Mengatur Uang Belanja Selama di Jakarta dan Madiun

uang-belanja

[Keuangan] Kalau harga pokok sedang naik, pasti berdampak sama pengeluaran uang belanja, yang mau tidak mau budgetnya akan bertambah. Pening ga? Pening ga? Pasti pening lah. Namanya Ibu rumah tangga, kalau lihat harga pokok naik harus muter otak, apalagi di masa pandemi seperti sekarang. Dan yang paling penting tuh, uang yang dimiliki bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari. Solusinya ya harus mengatur uang belanja sebaik mungkin.

Uang belanja harian selama di Jakarta dan Madiun

Semenjak rumah tangga tuh, saya termasuk yang mengurus sendiri pengeluaran rumah tangga. Sempat kaget sih, karena suami menyerahkan semua gajinya. harus apa nih? Duuh, bisa tidak ya ngatur uang. Asli deh pening rasanya. Pegang uang banyak tuh suka takut gimana gitu. Tapi, ya lama kelamaan paham juga. Apalagi saat mengurus uang belanja. Ada poin penting nih saat mengatur uang belanja, seperti:

uang-belanja
Ilustrasi hemat uang belanja (photo by Canva)
  • Mengetahui kebutuhan dan keinginan.
  • Membuat jadwal menu harian.
  • Kebutuhan bulanan beli secara bulanan, seperti beras dan bumbu masak.
  • Belanja bahan masakan per 3 hari atau 1 minggu.
  • Catat semua pengeluaran belanja.
Waktu belum punya anak, ya aku sama suami makan seadanya saja. Paling bikin 2 menu saja, atau bahkan dadar telur sudah cukup. Yang penting makan. Apalagi aku sama suami kerja juga. Nah berbeda, ketika anak sudah lahir, yang dipikirkan adalah asupan nutrisinya. 

Dalam satu keluarga saya ada 4 orang, 2 dewasa dan 2 anak. Biasanya kami selaku orangtua mengikuti keinginan anak saja, mau menu apa saja, kami catat. Tapi, memang butuh banyak ide menu masakan, supaya anak juga tidak terlalu bosan. 

Tantangan pengeluaran yang saya rasakan selama 12 tahun berumah tangga tuh, ya waktu ngatur uang belanja di Jakarta, maklumlah harga serba mahal juga. Berbeda dengan setahun ini pindah ke Madiun. Kadang sampai kaget sampai bisa nabung lumayan banyak juga setiap bulan. Nah, kali ini saya akan bahas uang belanja harian selama di Jakarta dan Madiun.

Uang belanja di Jakarta

uang-belanja

Dalam mengatur uang belanja selama tinggal di Jakarta, biasanya berbeda-beda nih. Kadang bisa harian, 3 harian atau bahkan mingguan. Paling sering sih memilih belanja harian. Dengan anggota keluarga sebanyak 4 orang, biasanya saya bisa memasak 2-3 menu harian plus buah-buahan. Kalau pas masih berdua uang 100.000 itu bisa sampai 4-5 harian. Apalagi beli ayam sekilo itu bisa kuat berhari-hari. Maklumlah kerja juga, jadi makan di rumah pas sarapan dan malam saja.

Nah berbeda setelah menikah, perhitungan uang belanja di Jakarta sebagai berikut:

100.000/hari x 30 hari = 3.000.000
(Jumlah tersebut belum termasuk beli minyak, dan beras juga ya)

Dengan uang belanja harian 100.000/hari itu terkadang bisa sisa atau harus nambah, tergantung dengan harga-harga di pasar. Kalau uang belanja ada sisa biasanya langsung saya tabung di celengan. Lumayankan receh juga, lama-lama jadi banyak. Sebenarnya belanja 100.000 itu sudah bisa dapat banyak, seperti:
  • Ayam 1 ekor: 35.000
  • Ikan 1 Kilo: 30.000
  • Tempe atau tahu: 5.000
  • Bumbu: 10.000
  • Sayur (sop-sopan atau kangkung): 5.000
  • Buah (bisa pepaya atau pisang): 15.000
Harga di atas bisa berubah sewaktu-waktu loh, ngikutin harga pasaran. Dari belanjaan di atas itu, biasanya esok harinya masih sisa, jadi bisa dimasak buat sarapan. Tapi tetap rutin belanja juga setiap hari. Kalau harga sedang melambung tinggi, uang belanja juga meningkat, biasanya saya ambil dari tabungan. Biarpun ga banyak, ya nyesek juga kalau nabung jadi sedikit. 

Saat di Jakarta aku dan suami sempat tinggal ber 2 lagi, karena anak memilih sekolah di Kampung. Tapi ternyata pengeluaran tambah bengkak, bisa mencapai 6-7 juta setiap bulan, karena 2 dapur. Mana buah kebutuhan harian kami di Jakarta, dan mana buat kebutuhan harian di kampung. Bahkan di tahun 2019 hingga 2020, dapur rumah tangga kami ada 3. Saya yang di Jakarta, suami di Madiun, dan anak di Garut. Dan pengeluaran makin membengkak, hingga 9-10 jutaan setiap bulan. Dompet makin tipis banget deh 😂😂. 

Pengeluaran hingga 10 juta buat saya sendiri yang gajinya ga besar, tentu saja sangat menyiksa. Dan beneran harus muter otak, supaya bisa mengatur uang belanja dan uang rumah tangga sebaik mungkin. Supaya semua tetap terpenuhi, dan bisa tetap menabung juga.

Untungnya selama sendiri di Jakarta itu, saya sering sarapan hingga makan siang di toko, jadi dompet aman tuh, lagian disuruh Ibu toko juga. Jadi cuma beli makan buat malam saja, maksimal 30.000, eh tapi kadang dibawain makan malam juga. Biar tiap bulan gaji ga habis terus. Sampai akhirnya Covid 19 menyerang, pengeluaran makin nyesek, pemasukan semakin miris. Soalnya memikirkan kebutuhan nutrisi anak juga yang ga boleh keluar rumah. Jadi saya banyak belanja online untuk anak. Yang bikin hemat selama di rumah saja, ga ada biaya transportasi saja.

Uang belanja di Madiun

Terus gimana setelah pindah ke Madiun?

uang-belanja

Berbading terbalik dengan pengeluaran di Jakarta, bahkan uang belanja bisa dihemat hingga 50%. Padahal di rumah sudah dalam kondisi normal, ada anak dan suami. Sehingga bisa memperbaiki tabungan sedikit demi sedikit. Keuangan keluarga kembali normal, apalagi setelah semua cicilan lunas. Bahkan saya sudah tulis tentang hidup tenang tanpa cicilan hutang.

Setelah di Madiun, dan hidup sekeluarga yang berjumlah 4 orang, manu yang saya masak juga tetap sama seperti dulu 2-3 menu plus buah-buahan. Adapun perhitungan uang belanja di Madiun sebagai berikut:

50.000/hari x 30 hari = 1.500.000
(jumlah ini belum termasuk beli minyak, beras ya)

Dengan 50.000 sudah dapat beberapa belanjaan:
  • Ayam 1kg: 28.000 (ini kalau lagi naik paling naik 2000-3000 saja)
  • Kangkung 1 ikat: 1000
  • Cabe kring 1 plastik kecil (isi 10 biji): 1000
  • Bawang merah 1/4 kg: 4000
  • Pisang 1 sisir: 12.000
  • Tempe ukuran panjang: 2000
  • Jajan kue kukus 1 plastik: 2000

Kalau beli ikan gurame atau ikan nila justru lebih murah disini. Jadi kadang setiap hari tuh menu bisa ganti-ganti setiap hari. Kadang ayam atau bahkan ikan. Beli bumbu bisa kepakai 2-3 harian saja. Kadang kalau belanja sudah 3 menu bisa kurang dari 50.000 juga. Dan itu kangkung 1 ikat banyak bener haha.

Disini memang lebih murah sih dari sisi makanan. Bahkan makan di luar saja, dengan nasi padang atau sate murah meriah banget. Ga sampai habis 100.000 dengan 4 orang. Baso saja masih nemu yang harga 5000. Jadi pengeluaran belanja dan jajan anak-anak serta beli cemilan hanya mengeluarkan dana kurang lebih 2.000.000 setiap bulannya. Berbeda seperti di Jakarta, uang belanja harian dan jajan bisa makin banyak. 

Setelah beberapa bulan disini, ternyata harga bahan makanan atau bahkan jajanan jauh lebih murah meriah ketimbang di kampung halaman saya sendiri. Jadi kalau urusan perut disini ga terlalu ribet. semuanya aman terkendali. 

Yang paling kocak saat teman dan atasan di toko pada mampir ke rumah sini. Terus ngajak makan di resto, pesan banyak banget makanan dari 2 ekor ikan gurame bakar ukuran besar, tumis kangkung, udang bakar 3 porsi, nasi untuk 7 orang, minuman juice untuk 7 orang, air mineral 7, tempe tahu, sop iga dan cumi asam manis 2 porsi. Mereka pikir bakal ngeluarin uang 800 ribu, nyatanya pas dapat bon cuma ngeluarin 450.000. Pada diem dong hahaha. 

17 komentar

  1. sama teh, aku juga gitu
    atur semua uang suami
    tentu lebih hemat saat di madiun ya mbak

    BalasHapus
  2. Apa aku harus pindah ke Madiun ceu? Hehehe. Hemat nya nyampe 50% asik banget itu. Bisa dialokasikan ke hal-hal yang lain itu 50% nya lagi, bahkan bisa ditabung ;) hehe.

    BalasHapus
  3. Kesimpulannya belanja rutin di Jakarta itu jauh lebih tinggi dari belanja di Madiun. Jelas living cost Jakarta itu selain makan, transportasi juga mahal. Jadi cost living Jakarta itu harus dikompensasikan dengan gaji yang tinggi (ha..ha...).Just kidding. Tks untuk sharing.

    BalasHapus
  4. Ekspresi yg sama waktu aku beli makanan di semarang 😂 pas pulkam ke kalimantan jadi pelit kalo hangout sama temen temen 😂

    BalasHapus
  5. Dulu pernah mampir ke Madiun mba karena om nikah ama orang Caruban (tetanggaan ama Madiun) hhehe. Makanannya enak enak dan sepakat kalau harganya emang terjangkau ya mba

    BalasHapus
  6. Lumayan juga perbedaan harga di Jakarta dengan Madiun.

    Untuk Madiun kayaknya sama dengan di Sukabumi. Uang 50ribu bisa cukup untuk masak seharian 3-4 orang.

    BalasHapus
  7. Ngakak banget pas sesi makan makan di resto, kirain mahal taunya harganya enak banget di kantong.

    Baper banget lihat harga kangkung seikat seribu. Ya Allah, di Bogor mah ga dapat ini mah. Bisa rajin bikin pelecing kangkung kalo begini ceritanya.

    BalasHapus
  8. Wah, alhamdulillah yaa jauh banget sama pengeluaran di ibu kotaa, dihemat2 juga tetep ya kebutuhan hidupnya emang tinggi di kota2 besar.
    Iya kalo di MAdiun masih terjangkau, adek ipar sampe pindah ke Madiun gegara kebutuhan hidup di sana masih minim kemtimbang di Bandung. Jadi cuss kalo ku ke Madiun kita mkaan bayak guramee eehh

    BalasHapus
  9. memang berasa banget bedanya ya mbak.. rumah di pinggiran Jakarta aja kalau main ke Jakarta suka kaget dengan harganya bisa dua kali lipatnya

    BalasHapus
  10. Pertama pindah dari Purwokerto ke Jakarta aku pun kaget teh, harganya beda jauh bgt..
    Sedihnya kualitas nya pun beda ya, semua pasti ada plus minusnya mau tinggal di kota atau di daerah

    BalasHapus
  11. Alhamdulillah di Madiun jauh lebih murah dan bisa ngumpul semuanya ya. Memang belanjanya jadi semakin irit karena disana lebih murah. Coba cek harga ayam kampunng deh, bisa lebih murah lagi. Karena kalau jajan di madiun juga suka kaget karena murah dibanding jakarta

    BalasHapus
  12. Teh Lis, kalau dikaji lagi hubungan uang belanja di Jakarta terhadap UMR. Jadinya bakal kasihan juga ya, buat para pendatang yang butuh kosan dan biaya transportasi dengan gaji UMR. Tapi kalau gajinya Jakarta terus belanjanya di daerah, kayaknya saving nya lumayan.

    BalasHapus
  13. Kerasa banget ya teh perbedaannnya. Aku pun lg mengoptimalkan lg nih pencatatan keuangannya. Malah lebih enak rasanya kalah yg kelola uang semua diri sendiri, kalau sama suami dia sendiri suka lupa laporan dan uangnya kbnykn buat ngopi. Huhu

    BalasHapus
  14. Biaya hidup di Jakarta memang lebih besar ya ketimbang kota lain, termasuk Madiun. Aku yang pernah merasakan hidup di kota kecil juga sangat merasakan ini. Tapi tetep tergiur dengan ritme kerja di Jakarta :D

    BalasHapus
  15. bener banget ya mba, mau di mana saja yang penting perencanaan keuangan udah diatur dengan baik biar tetap bisa memenuhi semuanya. SYukur2 kalau gajinya jakartanya biaya hidup madiun bisa banyak buat savingnya. Oiya soal belanja bulanan itu kerasa banget ya bedanya, karena akan menjadi lebih mudah dalam mengaturnya kalau dibiasain buat belanja bulanan.

    BalasHapus
  16. emang bener sih, ke jakarta kudu pandai mengatur uang huhu.. bakal kerasa banget ya, kalau baru datanmg dari daerah terus ke jakarta, hehe

    BalasHapus
  17. Tinggal jauh dr Ibu kota memang sedikit lebih hemat ya ceu asal bisa ngatur keuangan dg bijak. Pengeluaran jd lebih sedikit tp kadang godaannya jg besar. hehe

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkunjung. Silahkan memberikan komentar. Mohon maaf link hidup dan spam akan otomatis terhapus.