bagi saya sendiri sangatlah penting.

Mengapa? Karena itu menjadi salah satu cara untuk bisa melindungi anak dari pelecehan seksual dan pergaulan bebas yang bisa merusak moralitas. Semakin ngeri di era sekarang, ada rasa tidak aman juga kalau membebaskan anak-anak bermain di luar. Dulu, saya paling senang main di sawah, kebun hingga lapangan. Malah teman bermain saya kebanyakan laki-laki, tapi orangtua tenang. Berbeda dengan sekarang, banyak anak-anak yang dibebaskan bermain gadget tanpa pendampingan. Sehingga anak-anak nonton apa saja, dan belum paham mana tontonan yang baik dan buruk.

Masih ingat banget, dulu ada yang share video di Whatsapp Grup, dalam video tersebut ada seorang anak sedang duduk di kursi di area publik sambil nonton menggunakan smartphone, pas di zoom, ternyata tontonan itu sangat tidak layak dilihat oleh anak-anak, entah itu koleksi orangtuanya atau asal pencet. Karena aktivitas anak usia 2 tahun ke atas di era digital masih perlu banget pendampingan orangtua. Mengenalkan gadget kepada anak bisa sedini mungkin, tapi tetap dalam pengawasan orangtuanya.

Penggunaan gadget pada anak memang ada positif dan negatifnya juga. Maka dari itu kita sebagai orangtua tidak bisa membebaskan anak bermain di dunia maya tanpa adanya pendampingan sama sekali. Aktivitas anak di era digital bisa bermacam-macam, dari mulai nonton youtube hingga main game. Karena anak-anak itu masih harus didampingi, alangkah baiknya ketika mereka suka menggunakan gadget diarahkan ke kegiatan yang positif, misal menulis atau membuat desain. Banyak juga loh anak berprestasi di era digital, bahkan ada kompetisinya, seperti yang pernah saya tulis tentang KJSA.


Pendidikan anak di era digital dari orangtua kepada anak-anak pasti beda-beda caranya, adapun yang saya lakukan kepada anak-anak sebagai berikut:
  • Lebih banyak melakukan aktivitas di luar rumah. Selain takut anak mengalami kegemukan karena kurang gerak dan rusak matanya akibat kebanyakan main smartphone, jadi lebih baik biarkan anak bermain di luar. Bisa dengan main sepeda, kelereng, hingga layangan. Sehingga mudah bersosialisasi juga 
  • Hindari memberikan gadget sebagai mainan. Kadang kalau kita tidak ingin diganggu ketika pergi ke luar rumah atau hal lainnya sama anak, biar anteng kasih handphone. Ini yang harus dihindari, lebih baik kita berat bawa mainan kemanapun, daripada membebaskan bawa gadget. Makanya ketika saya ingin ketemu teman dan bawa anak di kafe, biasanya bawa ke tempat yang menyediakan mainan atau ada area bermainnya di tempat yang saya kunjungi.
  • Istirahat setelah bermain gadget. Saat liburan, anak selalu minta nonton Youtube di smartphone, saya membatasinya hanya 20 menit sekali dan langsung menyuruh mereka untuk istirahat.
  • Batasi penggunaan gadget dan arahkan ke hal positif. Biasanya saya membatasi anak-anak menggunakan gadget, setiap hari maksimal 2 jam, tapi ada jedanya. Misal 20 menit sekali, lalu berhenti untuk istirahat dulu. Atau berikan setelah mereka belajar dan mengerjakan PR. Biarpun saya dan anak tinggal berjauhan, biasanya yang membantu mengawasi adalah ibu dan pamannya. Aturan ini harus diikuti, kalau tidak handphone akan saya bawa lagi.
  • Memantau aktivitas anak menggunakan smartphone dengan Google Family Link.

Google Family Link mudahkan saya memantau aktivitas anak saat gunakan smartphone


Berjauhan sama anak itu kadang harap-harap cemas juga, apalagi ketika anak-anak bermain smartphone. Apakah anak-anak diawasi dengan baik atau tidak? Dan Alhamdulillah bisa diawasi dengan baik. Tapi biarpun begitu tetap saya selalu ingin memantau aktivitas anak menggunakan smartphoen, biarpun di samrtphone sudah ada Kids Mode. Tetap pengen juga dari jauh memantau aktivitasnya saat menggunakan smartphone. Berapa jam mereka menggunakannya, hingga download aplikasi apa saja?

Saat saya install ulang handphone anak-anak setelah 7 bulan tidak diperbolehkan menggunakannya, karena alasan kesehatan, saya baru tahu ada aplikasi Family Link dari Google. Beneran saya makasih banget sama Google, ini memudahkan saya dalam memantau aktivitas anak saat gunakan smartphone. 

Sebenarnya apa itu Family Link?

Google Family Link ini adalah sebuah aplikasi dari Google yang bisa memudahkan orangtua dalam memantau aktivitas anak. Ada 2 aplikasi yakni:
  1. Google Family Link untuk Orangtua yang merupakan aplikasi kontrol orangtua yang memungkinkan ayah dan bunda menetapkan aturan dasar penggunan perangkat digital dari jarak jauh menggunakan perangkat yang kita miliki. 
  2. Google Family Link untuk Anak dan Remaja adalah aplikasi pendamping Family Link untuk orangtua.
Jadi untuk kontrol, Ayah dan Bunda bisa download Google Family Link untuk orangtua, dan di smartphone anak-anak menggunakan Google Family Link untuk Anak dan Remaja. Dengan hadirnya Google Family Link ini bisa memudahkan keluarga untuk membiasakan diri dengan kehidupan era digital yang lebih sehat. Mau itu usia anak masih kecil atau sudah remaja, orangtua bisa menetapkan aturan dasar penggunaan perangkat digital untuk bisa membantu memandu anak-anak dalam bermain, belajar, dan menjelajah secara online. Selain itu orangtua bisa setel batas waktu pemakaian perangkat di siang atau malam, izinkan atau blokir aplikasi, dan menemukan lokasi perangkat anak.

Dengan Family Link ini saya bisa membuat akun Google untuk anak yang usianya masih di bawah 13 tahun. Biarpun email untuk anak dengan kontrol orangtua, tetap bisa menggunakan layanan dari Google seperti yang orangtua miliki di smartphonenya. Dengan adanya aplikasi Family Link ini, saya bisa melakukan kontrol, mulai dari:

Ilustrasi (Photo by Canva)
1. Memandu anak-anak untuk mendapatkan konten yang baik

Dengan aplikasi Hoogle Family Link, sebagai orangtua saya bisa memandu anak-anak mendapatkan konten yang baik dengan cara lihat aplikasi mereka, kelola aplikasi mereka dan penuhi keingintahuan anak-anak.

Dengan ini, saya bisa menyetujui atau bahkan memblokir mana saja aplikasi yang ingin didownload anak dari Play Store. Pertama kali saya jauhan sama anak, udah kepikiran, pas handphone diisi kuota dan bermain sama temannya, pasti akan download aplikasi. Ternyata benar, setiap hari banyak aplikasi masuk ke handphone saya untuk minta persetujuan, karena aplikasinya yang didownload tidak bermanfaat buat mereka, maka saya langsung blokir. 

Saat itu, anak nangis dan merasa handphonenya sudah jelek, karena tidak bisa download apa-apa 😂😂. Saya sama ayahnya hanya ketawa-ketawa. Jadi mau gamau mereka mengikuti games dan aplikasi mana saja yang diperbolehkan. Termasuk aplikasi Youtube yang diperbolehkan hanya Youtube Kids.

Dengan aplikasi Family Link ini saya bisa mendapatkan juga laporan aktivitas anak dari berapa lama waktu yang anak-anak habiskan di aplikasi favorit ereka. Mulai dari laporan harian, mingguan maupun bulanan.

2. Melakukan pemantauan untuk waktu pemaian perangkat oleh anak-anak

Biarpun berjauhan nih, saya bisa melakukan pembatasan waktu juga saat anak menggunakan smartphonenya. Batas harian pemakaian smartphone hanya 2 jam saja, dan waktu malam dibatasi juga, dikunci dari jam 21:00 dan dibuka jam 12:00 atau setelah mereka pulang sekolah. 

Disini anak-anak sempat marah juga saat saya tempon, sempat minta ganti karena handphonenya ga berfungsi. Ayahnya cuma ketawa-ketawa juga. Akhirnya anak-anak memilih untuk bermain yang lainnya di luar, seperti sepeda, main masak-masakan, hingga bermain bersama teman-temannya.

3. Bisa melihat lokasi perangkat anak-anak

Nah ini nih yang membuat saya tenang. Kan anak-anak itu sering banget main ke rumah temannya sambil membawa smartphone. Jadi dengan ini saya tinggal kasih tahu neneknya atau pamannya dimana mereka berada. Sangat membantu sekali. 

Buat ayah dan bunda yang punya anak remaja, bisa juga memantau mereka ada dimana saja, apakah pulang sekolah langsung jalan ke rumah, atau mungkin sedang bermain dengan temannya.

Terus, bagaimana ya cara menggunakan aplikasi Family Link?

Mudah sekali kok, yang penting smartphone yang kita miliki sudah download aplikasi Google Family Link untuk orangtua dan menggunakan akun email Gmail. Itu yang dipersiapkan terlebih dahulu. Biar memudahkan, saya rinci sebagai berikut untuk menggunakannya.

  • Sesudah mendownload aplikasi Google Family Link untuk Orangtua, masuk dengan akun gmail yang dimiliki. Ingat ya, orangtua email yang dipakai harus email Gmail dan aktif. Nantinya email yang digunakan orangtua bisa ditetapkan sebagai family manager atau pengelola keluarga.
  • Setelah itu ikut step by step dan akan ada kode pemasangan, jadi pastikan dulu ya, smartphone anak juga ada untuk dilakukan pemasangan.
  • Waktu itu sebelum ke tahap family link anak dan remaja, saya buat dulu email untuk anak, disitu ada data anak dan email orangtua sebagai kontrol.
  • Setelah selesai, nanti ada kode pemasangan untuk dimasukkan ke aplikasi Google Family Link anak dan remaja.
  • Setelah step by step diikuti, perangkat anak akan muncul di aplikasi Family Link untuk orangtua. Mulai deh mengatur batas waktu penggunaan, hingga pemantau anak-anak.
Karena usia anak-anak masih di bawah 13 tahun, saya merasa penting melakukan pemantauan aktivitas anak saat menggunakan smartphone. Bukan mengekang keinginan anak, tapi di usia anak-anak yang tetap ingin main smartphone masih butuh sekali pendampingan, sehingga anak bisa terhindar dari konten-konten buruk. 

Terus bagaimana kalau teman-teman anak masih dikasih kebebasan sama orangtuanya, sehingga anak-anak bisa melihat yang tidak seharusnya mereka lihat? Saya sempat membicarakan ini sama orantua dari teman anak-anak, supaya melakukan pendampingan ketika mereka menggunakan gadget. Karena semuanya juga demi kebaikan. Jangan sampai anak terpapar konten buruk yang bisa menghancurkan masa depan.

Masa depan generasi bangsa masih panjang. Saya mulai dari anak sendiri, semoga diikuti oleh yang lainnya, untuk tidak berhenti mendampingi anak di era digital. Karena generasi bangsa harus diselematkan dan dihindarkan dari konten-konten buruk. Dan berikan konten-konten yang baik dan sehat, sehingga anak-anak bisa menjadi generasi yang cerdas, berprestasi dan membanggakan. Google Family Link ini adalah salah satu cara mudah dalam memantau aktivitas anak menggunakan smartphone. Cara lainnya adalah:
  • Tetap lakukan pengawasan pada anak saat mereka sedang bermain di luar dan pendampingan  saat mereka menggunakan gadget.
  • Orangtua bisa memberikan contoh yang baik pada anak. Misal, saat kita ingin anak berhenti menggunakan gadget, orangtua jangan pegang gadget juga saat bermain sama anak.
  • Komunikasi yang baik.
  • Ajak bermain supaya anak tidak terus menerus meminta smartphone.
Nah, kalau ayah dan bunda punya cara apa saja untuk memantau aktivitas anak menggunakan smartphonei?






Sumber informasi tentang Google Family Link:
  • https://families.google.com/intl/id/familylink/
  • Dokumen dan cerita pribadi

6 komentar

  1. sama mbak. Saya juga pernah tuh setting tontonan khusus anak buat adek saya. Tapi tetap aja, videonya kartun, tapi isi kontennya itu yang bukan sesuai anak-anak. Geregetan banget. saya baru tau nih ada namanya google family link. Ntar boleh nih dicoba. Thank you for sharing

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nahkan, biarpun sudah disetting tetep aja ada konten ga sesuai. Iya mba, aku tahu aplikasi ini baru pas instal ulang punya anak

      Hapus
  2. Sayang banget baru tau aplikasi ini :( Anak2 saya dah terlanjur asik dgn hapenya dan gak bisa diganggu.
    Nice info mba.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bisa disetting saat anak tidur pa. Jadi bisa lebih terkontrol penggunaannya.

      Hapus
  3. Andai semua orang tua bisa sama-sama se-care ini, anak-anak bisa lbh mudah dikontrol. Karena gimana2 faktor lingkungan juga berpengaruh besar. Kadang di rumah disiplin, di sekolah bisa minjem handphone temennya.

    Harusnya sekolah juga bisa mengakomodir aktivitas anak-anak biar ga banyak main gadget, entah dengan banyaknya kegiatan ekstrakurikuler atau kegiatan2 menarik lainnya yg minim exposure gadget.

    BalasHapus
  4. Aku barutau. Tapi hp anakku memorynya kecil, kalo didonlot gugel family ini, dia ga bs donlot apa2

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkunjung. Silahkan memberikan komentar. Mohon maaf link hidup dan spam akan otomatis terhapus.